Find Us On Social Media :

Sok-sokkan Rangkul Negara ASEAN, Tiongkok Nyatanya Punya Niat Busuk, Negeri Tirai Bambu Butuh Kekuatan untuk Tendang Amerika Serikat dari Permasalahan Laut China Selatan

Konflik Laut China Selatan

Pernyataan Menlu China

Menteri Luar Negeri (Menlu) China mengatakan jika departemennya yang relevan akan masalah ini telah mempertahankan 'komunikasi normal' dengan perwakilan ASEAN di China.

Namun ia tidak menjelaskan lebih jauh.

Sudah lebih dari dua dekade, China dan ASEAN telah mendiskusikan potensi tindakan untuk mengatur ketegangan teritori di jalur perairan strategis itu.

Diperkirakan kapal dagang senilai 3.4 triliun Dolar AS lewat wilayah itu setiap tahunnya.

Klaim China untuk semua wilayah Laut China Selatan diprotes keras oleh Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan.

Baca Juga: Teror Pesawat Filipina Lewat Radio, Tiongkok Terusik Patroli Udara di Laut China Selatan, Negeri Tirai Bambu Kini Sok-sokan Bicara Soal Pelanggaran Kedaulatan

Kesepakatan China dan ASEAN

China dan ASEAN menyepakati bersama Deklarasi Kode Militer yang Kepentingan di Laut China Selatan (DOC) pada 2002, tapi kesepakatan itu baru diadopsi dengan benar sampai 2011 silam.

Mereka memulai negosiasi untuk tindakan yang lebih pragmatis pada 2013 dan akhirnya 2018 ASEAN dan China mencapai kesepakatan "Teks Draft Negosiasi" yang digunakan sebagai dasar negosiasi kode militer wilayah itu.

Dalam pertemuan ASEAN dan China pada November 2019, Perdana Menteri China Li Keqiang mengumumkan pembacaan pertama telah selesai dan Beijing mengusulkan rentang waktu tiga tahun untuk selesaikan kode sampai 2021.