Find Us On Social Media :

Sudah Disuntikkan Ke Ridwan Kamil dan Relawan Lain, Vaksin Corona dari China Ternyata Punya Kekurangan, Peneliti Unpad Bongkar Datanya

Ilustrasi - Sukarelawan yang disuntik vaksin dari China positif Covid-19.

Kusnandi mengungkapkan, hingga kini belum ada obat untuk virus corona. Negara-negara di dunia tengah berlomba membuat vaksin.

Indonesia sendiri bekerja sama dengan China untuk pengembangan vaksin ini.

Baca Juga: 3 Lusin Prajurit Bisa Langsung Diangkut Sekali Jalan, Pantas Amerika Kebelet Pinang Helikopter MH-47G Block II, Tak Segan Gelontorkan Rp 375 Miliar untuk Alat Angkut Pasukan Paling Ngeri Negeri Paman Sam

Adapun alasan mengapa yang dipilih China, karena penyakit ini bermula dari sana. Selain itu, vaksin ini sudah melalui tahap satu dan dua. Hasilnya cukup baik, sehingga dilanjutkan dengan uji klinis vaksin tahap ketiga.

Penjajakan dengan penyedia vaksin

Sebelumnya, Menteri BUMN Erock Thohir mengatakan, Indonesia akan mendapat tambahan 20 juta dosis vaksin dari Sinovac akhir tahun ini.

Kemudian, tahun depan ada tambahan 250 juta dosis. Sedangkan vaksin dari G42 UAE akan tiba di Indonesia pada Desember 2020, yakni sebanyak 10 juta dosis. Kemudian 50 juta dosis lagi pada kuartal I tahun 2021.

Baca Juga: Pilih Legowo Ketimbang Mencak-mencak, Wanita Ini Ikhlas Relakan Suaminya Bersama Pelakor, Netizen: Istri Cerdas!

Menurut Erick Thohir, jumlah vaksin itu belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Sebab, masing-masing individu membutuhkan dua kali suntikan.

Itulah mengapa negara-negara seperti Inggris dan Jepang memesan 3-4 kali dari jumlah vaksin yang dibutuhkan.

Untuk itu, selain berupaya mengembangkan vaksin merah putih, penjajakan dengan sejumlah penyedia vaksin terus dilakukan Indonesia. Misalnya dengan CEPI, astranezeca, cansimo, dan lainnya.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Inilah kekurangan vaksin Covid-19 Sinovac dari China versi peneliti Unpad.

(*)