Gridhot.ID - Wuhan seakan tidak diizinkan untuk tenang sebentar saja.
Setelah lega bisa bangkit sehabis dihajar wabah corona, Wuhan kini kena musibah besar.
Usai dihantam pandemi virus corona, kini kota tersebut diterjang banjir besar.
China pada Minggu (19/7/2020) menaikkan tingkat siaga banjir di area Sungai Huai ke Tingkat II dari Tingkat III.
Tingkat II merupakan yang tertinggi kedua dalam skala empat tingkat di "Negeri Panda".
Banjir merendam Wuhan dan wilayah lainnya usai hujan lebat berhari-hari, dan diprediksi belum akan berakhir.
Ketinggian air di 10 pintu air Sungai Huai melebihi batas peringatan yakni 6,85 meter, menurut Komisi Sungai Huaihe dari Kementerian Sumber Daya Air China yang dikutip Reuters.
Sungai Huai yang membentang sepanjang 1.000 kilometer (km) menjadi sumber irigasi utama dan mengaliri pusat-pusat manufaktur di Provinsi Henan, Anhui, serta Jiangsu.
Hujan deras dilaporkan mengguyur China selama 2 minggu dari Chongqing di barat daya sampai Shanghai di pantai timur.
Beberapa daerah di sepanjang Sungai Yangtze termasuk Wuhan di Provinsi Hubei dan di provinsi Jiangxi menyatakan peringatan banjir tertinggi.
"Banjir terjadi bersamaan di Sungai Yangtze, Sungai Huai, dan Danau Tai... Situasi pencegahan banjir sangat parah," kata Kementerian Sumber Daya Air.
Ketinggian air di wilayah itu kemungkinan akan melebihi tingkat maksimal yang dapat ditampung, demikian keterangan tambahan dari kementerian.
Di Danau Tai yang merupakan perbatasan Provinsi Jiangsu dan Zhejiang, ketinggian airnya sudah naik di atas batas aman, ujar pemerintah China.
Hujan di musim panas membawa banjir ke negara pimpinan Xi Jinping itu hampir setiap tahun.
Namun tahun ini dampak yang ditimbulkan semakin terasa, seiring pandemi virus corona yang masih melanda dunia.
Banjir Kepung 24 Provinsi di China
Hujan lebat yang disertai banjir mengepung 24 provinsi di China, dengan dampak sangat luar biasa.
Banjir bandang sejak awal bulan ini telah memaksa sekitar 44 juta orang di 24 provinsi mengungsi, terutama di China selatan .
Kehancuran yang sangat luas atas banjir musiman telah menewaskan 141 orang atau hilang sampai Jumat (17/7/2020).
Banjir juga mengancam bendungan raksasa Tiga Ngarai di Wuhan, Provinsi Hubei, tempat asal munculnya virus Corona global.
Kementerian Manajemen Darurat China, Jumat (17/7/2020) melaporkan kerugian akibat banjir sangat besar.
Dia memperkirakan lebih dari 49 miliar yuan atau 7 miliar dolar AS, jika dirupiahkan sekitar Rp 100 triliun.
Seperti dilaporkan warga tepi timur danau di Provinsi Jiangxi, Xu Yongxiang berusia 45 tahun.
Dia mengatakan desanya di Liufang hampir tanpa air atau listrik selama hampir seminggu.
Xu menyatakan meskipun sudah waktunya untuk panen padi, tanaman itu bersama dengan kapas, jagung dan kacang-kacangan sudah terendam banjir.
“Kami tidak memiliki satu meter pun tanah kering,karena semuanya banjir, ” kata Xu, seperti dikutip di mikroblog resmi, China Youth Daily.
Dilansir AP, Jumat (17/7/2020), Sungai Yangtze yang perkasa di Cina terys meluap, menimbulkan kekhawatiran akan banjir lebih dahsyat lagi.
Hujan lebat membuat tekanan baru pada Bendungan Tiga Ngarai besar yang mengangkangi sungai hulu kota Wuhan di Provinsi Hubei.
