Find Us On Social Media :

Berjuang Sampai Akhir Masa Jabatan, Risma Klaim Berhasil Turunkan Kasus Corona di Surabaya, Bantuan dari BIN Jadi Rahasiannya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali melakukan kunjungan dan memantau sejumlah rumah sakit (RS) di Kota Pahlawan dalam penanganan Covid-19.

Gridhot.ID - Surabaya sempat menjadi sorotan karena harus mendapat perhatian khusus masalah corona.

Kini perjuangan sang Wali Kota habis-habisan tak sia-sia.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebut bahwa tren kasus virus korona atau Covid-19 di Surabaya kini sudah mengalami penurunan.

Baca Juga: Rumahnya Diserbu John Kei Hingga Jatuh Korban Jiwa, Nus Kei Ternyata Bukan Orang Biasa, Berhati Dermawan Tertangkap Kamera Pernah Jenguk Sang Keponakan

Penurunan kasus di Surabaya disebut Risma tak lepas dari bantuan dari BNPB dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Penurunan kasus disampaikan Risma lantaran dilakukannya rapid rest secara masal di beberapa tempat.

"Dari hasil rapid test beberapa tempat tren memang turun kemudian BIN meninggalkan Surabaya karena ada tren menurun. Dan meskipun sudah ditinggalkan BIN kami tetap lakukan rapid test masal di beberapa tempat, mudah-mudahan tren bisa terus turun, tapi kita akan tetap melakukan rapid test masal," jelas Risma saat teleconference bersama BNPB pada Selasa (23/6).

Baca Juga: Cium Gelagat Tak Biasa, Pak RT Beri Kesaksian Kode-kode Rahasia di Rumah John Kei Sebelum Digerebek Polisi, Cuma Ini yang Ditakutkan Tetangga

Rapid test secara masal dilakukan beberapa tempat di Surabaya.

Selain itu adapula tindakan tegas kepada masyarakat untuk taat protokol kesehatan terus dilakukan di pusat-pusat keramaian.

Di antaranya kampung, pasar, pusat perbelanjaan, tempat ibadah, kawasan perdagangan, transportasi.

Baca Juga: Terlanjur Dibatalkan Indonesia, Ibadah Haji Tahun 2020 Ternyata Tetap Bakal Digelar Arab Saudi, Begini Syarat Utamanya dari Kerajaan

Setiap malam juga disebut Risma selalu ada patroli petugas untuk mengawasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan seperti penggunaan masker.

Risma mengungkap bahwa kini strategi rapid test pencegahan penyebaran dilakukan di tiap komunitas. Ia memberikan contoh misalnya komunitas guru, lalu di kawasan sekitar rumah sakit seperti pedagang, restoran, dan lainnya.

Kemudian pekerja SPG, pegawai hotel juga tak lepas dari rapid test masal yang dilakukan pemerintah kota Surabaya.

Baca Juga: Niat Hati Amankan Wilayah Karantina ODP, Seorang Serda Anggota Babinsa Kena Tusuk Oknum TNI AL di Area Hotel Hingga Tewas, Pelaku Langsung Diciduk Tak Berdaya di Markasnya Sendiri

"Kemudian SPG, petugas hotel itu kita rapid masal dan di pasar juga, semua bukan warga Surabaya. Supaya kita tahu tracing dimana saja dengan rapid test masal dengan tindak lanjut hasil positif yang kita lakukan. Begitu ada positif satu kita kunci lingkungannya," imbuhnya.

Perkembangan rumah sakit lapangan di Surabaya juga disampaikan Risma kini ada 55 tempat tidur terisi dari rumah sakit lapangan khusus wanita dan jumlah yang sama untuk rumah sakit lapangan khusus pria.

Kapasitas rumah sakit lapangan di Surabaya sendiri terdapat 120 tempat tidur pasien.

Baca Juga: Gantungkan Senjata di Belakang Badan, Kontingen Garuda Tetap Kalem Meski Tentara Lebanon Sudah Acungkan Granat Anti Tank ke Arah Israel, Potret Prajurit yang Pilih Negosiasi Kini Dibongkar TNI

"Sebenarnya RS lapangan disiapkan buat dipakai bukan warga Surabaya, kalau warga Surabaya kita biayai pakai APBD, ada RS rujukannya," tuturnya.

Selain itu disiapkan juga 200 tempat tidur jika terjadi kejadian penambahan. Namun Risma sangat berharap agar tak ada kejadian penambahan signifikan di daerahnya.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Dapat bantuan dari BNPB dan BIN, Risma klaim kasus corona di Surabaya menurun.

(*)