Menurut keterangan dokter yang merawatnya, dr Richard Pounds, Isabella Guzman didignosa mengalami paranoia schizophrenia.
"Dia sering menatap ke ruang hampa, lalu bicara dengan seseorang yang tidak terlihat, dan dia tertawa sendiri," kata dr Richard.
Dikutip dari laman denver.cbslocal.com, dokter yang menangani Isabella Guzman turut memberikan kesaksian.
Dokter bersaksi bahwa Isabella Guzman tidak percaya bahwa ibu sebenarnya adalah ibu kandung yang ia bunuh tersebut.
Isabella Guzman berdelusi bahwa ibu kandungnya tersebut adalah sosok seorang wanita bernama Cecelia yang dia yakini perlu dibunuh untuk menyelamatkan dunia.
"Kami menghukum orang yang membuat keputusan untuk melakukan kesalahan ketika mereka tahu lebih baik dan mereka bisa melakukan sesuatu yang berbeda."
"Dan dalam kasus khusus ini saya yakin, berdasarkan bukti yang saya lihat dan informasi yang telah disajikan di pengadilan, bahwa wanita ini tidak tahu benar dan salah dan dia tidak bisa bertindak berbeda dari yang dia lakukan, mengingat signifikansi skizofrenia dan delusi paranoid, halusinasi visual yang dapat didengar yang dia alami."
"Saya yakin akan hal itu dan saya merasa demi keadilan saya harus mengambil langkah-langkah ini," kata George Brauchler, Jaksa Wilayah, Distrik Yudisial ke-18.
Tak ditahan di penjara, Isabella Guzman pun dirawat di rumah sakit jiwa.
Brauchler mengatakan Isabella Guzman akan tetap di sana sampai dia tidak lagi menjadi ancaman bagi komunitas atau dirinya sendiri.
Isabella Guzman juga kemungkinan besar akan berada di rumah sakit jiwa selama sisa hidupnya.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul "Senyum di Pengadilan Usai Tusuk Wajah & Leher Ibunya 79 Kali, Isabella Guzman Akhirnya Tak Dipenjara"
(*)