Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap seorang perempuan terduga teroris.
Densus 88 menangkap seorang perempuan berinisial IS di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (5/7/2020).
Mengutip Antara, Densus 88 Antiteror mengamankan IS di sebuah rumah di kampung Purwosari Perbalan, Semarang Utara.
Salah seorang warga berinisial ER di Semarang, Minggu, membenarkan, penangkapan oleh polisi tidak berseragam tersebut terhadap salah seorang warga berinisial IS itu.
Menurut dia, IS pernah membuka praktik pengobatan alternatif di rumahnya itu.
"Tapi sekarang lebih banyak panggilan pengobatan ke luar kota," katanya.
Ia mengatakan warga tidak banyak mengetahui aktivitas yang dilakukan IS di rumahnya.
Saat penangkapan, lanjut dia, juga tidak banyak warga yang tahu karena tidak terlihat keramaian.
Beberapa petugas dalam penangkapan tersebut merupakan polisi wanita, katanya.
Dilansir Gridhot dari Tribun Jateng, ketua RT setempat, Agus Supriyono membenarkan kejadian penangkapan tersebut.
"Betul ada penangkapan oleh Densus, tepatnya Rabu (24/6/2020) sekira pukul 07.00 WIB," jelasnya saat ditemui Tribunjateng.com di rumahnya, Minggu (5/7/2020).
Agus menjelaskan, tidak mengetahui pasti proses penangkapan tersebut.
Pasalnya ketika penangkapan dilakukan dia sedang bekerja.
"Tetapi memang beberapa hari sebelumnya saya diajak komunikasi oleh Densus."
"Begitu pun pada detik-detik penangkapan ada anggota Densus yang menelepon saya," jelasnya.
Agus menyebut tidak hanya menangkap IS, Densus juga menyita beberapa barang bukti di rumah tersebut.
Di antaranya baju dan dokumen pribadi.
"Setahu saya barang bukti yang diambil itu."
"Lalu penangkapan juga berlangsung senyap," bebernya.
Dijelaskan Agus, sebelum proses penangkapan dirinya memang sudah ditemui oleh tim Densus 88 tiga hari sebelum penangkapan.
Mereka mengorek keterangan darinya menyoal identitas IS.
Selian itu, anggota Densus juga memantau di sekitar rumah.
Baik secara langsung maupun pengamatan melalui kamera cctv.
"Saya memang kenal dengan IS, tapi dokumen seperti KTP, KK dan lainnya pihak RT tidak punya."
"Sebab ketika diminta oleh pihak RT tidak pernah dikasih oleh IS," jelasnya.
Agus mengatakan, rumah yang ditinggali IS merupakan rumah milik kedua orangtuanya yang telah meninggal dunia.
Rumah itu telah resmi menjadi milik kakak kandung IS yang tinggal di Kalimantan.
"Dulu orangtua IS jadi Pak RT wilayah ini, tapi sudah lama," katanya.
Pantauan Tribunjateng.com, di rumah tersebut terdapat spanduk berukuran sekira 2 meter x 3 meter warna hijau kuning bertuliskan “Rumah Sehat Bu Ana” Cabang Klinik Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, menerima pengobatan Asma, Stroke, Jantung, Syaraf Kejepit dan Maag Kronis.
Rumah bertembok itu berukuran sekira 9 meter x 13 meter bercat putih dan krem, berpagar hitam dan digembok.
Tampak lampu menyala terang.
"Ada kerabatnya yang pegang kunci, mungkin dinyalain oleh kerabatnya itu," jelasnya. (*)