Tak hanya bawang putih, Sudin juga mempertanyakan produksi padi yang sebanyak 58,5 juta ton dan jagung sebesar 24,20 juta ton.
"Di 2019 produksi jagung 22 juta ton, target sekarang 24,2 juta ton. Dari mana? Anggarannya saja turun," ujar Sudin.
Target produksi tebu dan kedelai juga tak luput dari perhatian Sudin.
Tahun depan, Kementan telah menargetkan produksi tebu sebesar 32,95 juta ton dan produksi kedelai sekitar 420.000 ton.
Menurut Sudin, target ini perlu ditinjau lagi mengingat produksi dalam negeri belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi.
Sudin menilai, penetapan target produksi komoditas utama Kementan ini tak dilakukan dengan memperhitungkan gagal panen akibat serangan hama atau faktor lainnya.
"Kalau terjadi puso, serangan hama tikus dan wereng, ini kan tidak dimasukkan ke sini. Cuma hitungan luasan sawah 1 juta dikali 5 ton, berarti 5 juta ton, kurang lebih begitu. Tetapi tidak dihitung musim kemarau atau bagaimana," kata Sudin.
Sudin juga meminta kepada eselon I Kementan tidak hanya mengulang bahkan menaikkan target-target yang sudah ditetapkan di tahun-tahun sebelumnya.
Dia berharap, para pejabat Kementan benar-benar menyusun perencanaan, program, dan pencapaian dengan baik.
Sebelumnya, Kementan sudah menetapkan berbagai target produksi komoditas utama di 2021. Bahkan, ada juga target produksi dengan memperhitungkan penurunan pagu indikatif 2021 dibanding 2020.