Find Us On Social Media :

Suami Mana yang Tak Murka, Kim Jong Un Sampai Nekat Ratakan Perbatasan Korea Selatan, Sang Diktator Korut Marah Besar Istrinya Disebut Kotor dan Hina

Tangkap layar Kim Jong Un dan istrinya, Ri Sol Ju

Gridhot.ID - Hubungan antara Korea Utara dengan korea Selatan makin memanas.

Kondisi ini berawal ketika Korea Utara menutus hubungan komunikasi dengan Korea Selatan yang disinyalir memelihara pembelot.

Selain itu, penghinaan terhadap Ri Sol Ju, istri pemimpin Korut Kim Jong Un telah menyebabkan hubungan dua negara di Semenanjung Korea.

Baca Juga: Lepas Baju dan Mengundurkan Diri di Hadapan Demonstran, Rektor Uniba Solo Kecewa dengan Yayasan, BEM dan Organisasi Mahasiswa Tidak Ada Pelantikan

Korea Utara (Korut) dengan Korea Selatan (Korsel).

Kemarahan besar Korea Utara (Korut) itu atas selebaran anti-Pyongyang diluncurkan dari Selatan.

Di antaranya menggambarkan istri pemimpin Kim Jong Un itu merupakan orang "kotor, dan hina", kata utusan Rusia di negara tertutup itu, Selasa (30/6/2020).

Baca Juga: Konon Harus Diberi Setetes Darah Tiap Hari, Jenglot Disebut-sebut Akan Bawa Petaka Bagi Pemiliknya Jika Tak Dituruti, Ini Deretan Mitos Benda yang Dibawa Pelaku Pembakaran Mobil Via Vallen

Dalam beberapa minggu terakhir, Pyongyang telah mengeluarkan serangkaian kecaman pedas atas selebaran anti-Utara.

Selebaran dikirim para pembelot yang berbasis di Selatan melintasi perbatasan militer.

Dilansir AFP, Selasa (30/6/2020), biasanya selebaran pada balon atau dalam botol mengapung di laut.

Kampanye telah lama menjadi titik pertikaian antara kedua Korea.

Tetapi kali ini, Pyongyang meningkatkan tekanan, meledakkan kantor penghubung dan mengancam langkah-langkah militer.

Baca Juga: Konon Harus Diberi Setetes Darah Tiap Hari, Jenglot Disebut-sebut Akan Bawa Petaka Bagi Pemiliknya Jika Tak Dituruti, Ini Deretan Mitos Benda yang Dibawa Pelaku Pembakaran Mobil Via Vallen

Salah satunya, pada 31 Mei 2020, memasukkan citra provokatif Ibu Negara Utara Ri Sol Ju, yang memicu kemarahan besar Pyongyang.

Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Korea Utara, Alexander Matsegora.

Rusia adalah sekutu utama Utara yang terisolasi dan Matsegora merupakan salah satu duta besar terlama di Pyongyang.

Baca Juga: Premium dan Pertalite Tak Akan Dijual Lagi, Pertamina Lakukan 3 Cara Ini untuk Hapus BBM Murah Meriah, Pelan Tapi Pasti

"Selebaran itu berisi propaganda kotor dan menghina, yang ditujukan khusus untuk istri pemimpin Korut ," kata Matsegora kepada kantor berita TASS Rusia, Selasa(30/6/2020).

"Foto yang diperlihatkan dengan cara tingkat rendah", tambahnya.

Dia mengatakan selebaran itu telah memicu kemarahan Korea Utara.

Hubungan antar-Korea telah membeku setelah gagalnya KTT antara Kim dan Presiden AS Donald Trump awal tahun lalu.

Saat itu, Korut bersedia melucuti senjata nuklir dengan imbalan pencabutan sanksi AS.

Baca Juga: Terlunta-lunta Usai Krisdayanti Berpaling ke Raul Lemos, Aurel Hermansyah Pernah Sakit Hati Hingga Ogah ke Sekolah Gegara Penampilannya Dihina: Aku Dikatain Jelek!

Pyongyang mengubah kemarahannya terhadap Seoul daripada Washington.

Padahal ada tiga pertemuan puncak antara pemimpin Korut dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Moon menjadi perantara pertemuan Trump-Kim pertama di Singapura.