Kantor Berita Resmi Xinhua, Jumat (17/7) melaporkan aliran air di belakang bendungan akan mencapai rekor pada Jumat (17/7) malam, 55.000 meter persegi per detik.
Sungai-sungai Yangtze telah menghancurkan tepiannya di beberapa tempat.
Di Wuhan, Provinsi Hubei, satu helikopter digunakan untuk menjatuhkan batu ke celah bendungan yang rusak.
Kru dikirim untuk menyelidiki tanggul yang tergenang air dan ribuan karung pasir diisi untuk persiapan lebih banyak kerusakan yang perlu segera ditutup.
Air naik ke jendela lantai pertama di kota-kota kuno yang terbuka dan tanaman tergenang di sekitar Danau Poyang yang luas.
Banjir sejak awal bulan ini telah memaksa evakuasi sekitar 44 juta orang di 24 provinsi, terutama di China selatan.
Banjir mencapai ketinggian 1,4 meter di daerah Linshui, baratdaya Provinsi Sichuan, kata Kementerian Departemen Penyelamatan.
Hujan deras juga menyebabkan tiga tanah longsor pada Kamis (16/7) di sebuah kota di pegunungan Chongqing, hulu Yangtze.
Longsor mengubur tiga orang dan tiga lainnya hilang, lapor kantor berita resmi Xinhua.
Banjir musiman menghantam sebagian besar wilayah Cina setiap tahun, terutama di wilayah tengah dan selatan.
Tetapi kondisi tahun ini sangat buruk.
Kota-kota besar masih selamat, tetapi kekhawatiran telah meningkat atas Kota Wuhan dan kota-kota metropolitan hilir lainnya yang merupakan rumah bagi puluhan juta orang.
Pemerintah China, Jumat (17/7/2020) memperingatkan tentang kedatangan banjir lebih kuat dari Bendungan Tiga Ngarai .
Pemerintah mengeluarkan peringatan baru bagi kota-kota di hilir, karena lebih banyak hujan dalam beberapa hari mendatang.
Kota-kota di wilayah tengah negara itu di sepanjang Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China - telah tergenang dalam sepekan terakhir ini.
Hujan deras telah menghantam wilayah itu sejak bulan lalu, mendorong curah hujan rata-rata 12% lebih tinggi dari tahun lalu.
Pihak berwenang mengatakan bendungan sudah mengeluarkan air pada 29 Juni 2020 untuk mengantisipasi banjir.
Baca Juga: Sudah Ketok Palu! Presiden Jokowi Resmi Bubarkan 18 Lembaga Negara, Ini Daftarnya
Mereka menyatakan banjir yang terjadi di kota-kota hilir bukan disebabkan oleh pembuangan, tetapi lebih disebabkan oleh sistem drainase yang buruk.
Meskipun bendungan mencapai rekor banjir baru tahun ini, pihak berwenang belum mengindikasikan akan melepas lebih banyak air dalam beberapa hari mendatang.
Namun, penduduk di pusat kota Wuhan dan provinsi Anhui, Jiangxi dan Zhejiang, menerima peringatan merah pada Jumat (17/7/2020).
Tetapi dengan hujan yang terus-menerus diperkirakan dalam minggu mendatang, para ekonom telah memperingatkan risiko yang akan terjadi dari banjir luas.
Dapat menghambat pemulihan yang masih baru dari virus Corona.
"Banjir telah begitu meluas sehingga proyek-proyek infrastruktur akan tertunda karena sebagian besar skema terkait dengan kegiatan konstruksi," kata ING Group.
Banjir terburuk Tiongkok pada 1998, ketika lebih dari 2.000 orang meninggal dan hampir 3 juta rumah hancur, sebagian besar di sepanjang Sungai Yangtze.
Bendungan Tiga Ngarai dibangun terutama untuk menghasilkan tenaga listrik, tetapi pemerintah juga mengatakan untuk mengurangi bencana banjir.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Setelah Dihantam Virus Corona, Wuhan Diterjang Banjir Besar, Puluhan Provinsi di China Terdampak.
(*)