Find Us On Social Media :

Sudah Ngos-ngosan Gara-gara Harga Minyak Anjlok, Industri Militer Rusia Makin Bonyok Dihajar Corona, Begini Strategi Menteri Keuangan Putin

Tank andalan Rusia

Gridhot.ID - Wabah corona tak hanya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Bahkan industri apapun yang ada di dunia jadi ambruk seketika akibat wabah corona.

Dalam beberapa tahun terakhir ini industri militer Rusia tumbuh cukup pesat.

Bahkan tahuh ini dua perusahaan mliiter Rusia berhasil masuk dalam daftar 100 perusahaan terbesar dunia.

Baca Juga: Diusir dari Rumah Gara-gara Kelakuannya, Denny Sumargo Pernah Sampai Harus Korek-korek Sampah Karena Kelaparan, Hidup di Jalanan Sejak Usia 13 Tahun Meski Tanpa Teman

Produsen sistem rudal pertahanan udara Almaz-Antey dan pengembang senjata Tactical Missiles Corporation JSC adalah kedua perusahaan tersebut.

Sayangnya, posisi mereka merosot dari tahun-tahun sebelumnya.

Dikutip dari Defense News, Almaz-Antey turun ke posisi 17 dari posisi ke 8 dan 15 pada tahun 2018 dan 2019.

Sementara Tactical Missiles Corporation JSC turun ke posisi 35 dari posisi 25 dan 32 pada tahun 2018 dan 2019.

Baca Juga: Coba-coba Herd Immunity, Swedia Dinilai Naif Tangani Corona, Ahli Epidemiologi: Kekebalan Massal Tak Akan Pernah Terjadi

Penurunan pendapatan kedua perusahaan militer tersebut cukup mencerminkan kondisi pasar yang sulit serta dialihkannya anggaran militer ke penanganan Covid-19.

Sebenarnya sebelum pandemi dan kontraksi ekonomi terjadi di Rusia, pengeluaran di sektor pertahanan sudah melemah menyusul harga minyak yang rendah pada tahun 2019.

Belanja domestik tahun ini pun dibatasi karena harga minya turun di bawah $20 per barel pada bulan April lalu, dengan proyeksi harga rata-rata tahun ini hanya $40 per barel.

IMF memprediksi Rusia akan mengalami kontraksi PDB hingga 6,6% akibat segala upaya pencegahan Covid-19 yang cukup berdampak pada aktivitas perekonomian.

Baca Juga: Bawa Kabur Tas Wanita di Jalan, Pria Ini Kaget Saat Lihat Hasil Jambretannya Ternyata Tas si Istri Sirinya, Berikut Pengakuan Pelaku Saat Tertangkap

Pertumbuhan 4,1% yang diproyeksikan untuk tahun 2021 sepertinya baru akan terlihat pada 2022, itu pun jika pandemi mulai membaik.

Bulan lalu, Kementerian Keuangan Rusia mengusulkan pengurangan 5% dalam program persenjataan negara selama tiga tahun ke depan.

Usulan ini tentunya datang sebagai langkah lanjutan untuk membenahi kondisi finansial negara yang cukup terpuruk sejak awal tahun ini.

Di bawah rencana baru ini, anggaran program alokasi militer 10 tahun senilai 20 triliun Rubel (US $ 271 miliar) akan dikurangi secara total.

Baca Juga: Mati Tragis dengan 17 Tusukan di Sekujur Tubuhnya, Wartawan Mamuju, Demas Laira Sempat Tulis Hal Ini Soal Pemerintah Dearah, PWI Desak Polisi

Pada tahun 2021-2023 dikurangi 225 miliar Rubel, sedangkan pendanaan pertahanan yang lebih luas dapat dikurangi hingga 323 miliar Rubel.

Program alokasi militer yang disebut GPV 2027 ini diprediksi tidak akan memberikan dampak sebaik GPV 2020 yang telah berlaku sebelumnya.

Saat itu GPV 2020 bahkan mampu memulihkan beberapa kerugian negara dari dua dekade sebelumnya.

Alokasi dana besar pada program GPV bertujuan untuk pengadaan alat pertahanan, perbaikan, penelitian dan pengembangan, serta investasi infrastruktur.

Baca Juga: Kesabarannya Sudah Sentuh Ambang Batas, Vietnam Ambil Keputusan Angkat Senjata Tanggapi Provokasi China, Siapkan Militer Sambut Perang Maritim

Dengan adanya pandemi Covid-19, sejumlah program yang menargetkan banyak perusahaan militer Rusia ini diprediksi tidak akan terlaksana dengan maksimal.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru bagi industri militer Rusia.

(*)