Baca Juga: Kebingungan Bayar Cicilan Rp 20 Juta per Bulan, Artis FTV Ini Rela Banting Tulang Jadi Bakul Ikan Bandeng: Aku Nggak Malu, yang Penting Halal

Negara miskin itu dikenai beberapa sanksi Dewan Keamanan PBB atas program senjata nuklir .

Diplomat Rusia itu juga menepis spekulasi bahwa adik perempuan Kim sedang dilatih sebagai pemimpin Korea Utara berikutnya.

Sejak awal Juni, Kim Yo Jong, penasihat utama kakaknya, telah menjadi wajah sikap Pyongyang yang sangat agresif terhadap Korea Selatan.

Korea Utara meledakkan kantor penghubung beberapa hari setelah dia memperingatkan akan segera terlihat "benar-benar runtuh".

Kemudian dia menyebut Moon menjijikkan dan tampaknya gila.

Baca Juga: Ngebet Lepas Status Duda, Dory Harsa Gencar Minta Kejelasan Statusnya dengan Nella Kharisma, Sang Biduan Beri Jawaban Telak: Ya Jelas Enggak!

Terlepas dari pengalaman politik dan kebijakan luar negeri yang serius, Matsegora mengatakan Kim Yo Jong masih muda.

"Sama sekali tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa dia sedang dilatih untuk mengambil kemudi," kata Matsegora.

"Tidak ada yang berani menyebut diri mereka nomor dua di negara ini," tambahnya.

Baca Juga: Salmafina Terlanjur Jadi Janda, Sunan Kalijaga Baru Tahu Atta Halilintar Sejak Lama Cium Gelagat Tak Biasa Taqy Malik: Kenapa Nggak Ngomong Sama Gue Ta?

"Aku pikir jika kamu bertanya pada kawan Kim Yo Jong apakah dia nomor dua, dia akan menjawab dengan tidak," ujar Dubes Rusia itu.

Sementara itu, Polisi Korea Selatan, Selasa (30/6/2020) mengatakan telah memanggil dua aktivis anti-Pyongyang.

Keduanya dituduh meningkatkan ketegangan dengan Korea Utara, seusai mengirim balon propaganda atau botol plastik berisi beras melintasi perbatasan.

Park Sang-hak, seorang pengungsi Korea Utara yang telah mengapung selebaran anti-Pyongyang dengan balon melintasi perbatasan.

Bersama saudara lelakinya, Park Jung-oh, yang telah mengapungkan botol plastik berisi beras melintasi batas laut.

Keduanya sedang diinterogasi di Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, karena seorang petugas.

Baca Juga: Habis Jadi Sorotan Jokowi, Terawan Baru Akan Kirim Tim Medis ke Jawa Timur, Ketua Gugus Tugas: Dokter Sudah Dihimpun oleh Bapak Menteri

Petugas tersebut berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang untuk memberikan informasi kepada media.

Polisi menggerebek kantor saudaraPark minggu lalu.

Polisi menyita selebaran, buku rekening, data ponsel, file komputer dan bahan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan mereka.

Petugas mengatakan penyelidikan lebih lanjut diperlukan sebelum menentukan didakwa dengan kejahatan.

Baca Juga: Keponakannya Siap Rebut Kursi Eksekutif di Tangsel, Prabowo Subianto Sambut Baik, Ketua Umum Gerindra Beri Rahayu Sarawati Wejangan

Korea Utara mengangkat kampanye propaganda Park Sang-hak selama bertahun-tahun.

Kegagalan Korea Selatan mencegahnya awal bulan ini telah menyebabkan kantor penghubung kosong di wilayah Utara diledakkn.

Ketegangan mereda pekan lalu ketika Korea Utara mengumumkan menunda membatalkan kesepakatan rekonsiliasi.

Beberapa ahli mengatakan Korea Utara sengaja meningkatkan ketegangan sebagai bagian dari strategi untuk mendapat perhatian dunia

Negaraitu sedang menghadapi masalah ekonomi yang semakin memburuk yang disebabkan oleh sanksi AS dan pandemi virus Corona.(*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Hina Istri Kim Jong Un, Penyebab Korut Marah Besar dengan Korea Selatan"