Stress Sehari sebelum gantung diri, melalui CCTV, kakak angkatnya melihat gerak gerik adiknya yang nggak karuan. Mondar-mandir di sekitar rumah, sambil tangan bergerak-gerak layaknya orang stres.
“Kakaknya cek lagi lewat CCTV kok adiknya enggak ada pergerakan di rumah,” jelas Farhudi. Merasa penasaran, kakak angkatnya pulang dari Bontang ke Samarinda ingin melihat keberadaan adiknya.
“Setelah tiba di Samarinda, kakaknya, ketuk pintu depan enggak dibuka. Lewat pintu samping, dia intip sela pintu. Melihat adiknya sudah tergantung di dapur,” beber Farhudi.
Meski punya kunci rumah cadangan, kakak angkatnya, nggak langsung buka pintu rumah. Dia kemudian memanggil ketua RT dan tetangganya menyampaikan informasi tersebut.
“Setelah dibuka korban sudah tak bernyawa,” pungkasnya. Hasil pemeriksaan dokter forensik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie nggak ditemukan adanya indikasi kekerasan.
Penyebab kematiannya karena pembuluh darah di kedua bagian kakinya pecah karena adanya penyumbatan.
Jenazah korban kemudian dikirim ke tempat asalnya di Kabupaten Penajam Paser Utara untuk dimakamkan.(*)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa Gantung Diri di Samarinda, Diduga Depresi Kuliah 7 Tahun Tak Lulus, Skripsi Sering Ditolak Dosen"