Wamil Diwacanakan Bakal Masuk SKS Mahasiswa, Komisi X DPR Langsung Kontra dengan Rancangan Menhan: Nantinya Tinggal di Barak, Ini Memberatkan

Rabu, 19 Agustus 2020 | 17:13
tribunnews.com

Ilustrasi wajib militer untuk mahasiswa se-Indonesia.

Gridhot.ID-Rencana wajib militer (wamil) untukmahasiswa atau pendidikan militer tengah dipertimbangkan KementerianPertahanan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Menurut rencana, mahasiswa bisa mengikuti pendidikan militerselama satu semesterdalam sistem Satuan Kredit Semester (SKS).

Seperti yang dikabarkan,Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Trenggono mengungkap tujuan pendidikan militeradalah untuk meningkatkan kualitas mahasiswa nggak cuma bisa kreatif dan inovatif aja, melainkan juga cinta bangsa dan negara dalam kehidupannya sehari-hari.

Baca Juga: Temui Titik Terang, Kejagung Ungkap Fakta Baru Jaksa Pemeras 63 Kepala SMP di Indragiri Hulu, Sejumlah Petinggi Kejari Inhu Disebut Ikut Terlibat

"Nanti, dalam satu semester mereka bisa ikut pendidikan militer, nilainya dimasukkan ke dalam SKS yang diambil. Ini yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan," kata Trenggono dalam keterangan yang diterima pada Minggu (16/8/2020).

Namun adanya rencana pendidikan militer bagi mahasiswa menimbulkan polemik untuk beberapa kalangan.

Ada yang nggak setuju, datang dari Komisi X DPR sampe kritik pengamat.

Baca Juga: Wajah Putri Kecilnya Hiasi Uang Rp 75 Ribu Edisi Khusus, Orang Tua Ananda Saubaki Kaget, Ceritakan Awal Mula Anaknya Dipotret, Singgung Kerahasiaan

Inilahberbagai tanggapan yang dirangkum dariTribunnews.comdari berbagai sumber:

1. Belum Perlu

Komisi X DPR nggak setuju dengan usulan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang menginginkan pendidikan militer bagi mahasiswa dalam satu semester.

Wakil Ketua Komisi X Dede Yusuf mengatakan, setiap universitas pada saat ini difokuskan menjalankan program Kampus Merdeka, di mana mahasiswa diberikan prodi magang kerja selama tiga bulan.

"Jadi saya nilai belum perlu pendidikan militersatu semester yang nantinya tinggal dibarak. Ini memberatkan mahasiswa nantinya," ujar Dede saat dihubungi, Jakarta, Selasa (18/8/2020).

Baca Juga: Semakin Ganas, Virus Corona yang Ditemukan di Singapura dan Malaysia Ini Bisa Bermutasi 10 Kali Lipat Lebih Menular, Kok Bisa?

Menurut Dede, program Bela Negara dapat diterapkan kepada mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), misalnya pada kegiatan Pramuka maupun Resimen Mahasiswa (Menwa).

"Di dalam Pramuka kan sudah diajarkan mencintai negara, membela negara. Jadi nantinya setiap mahasiswa pada semester pertama diwajibkan untuk ikut UKM itu," papar Dede.

Ia menyebut, nantinya UKM tersebut tetap di bawah rektor masing-masing kampusdan programnya dapat diisi oleh Kemenhan, tetapi kegiatannya nggak perlu dibarak.

Baca Juga: Urusannya dengan China Soal Kedaulatan Wilayah Sama-sama Belum Kelar, Kedua Negara Asean Ini Malah Dirundung Konflik Panas, Kasus Kematian Nelayan Jadi Pemicunya

"Yang mengajarkan senior-seniornya di kampus, nantinya akan timbul jiwa korsanya tanpa membuat stres mahasiswa. Seperti UKM biasanya saja dan kegiatan belajar di kampusjuga tetap berlangsung," ujar politikus Demokrat itu.

2.Bagi yang Tertarik

Sementaranitu, pemerhati pendidikan Doni Koesoema mengatakan usulan pendidikan militer satu semester bagi mahasiswa harus diikuti dengan adanya assessment ideologi dari para mahasiswa yang turut serta.

Menurutnya hal itu penting demi mencegah pendidikan militertersebut dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu dengan ideologi yang nggak sejalan.

"Kalau bisa ada assessment ideologi, agar tidak dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu dengan mempergunakan momen ini," ujar Doni, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (18/8/2020).

Baca Juga: Bertitik Tolak Konflik Timor Leste, Jakarta Hampir Diluluh Lantahkan Jika Australia Jadi Membom Pakai F-111, Negeri Kanguru Auto Mundur Karena Ini

Menurutnya pendidikan militer juga bisa menjadi pengganti mata kuliah pendidikan Pancasila yang ada di perguruan-perguruan tinggi.

Hanya saja, Doni mempertanyakan tujuan dari pendidikan militertersebut bagi mahasiswa.

Jika tujuannya adalah mempersiapkan komando cadangan (Komcad), maka dia menilai pendidikan militeritu nggak seharusnya diwajibkan.

Baca Juga: Kelasnya Tak Main-main Lagi, Kuat dan Punya Hak yang Diakui PBB, Militer Indonesia 'Didaulat' Jadi Pemimpin Asean Lawan China

"Kalau tujuannya mempersiapkan Komcad seharusnya berbasis kesukarelaan dalam masyarakat, maka pendidikan militer ini sebaiknya tidak diwajibkan," kata dia.

Akan lebih baik kalo pendidikan militerhanya diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa yang tertarik aja.

Namun juga perlu diperhatikan mahasiswa itu harus memenuhi syarat.

"Jadi hanya berlaku bagi mahasiswa yang memang tertarik mengikutinya dan memenuhi berbagai syarat, seperti sehat secara fisik dan mental," tandasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Wacana Wajib Militer, Ini Kata Menhan"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Tribunnews.com