Find Us On Social Media :

Jadi Awal Mula Tragedi Ledakan, Kapal Rusia Berbendera Moldova yang Membawa 2750 Ton Amonium Nitrat ke Lebanon Seakan Sudah Dikutuk Sejak Pertama Kali Berlayar, Hidup Penuh Kesialan di Lautan, Begini Kisahnya Perjalanannya

Petugas berjaga saat helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di Beirut, Lebanon Selasa (4/8/2020)

"Pemilik bahkan tidak memberi kami makanan atau air," kata Prokoshev dalam wawancara radio dengan Echo Moscow.

Kru Rusia akhirnya dipulangkan ke tanah air mereka, sementara gaji tidak dibayarkan, kata serikat pekerja kepada CNN.

Tak diurus pemiliknya dan ditinggalkan para kru, diketahui kapal kargo itu menyimpan barang-barang yang sangat berbahaya, tak lain amonium nitrat.

Meski begitu, barang-barang itu tidak diizinkan oleh otoritas pelabuhan Beirut untuk diturunkan atau dipindahkan ke kapal lain.

Pada tahun 2014, Mikhail Voytenko, yang menjalankan publikasi online pelacakan aktivitas maritim, menggambarkan kapal itu sebagai 'bom mengambang'.

Baca Juga: Pemerintah Gembar-gembor Pekerja dengan Gaji di bawah Rp 5 Juta Dapat BLT, Siapa Saja yang Bisa Menerima? Ini Syaratnya

Menurut email yang dipertukarkan oleh Prokoshev dan pengacara Charbel Dagher yang berbasis di Beirut, yang mewakili kru di Lebanon, amonium nitrat dibongkar di pelabuhan Beirut pada November 2014 dan disimpan di hanggar.

Penyimpanan di hanggar terjadi selama enam tahun, meskipun berulang kali diperingatkan oleh Direktur Bea Cukai Lebanon, Badri Daher, tentang 'bahaya ekstrim' yang ditimbulkan oleh kargo itu.

Menurut dokumen pengadilan, Badri Daher dan pendahulunya telah Merhi, meminta bantuan pengadilan Beirut untuk membantu membuang barang barang berbahaya tersebut beberapa kali dari tahun 2014 dan seterusnya.

Mereka juga mengatakan berulang kali memperingatkan bahwa kargo itu setara dengan 'bom mengambang'.

Sayangnya, tidak ada tindakan hingga terjadi ledakan hebat di Beirut beberapa waktu lalu.

Baca Juga: SMA di Singapura, Kuliah di Amerika, Nadiem Makarim yang Kini Jadi Menteri Pendidikan Bak Kenyang Sekolah Loncat-loncat Negara, Segini Jumlah Hartanya

"Karena bahaya ekstrim yang ditimbulkan oleh barang-barang yang disimpan ini dalam kondisi iklim yang tidak sesuai, kami mengulangi permintaan kami kepada Otoritas Pelabuhan untuk segera mengekspor kembali barang-barang untuk menjaga keamanan pelabuhan dan mereka yang bekerja di dalamnya," pendahulu Daher, Chafic Merhi , menulis dalam surat tahun 2016 yang ditujukan kepada hakim yang terlibat dalam kasus tersebut.

Namun, terkait MV Rhosus , pemerintah Libanon belum menyebutnya sebagai sumber zat yang akhirnya meledak di Beirut.

Perdana Menteri Hassan Diab hanya mengatakan ledakan dahsyat itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat.

Dia menambahkan bahwa zat tersebut telah disimpan selama enam tahun di gudang pelabuhan tanpa tindakan pengamanan, "membahayakan keselamatan warga."

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Kisah Kapal Rusia Berbendera Moldova, Kapal Terkutuk Pembawa 2.750 Ton Amonium Nitrat, Sudah Penuh Kesialan Sejak di Perjalanan Hingga Akhirnya Terdampar di Beirut.

(*)