Kewalahan Hadapi Virus Corona, Tenaga Kesehatan di Boyolali Jadi Klaster Baru Covid-19, Begini Rinciannya

Kamis, 23 Juli 2020 | 17:42
ABC.net.au

Kematian akibat corona pada tenaga kesehatan di Indonesia jadi jumlah tertinggi di dunia.

Gridhot.ID - Grafik kasus positif virus corona di Indonesia semakin naik.

Dengan total kasus sebanyak 91.751 pada Kamis (23/7/2020) siang, Indonesia kini menempati posisi ke-24 di dunia menurut laman worldometers.info.

Salah satu yang menarik perhatian akan penambahan kasus corona ini adalah di wilayah Solo Raya.

Baca Juga: Wilayahnya Alami Lonjakan Kasus Pasien Positif Corona, Wali Kota Solo Tak Mau Tinggal Diam, FX Hadi Rudyatmo Buka Peluang Lockdown Lokal

Kasus positif Corona di Kabupaten Boyolali sudah menembus angka 158 orang, Rabu (22/7/2020).

Terakhir pada Selasa 21 Juli karena ada penambahan 19 kasus positif Corona.

Beberapa kasus merupakan klaster tenaga kesehatan (nakes) di beberapa rumah sakit dan puskemas di 3 kabupaten/kota.

Baca Juga: Klaster Kupat Tahu Jadi Biang Kerok 29 Orang Positif Corona dalam Sehari, Benarkah Solo Dihantam Gelombang Kedua? Ini Penjelasannya

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Boyolali, Ratri S Survivalina menjelaskan, dari belasan kasus ada sejumlah pasien yang kemudian masuk Klaster Nakes.

"4 Klaster Nakes yang tersebar di 3 rumah sakit dan satu puskesmas," jelasnya kepada TribunSolo.com.

Dari total 4 klaster naskes, ada 6 pasien yang tergabung dalam 4 klaster tersebut.

"Ada 6 pasien yang tergabung dalam Klaster Nakes, yaitu Klaster Nakes RS UNS dan Klaster Nakes RSUD dr Moewardi (RSDM) masing-masing 2 pasien, Klaster Nakes RS Kasih Ibu dan Klaster Puskesmas di Boyolali masing-masing 1 orang," kata Ratri.

Baca Juga: Calon Perwira Suka Dapat Izin Plesir, Dinkes Bandung Putar Otak Lakukan Tracing, Secapa AD Dinilai Tertutup Hingga Sulitkan Petugas Kesehatan

Ratri menyebutkan 2 pasien Covid-19 yang tergabung dalam Klaster RSDM yaitu pasien 130 berinisial HY, dan pasien 131 berinisial FF.

Kedua pasien tersebut berasal dari Desa Tanjung Sari, Kecamatan Bayudono, Kabupaten Boyolali.

"Kini kedua pasien tersebut dirawat di RSUD dr Moewardi Solo," terang Ratri.

Baca Juga: 1.262 Anak Buahnya di Secapa Terinfeksi Corona, KSAD Andika Perkasa: Positif Itu Diagnosa, Tapi Realita Mereka Tidak Merasakan Apa-apa!

Selanjutnya, dari Klaster Nakes RSDM pasien nomor 137 berinisial RK dari Desa Pelem, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.

Lebih lanjut, Ratri menjelaskan 2 pasien Covid-19 dari Klaster Nakes RS UNS yaitu pasien dengan 144 dengan inisial DNS.

Pasien DNS merupakan warga Desa Sranten, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.

"Kini kedua pasien tersebut dirawat di RS UNS" kata Ratri.

Baca Juga: Sekolah Prajuritnya Jadi Klaster Penyebaran Corona, KSAD Tak Hentikan Kegiatan Pendidikan Anak Didiknya di Secapa AD: Positif Itu Diagnosa, Secara Realita Mereka Tidak Rasakan Apa-apa

Lebih lanjut dia menjelaskan, seorang nakes positif yang masuk dalam Klaster RS Kasih Ibu, merupakan pasien dengan nomor 136.

Pasien nomor 136 berinisial GL, berasal dari Desa Jipangan, Kecamatan Bayudono, Kabupaten Boyolali.

Terakhir, yaitu pasien 128 merupakan seorang nakes yang tepapar Covid-19 dan masuk dalam Klaster Puskemas di Boyolali.

Baca Juga: Bisulan dan Masalah Tulang Belakang, 2 Siswa Calon Perwira Ini Jadi Pembongkar Kasus Corona di Secapa, KSAD Andika Perkasa: Saya Kirim VTM Kepada Kakesdam

"Pasien dengan register 128 berinisial SIA, berasal Desa Sambi, Kecamatan Sambi," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judulTenaga Kesehatan Asal Boyolali Bertumbangan Kena Corona, Kini Jadi Klaster Baru, Berikut Rinciannya(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber TribunSolo.com