Find Us On Social Media :

Hujaman Peluru Buat Nyawanya Tak Bisa Diselamatkan, Putri Kecil Jenderal Nasution Seakan Rela Jadi Perisai Hidup Sang Ayah di Tengah Tragedi Mengerikan G30SPKI, Begini Kisah Pilunya

Ade Irma Suryani.

Atas perintah istrinya, ia berhasil kabur melompati pagar dan menuju rumah Duta Besar Irak yang berada tempat di samping rumah mereka.

Pasukan tersebut mulai masuk ke dalam rumah. Karena tidak dibuka pintu oleh istri Nasution, mereka menembaki pintu kamar berkali-kali.

Baca Juga: Pantas Diburu Andika Perkasa, Penyerang Polsek Ciracas Coreng Semua Matra TNI, 1 Anggota AU dan 7 Anggota AL Terlibat di Dalamnya, KSAD Bersumpah Lakukan Ini

Suara tembakan itu membuat seisi rumah dicekam ketakutan.

Beruntungnya, istri Nasution, serta ibu dan adik Nasution, Mardiah yang lari ke kamar Nasution selamat dari tembakan.

Tapi sayang, tembakan itu mengenai Ade. Tiga peluru menembus punggung si kecil.

Ketika pasukan Tjakrabirawa meninggalkan rumah, Johanna dan keluarga langsung membawa Ade yang bersimbah ke RSPAD untuk mendapat pertolongan.

Baca Juga: Pertama Dalam Sejarah Militer Negaranya, Koera Selatan Berhasil Wujudkan Proyek Ambisiusnya Rakit Jet Siluman Lokal Mirip F-35A, Berikut Spesifikasinya!

Setelah menjalani operasi, lima hari kemudian ia dipanggil sang maha kuasa. Ia dimakamkan di Blok P Kemayoran diiringi ratusan tangis keluarga dan masyarakat.

Kematian Ade Irma Suryani tentu meninggalkan luka yang sangat dalam diri Nasution.

Di saat dirinya berhasil kabur, justru sang putri kesayangan harus merenggang nyawa menjadi perisainya.

“Anakku yang tercinta. Engkau telah gugur sebagai perisai untuk Ayahmu.”

Baca Juga: Makin Maruk Pengen Kuasai Indo Pasifik, China Berburu Wilayah Negara untuk Dijadikan Pangkalan Militer Termasuk Indonesia, Bahkan Ada yang Sampai Berani Khianati AS demi Tiongkok

“Ya Allah, terimalah putri kami ini dengan segala kebaikannya. Kami mengantarkannya dengan ikhlas, mengembalikannya pada-Mu, karena Engkaulah yang empunya,” kata Nasution seperti dikutip dalam buku yang berjudul “Tujuh Prajurit TNI Gugur: 1 Oktober 1965”.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Jadi Perisai Sang Ayah, Ade Irma Suryani Harus Merenggang Nyawa Akibat Kekejaman G30S/PKI.

(*)