Find Us On Social Media :

Teror Pesawat Filipina Lewat Radio, Tiongkok Terusik Patroli Udara di Laut China Selatan, Negeri Tirai Bambu Kini Sok-sokan Bicara Soal Pelanggaran Kedaulatan

(Gambar Ilustrasi) Warning China terhadap Filipina

GridHot.ID - Bangkok Post melaporkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, patroli pasukan China di Laut China Selatan tidak melanggar aturan.

Sementara patroli udara yang dilakukan oleh Filipina melanggar kedaulatan China.

Zhao, dalam sebuah pengarahan pada hari Jumat, membela aktivitas Penjaga Pantai China dan mendesak Filipina untuk "segera menghentikan" apa yang dia gambarkan sebagai "provokasi ilegal".

Baca Juga: Baru Terdeteksi Dalam Seminggu, Mutasi Virus Corona D614G Sudah Bikin 4 Negara ASEAN Ini Ketakutan, Indonesia Patut Waspada!

Masih melansir Bangkok Post, Departemen Luar Negeri Filipina mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Kamis bahwa mereka telah mengajukan protes diplomatik ke Beijing atas langkah Penjaga Pantai China karena menyita peralatan yang digunakan oleh nelayan Filipina di Laut China Selatan yang disengketakan.

South China Morning Post melaporkan, penyitaan alat bantu nelayan tersebut terjadi pada Mei lalu di kawasan Scarborough Shoal di Laut China Selatan yang sedang disengketakan Filipina dan China.

Departemen Luar Negeri Filipina juga menyatakan keberatan atas perlakuan China yang terus-menerus mengirimkan peringatan lewat radio kepada pesawat Filipina yang berpatroli di perairan Laut China Selatan yang sedang disengketakan.

Baca Juga: Padahal Bukan Wilayah Negaranya, Tiongkok Semena-mena Tangkap dan Sita Alat Nelayan Filipina yang Mancing di Laut China Selatan, Rodrigo Durtete yang Terkenal Kejam Sampai Tak Bisa Berkutik Gara-gara Hal Ini

Manila sudah sejak lama memprotes tindakan Beijing yang semakin agresif di Laut China Selatan.

Meskipun begitu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte tetapa berusaha memelihara hubungan persahabatan dengan China.

Duterte sejauh ini memiliki sikap yang cukup sejalan dengan China dalam mengkritik AS.

Belakangan, Duterte merasa terusik karena AS mengkritik cara Duterte memberantas narkoba yang dinilai terlalu kejam.

Baca Juga: Hantui Indonesia dan Negara ASEAN Lainnya, D614G Mutasi Visrus Corona yang 10 Kali Mematikan Mewabah di Malaysia hingga Filipina, Berikut Analisis Kemunculannya

Departemen Luar Negeri Filipina sampai saat ini belum memberikan perincian lebih lanjut atas penyitaan peralatan nelayan yang dianggap China sebagai sesuatu yang ilegal.

Filipina juga keberatan dengan tantangan radio Beijing terhadap pesawat yang melakukan patroli maritim yang sah di daerah tersebut.

Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag memutuskan kasus yang diajukan oleh Manila terhadap Beijing, dengan mengatakan klaim historis China atas Laut China Selatan tidak memiliki dasar hukum

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Warning China ke Filipina: Setop aksi provokasi ilegal di Laut China Selatan"

(*)