Find Us On Social Media :

Ironi Insiden Pembakaran Mapolsek Ciracas, Salim Said: Pimpinan Peluk-pelukan Tapi Anak Buah Tembak-tembakan

Potret mobil Polsek Ciracas dalam kondisi terbakar usai diserang ratusan orang tak dikenal.

GridHot.ID - Guru Besar Ilmu Politik Univeritas Pertahanan Indonesia, Prof. Salim Said memberikan tanggapan terhadap penyerangan sejumlah oknum TNI di markas kepolisian, yakni Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur.

Dilansir TribunWow.com, Salim Said menilai dan mengakui bahwa hubungan antara tentara dengan polisi sangat rawan bergesekan.

Menurutnya, satu di antara alasannya karena faktor kecemburuan antara dua instansi negara tersebut, khususnya dari TNI kepada Polri.

Baca Juga: Satu-persatu Korban Penyerangan Polsek Ciracas Bermunculan, Kebrutalan Anak Buah KSAD Andika Perkasa di Luar Nalar, Pedagang Pisang Beri Kesaksian Mencekam

Hal itu diungkapkannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (1/9/2020).

Dalam kesempatan itu, Salim Said mengungkapkan bahwa saat ini tentara sudah kehilangan fungsi ke dalam atau berhubungan dengan masyarakat.

Fungsi tersebut saat ini sudah diambil alih sepenuhnya oleh kepolisian.

Ia mengaku sudah banyak mengenal dan memahami apa yang dirasakan oleh para prajurit tentara, lantaran mereka yang menjadi mahasiswanya di Universitas Pertahanan.

Baca Juga: Termasuk Prada MI, Pemeriksaan 31 Orang yang Terlibat dalam Pengrusakan Mapolsek Ciracas Dilakukan dengan Cara Ini, KSAD Andika Perkasa: Tidak Akan Bisa Komunikasi dengan Pihak Luar

"Saya melihat di situ ada masalah bagaimana itu diatasi, di dua faktor. Faktor kesejahteraan yang bersumber pada keterlibatan polisi ke dalam masyarakat, sementara tentara tidak lagi terlibat di situ," ujar Salim Said.

Menurutnya, kondisi tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh pada psikologi para tentara.

Bahkan ia mengaku pernah mendapatkan pertanyaan besar dan begitu dalam dari seorang prajurit yang juga merupakan mahasiswanya.

Baca Juga: Suruh Pangdam Jaya Catat Kerugian Perusakan Polsek Ciracas, KSAD Andika Perkasa: Tidak Ada Lagi Orang Hanya Pasrah Menyerahkan Diri, Sama Sekali Tidak!

Dikatakannya mereka seakan menganggap bahwa NKRI bukan lagi Negara Kesatuan Republik Indonesia melainkan justru Negara Kepolisian Republik Indonesia.

"Kemudian adalah psikologi, mereka mengeluh 'Coba prof jelaskan bagaimana sekarang ini kok NKRI bukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi kata mereka Negara Kepolisian Republik Indonesia'. Saya tidak bisa jelaskan, itu kan keputusan pemerintah," kata Salim Said.

"Apakah seorang jenderal jadi duta besar, seorang jendral jadi menteri, apakah jenderal polisi atau tentara itu keputusan politik presiden, saya tidak bisa menjelaskan," terangnya.

Baca Juga: 10 Meter dari Motornya Konvoi Anggota TNI Penyerang Polsek Ciracas Beraksi, Pengendara: Saya Masuk ke Gereja, Nyari Perlindungan

Lebih lanjut, Salim Said mempertanyakan apakah kemungkinan kondisi yang sedang dihadapi oleh tentara dan polisi hanya terjadi di kalangan bawah saja.

Karena menurutnya, kondisi berbanding terbalik dengan para petinggi TNI maupun Polri yang terlihat begitu damai dan harmonis.

"Beribu poster dipasang, gambarnya bagus-bagus, tapi di bawah persepsinya lain terhadap keadaan dan itu mudah sekali dipicu jadi persoalan hubungan antara polisi dan tentara," ungkapnya.

"Jadi masalah yang kita hadapi cuman satu, bagaimana kita mengatasi supaya tidak terjadi sesuatu yang ironis, pimpinan peluk-pelukan, tapi anak buah tembak-tembakan," ucap Salim Said.

"Ini kan ironis sekali," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul "Soal Insiden Ciracas, Salim Said: Ironis, Pimpinan Peluk-pelukan tapi Anak Buah Tembak-tembakan"

(*)