Laporan yang disusun oleh Institut Riset Geologi Uranium Beijing (BRIUG), Perusahaan Nuklir Nasional China (CNNG), dan Survei Geologi Saudi
Prof Kip Jeffrey, kepala sekolah pertambangan Camborne di Universitas Exter, mengatakan uranium akan jauh melebihi apapun, dari sekedar pembangkit listrik.
Mark Hibs, rekan senior dalam program kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for Peace, mengatakan pada The Guardian, "Jika Anda mempertimbangkan pengembangan senjata nuklir, semakin banyak itu semakin baik."
"Dalam beberapa kasus, pemasok uranium asing membutuhkan komitmen damai dari awal hingga akhir, jadi mereka tidak perlu khawatir tentang pemilik uranium," imbuhnya.
China telah mulai mencari pekerjaan di Arab Saudi, setelah tahu potensi menggiurkan itu sejak 2017.
Sebagai bagian dari perjanjian kerja sama energi nuklir, dan telah selesai akhir tahun lalu.
Salah satu potensi lumbung uranium terbesar di Arab tampaknya berada di dekat kota Neom, berbatasan dengan Mesir dan Yordania.
Meski demikian, Arab masih belum mengembangkan senjata nuklir mereka sendiri.
Baca Juga: Keluarkan 2 Dekrit Kerajaan, Raja Salman Pecat Pejabat Arab Saudi, Ada Apa?