Find Us On Social Media :

Militernya Latah Akan Pertempuran, India Kalap Belanja Senjata Senilai Rp 80 Triliun ke Israel dan Amerika, Diprediksi Bisa Sapu Kekuatan China

Ilustrasi militer India.

Selain itu, India akan memesan 12 pesawat tempur Su-30MKI buatan Rusia senilai US$ 1,53 miliar.

Pemerintah India juga menyetujui program pengembangan amunisi untuk peluncur roket multi-barel Pinaka, peningkatan persenjataan kendaraan tempur infanteri BMP-2, rudal jelajah serangan darat Nirbhay, dan rudal beyond-visual-range Astra.

Lalu, Pemerintah India sepakat melakukan pembelian darurat artileri Excalibur untuk howitzer M777 ultralight dari Amerika Serikat, sistem pertahanan udara Igla-S asal Rusia, dan rudal berpemandu anti-tank dari Israel.

Baca Juga: Pisau Ditemukan Tak Jauh dari Jasad Yodi Prabowo, Sosok Ini Bongkar Pesan Sang Pembunuh Editor Metro TV: Korban Kemarahan Saya

Angkatan Darat kemungkinan akan membeli amunisi untuk tank T-90, kendaraan lapis baja BMP-2, senjata pertahanan udara, senjata artileri, dan senjata kecil, serta roket, rudal, juga mortir.

Sementara Angkatan Udara kemungkinan bakal membeli rudal udara-ke-udara, rudal udara-ke-darat, bom pintar, alat pertahanan anti radar dan peluru kendali alias chaff and flare, serta amunisi berpemandu dengan presisi.

Sebagai bagian dari upaya pengadaan, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengunjungi Moskow pada 22-25 Juni dan bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Wakil Perdana Menteri Yury Borisov, dan CEO Rosoboronexport Alexander Mikheev.

Baca Juga: Dulu Terkenal Lewat Sinetron Candy, Aktor Tampan Ini Sekarang Banting Stir Jadi Sopir: Kalau Gue Gengsi, Gue Enggak Makan

Melansir Defense News, seorang pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan, India meminta pasokan langsung suku cadang untuk pesawat tempur Su-30MKI, kapal selam kelas Kilo, dan tank T-90.

Selain itu, pembelian darurat rudal dan amunisi khusus untuk jet tempur, tank, kapal perang, dan kapal selam.

Pejabat Kementerian Pertahanan lainnya menyebutkan, Pemerintah India berencana menandatangani kontrak pertahanan dengan Rusia senilai US$ 800 juta untuk membeli senjata dan suku cadang.