Pemilik Toko Baju Uniqlo Resmi Jadi Orang Terkaya di Jepang, Tadashi Yanai : Saya Terlihat Sukses Tapi Telah Membuat Banyak Kesalahan

Senin, 31 Agustus 2020 | 05:13
Dictio

Tadashi Yanai

Gridhot.ID - Pasca berakhirnya Perang Dunia II, Jepang perlahan bangkit menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Dukungan dana dari Amerika Serikat setelah perang usai benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh Jepang.

Saat ini, perusahaan-perusahaan Jepang sudah sangat dikenal di berbagai penjuru dunia.

Jepang menguasai industri dari berbagai macam sektor, mulai dari telekomunikasi, otomotif, musik, perfilman, hingga fashion.

Baca Juga: Jual Amunisi ke KKB Sampai Bunuh Petugas KPU Yakuhimo, Pecatan TNI Ini Benar-benar Sudah Khianati Bangsa Indonesia, dengan Santainya Lakukan Kejahatan Pakai Celana Loreng yang Dibanggakan Para Prajurit

Awal tahun ini, Forbes mencatat daftar orang terkaya di Jepang, dan yang ada di posisi puncak adalah Tadashi Yanai, founder dan presiden Fast Retailing yang membawahi Uniqlo.

Bisnis ritel fashion ini sekarang sudah menancapkan kakinya di banyak negara, termasuk Indonesia.

Tadashi Yanai resmi tercatat sebagai orang terkaya di Jepang oleh Forbes dalam laporannya bulan April 2020 lalu.

Saat itu kekayaan Yanai ditaksir ada di angka $22,3 triliun.

Baca Juga: Susah Payah Lakukan Ini Pada Saksi, Pangdam Jaya Akhirnya Angkat Bicara, Beri Penjelasan Soal Keterangan Palsu Prada MI

Perusahaan ritelnya, yakni Fast Retailing, sekarang menjadi perusahaan pakaian terbesar keempat di dunia dengan lebih dari 2.000 toko ritel di seluruh dunia.

Beberapa merek terkenal yang ada di bawah jaringan ini antara lain Uniqlo, Helmut Lang, Theory, Comptoir des Cotonniers, Princesse tam.tam, J Brand, dan g.u.

Uniqlo sebagai ujung tombaknya saat ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan hingga US$ 50 miliar pada tahun 2020, sebagian besar akan diupayakan melalui ekspansi di AS, China, serta penjualan online.

Pada tahun 1984, Yanai mulai menjabat sebagai presiden dari jaringan clothing milik ayahnya yang memiliki 22 gerai.

Baca Juga: Padahal Jadi Rimba Beton Indonesia yang Diisi Kemacetan, Jakarta Dianggap Layaknya Surga Bagi Pemuda Asal Gaza Ini, Akui Ini Pertama Kalinya Melihat Pohon dan Jalan Besar

Setelah itu, ia mulai membuka toko baru di Hiroshima dengan nama Uniqlo Clothing Warehouse, atau saat ini akrab disebut dengan Uniqlo.

Bisnis Uniqlo berjalan sangat baik di Jepang. Hingga tahun 1998, Yanai sudah mampu membuka 300 gerai Uniqlo di seluruh Jepang.

"Saya mungkin terlihat sukses tetapi saya telah membuat banyak kesalahan. Orang menganggap kegagalan mereka terlalu serius. Anda harus positif dan yakin bahwa Anda akan menemukan kesuksesan di kemudian hari," ungkap Yanai dalam wawancaranya dengan majalah Monocle.

Pendekatan yang dilakukan Yanai dalam bisnis Uniqlo juga dinilai berbeda dengan kebanyakan merek fashion lainnya.

Baca Juga: Salah Langkah Bisa Ambyar, 2 Pesawat Rusia Hadang Pesawat Bomber Amerika Serikat dengan Manuver Mengerikan, B-52 Sampai Turbulensi dan Susah Bergerak

Zara misalnya, bisnis pakaian terbesar di dunia ini selalu merespons dengan cepat setiap tren mode yang muncul.

Dengan cepat mereka langsung memproduksi model baru yang didistribusikan ke gerai-gerai hanya dalam waktu dua minggu.

Sementara Uniqlo melakukan hal yang sebaliknya. Uniqlo cenderung tidak mengikuti tren yang berkembang. Mereka merencanakan produksi pakaiannya hingga satu tahun sebelumnya.

Atas dasar pendekatan inilah Yanai menyebut bahwa Uniqlo bukan lah bisnis mode, melainkan bisnis teknologi.

Baca Juga: Ayahnya Bergelar Raja Dangdut yang Sudah Diakui Dunia, Anak Rhoma Irama Nyatanya Tak Gengsi Banting Setir Jualan Mie Rebus dan Kopi Layaknya Angkringan, Ogah Berpangku Tangan Meski Job Sepi Gara-gara Corona

Sekarang Yanai, bersama dengan Fast Retailing dan Uniqlo, berambisi untuk mengalahkan raksasa fashion dunia seperti H&M serta Inditex yang merupakan induk perusahaan dari Zara.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Mengenal Tadashi Yanai, bos Uniqlo yang jadi orang terkaya di Jepang.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan