Find Us On Social Media :

Menyamar Jadi Tukang Durian, Begini Aksi Tak Terduga Anggota Kopassus yang Selama 1 Tahun Tinggal di Desa Musuh, Pernah Ditempeleng Hingga Ditembaki TNI

Ilustrasi pasukan Kopassus

Gridhot.ID - Seorang prajurit Kopassus mendapat tugas penyusupan ke lingkaran utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh.

Karena hal itu, anggota intelijen pasukan elit TNI AD itu harus melakukan penyamaran selama satu tahun di desa musuh.

Sosok anggota intel pasukan elit TNI AD nyamar satu tahun di desa musuh tersebut adalah Sersan Badri (bukan nama sebenarnya).

 Baca Juga: Menjelma Bak Hantu Putih di Atas Kapal Hitam, 30 Prajurit Kopassus Berhasil Libas Ribuan Pemberontak Kongo, Musuh Langsung Gemetar Ketakutan Tanpa Ada Baku Tembak

Selama setahun Sersan Badri menyamar jadi pedagang durian dan ia tinggal di desa musuh.

Penyamaran intelijen Kopassus itu berisiko tinggi, karena apabila ketahuan bisa kehilangan nyawa.

Kala itu Sersan Badri mendapat tugas berat, masuk ke wilayah musuh seorang diri.

Baca Juga: Jadi Buron yang Paling Dicari, Kelompok Teroris Ali Kalora Tak Akan Bisa Lagi Berkutik, Pasukan TNI Satgas Tinombala III Siap Buru 14 DPO MIT Poso

Peristiwa ini terjadi pada 2003. Saat itu, Kopassus mengirimkan intelijen tempur ke wilayah Aceh.

Anggota Sandhi Yudha Kopassus ini dikirim ke Aceh untuk cari informasi di lapangan, yang kemudian jadi satu di antara bahan menentukan sebuah kebijakan.

Peru diketahui, intelijen terbagi dua jenis, yaitu intelijen sipil dan militer dengan tugas dan peranan masing-masing berbeda.

Sampai kini hanya beberapa negara yang memiliki pasukan intelijen tempur super rahasia, diantaranya Kopassus yang keberadaannya sulit diungkap.

Baca Juga: Eliminasi Lobato, Prabowo Subianto dan Pasukan TNI Gunakan Taktik Mobud untuk Buru 'Krebo Hutan', Sosok Presiden Fretilin yang Jadi Panutan Xanana Gusmao

Bagi pasukan intelijen, kerahasiaan merupakan 'napas utama'.

Berkat informasi intelijen tempur pasukan elit TNI AD, banyak operasi yang dilakukan Kopassus berhasil dengan gemilang.

Termasuk penyelesaian pertikaian bersenjata di Aceh beberapa tahun lalu.

Kisah-kisah menarik pasukan elit Indonesia ini memang tak sedikit yang luput dari perhatian publik.

Sabar, penyamaran satu tahun

Sersan Badri ditugaskan untuk masuk ke lingkaran utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2003.

Sebelum ditumpas habis, GAM sempat berulah beberapa kali di Aceh.

Basis militer mereka berada di Lhokseumawe.

Baca Juga: Ajak Puluhan Mahasiswa Timor Leste Berziarah ke Pusara Terakhir Mr Crack, Xanana Gusmao: Jika Bukan Karena Pak Habibie, Mereka Tidak Akan Merasakan Kebebasan yang Ada Hari Ini

Sebelum memasuki GAM, selama satu tahun, Sersan Badri memetakan situasi lapangan Aceh terlebih dahulu.

Bukan perkara yang mudah bagi Sersan Badri untuk memasuki lingkaran GAM.

Misi yang dilakukan Sersan Badri bisa dibilang misi top secret. Hanya pimpinan saja yang mengetahui misi tersebut.

Sersan Badri memutuskan menyamar sebagai seorang pedagang buah. Ia mengirim dagangannya dari Medan ke Lhokseumawe.

Pengalaman tak terduga

Ada pengalaman unik yang dialami oleh Sersan Badri. Ia pernah ditempeleng aparat saat melewati pos penjagaan, karena diminta jatah durian.

Setelah berhasil menyusup ke GAM, kesetiaan Sersan Badri diuji.

Selama 3 bulan lebih, ia mendapat tantangan dari GAM. Ia diminta beberapa kali untuk mengecoh patroli TNI agar GAM tidak bisa disergap.

Bahkan, Sersan Badri diminta meloloskan anggota GAM ke Malaysia.

Baca Juga: Menyusup Jauh ke Sarang Musuh, Tim Pemburu Kopassus Berhasil Taklukan Xanana Gusmao Secepat Kilat, Pemimpin Timor Timur Sampai Sembunyi di Lubang Bawah Tanah Tanpa Pakaian, Wajahnya Pucat Ketakutan

Yang paling gila adalah ketika Sersan Badri diminta menyembunyikan istri panglima GAM.

Pengalaman tak terduga lain saat penyamaran ini bertaruh nyawa.

Karena misinya yang sangat rahasia, Sersan Badri ditembaki temannya sendiri ketika GAM dikepung prajurit TNI.

Ini merupakan satu di antata bukti penyamaran tingkat tinggi Kopassus, hingga temannya sendiri terkecoh.

Setelah Idul Fitri pada 2004, perintah menangkap hidup atau mati tiga pimpinan GAM, yaitu Muzakir Manaf, Sofyan Dawood dan Said Sanan.

Sersan Badri memberikan informasi keberadaan tokoh penting GAM tersebut.

Ia memberitahu kepada induk pasukan bahwa ketiganya berada di Cot Girek.

Kemudian tanggal dan jam penyerbuan ditetapkan. Kopassus menyerbu markas GAM di rawa-rawa Cot Girek.

Baca Juga: Bentukan Prabowo Subianto, Prajurit Baret Merah Disebut Mampu Bebaskan 3 Nelayan WNI yang Jadi Tawanan Abu Sayyaf, Mantan Tim Mawar Sebut Kopassus AD Hanya Butuh Waktu 10 Menit untuk Pembebasan

Satu target, Said Adnan dan ajudannya seorang desersi TNI berhasil dilumpuhkan.

Mereka tewas akibat tembakan di dada dan perut. Namun, 2 target lain berhasil lolos, yakni Muzakir Munaf dan Sofyan Dawood.

Mereka lolos dari penyerbuan karena menyingkir ke kawasan Nisam.

Kendati demikian, Sersan Badri berhasil menemukan senjata yang digunakan dan sumber dana GAM.

Tim intelijen Kopassus berhasil menemukan bongkar muat sebanyak 125 pucuk senapan milik GAM .

Senjata itu berhasil diselundupkan dari Thailand ke Malaysia.

Sumber dana GAM berasal dari perdagangan ganja kering yang berasal dari Aceh Timur dan Aceh Utara.

Ganja tersebut dikirim melalui kapal kecil dari jalur laut ke Malaysia.

Baca Juga: Tentara Inggris Sampai Kocar-kacir, Pasukan Kostrad Buat Manuver Secepat Kilat di Perbatasan Indonesia Malaysia, Musuh Bahkah Tak Mampu Beri Serangan Balasan

Selain itu, GAM juga meraup uang dari perusahaan besar yang beroperasi di Aceh dan warga setempat.

Mereka diwajibkan memberi dana perjuangan GAM mulai dari hewan ternak, sawah dan kebun dikenakan pajak.

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul: "Satu Tahun Melakukan Penyamaran, Simak Kisah Intel Pasukan Elit TNI AD Tinggal Di Desa Musuh."

(*)