Find Us On Social Media :

Sudah Muak Ketidakadilan Tiongkok, Negara ASEAN Ini Nekat Putar Halauan Bersekutu dengan Amerika untuk Hadapi Masalah Pasifik, Pilih Khianati China Usai 4 Tahun Bersahabat Erat

Presiden Filipina Rodrigo Duterte

"Kami dengan tegas menolak upaya untuk merusaknya (putusan arbitrase). Kami menyambut peningkatan jumlah negara yang datang untuk mendukung putusan tersebut," ungkap Duterte seperti dikutip Bloomberg.

Pada 2016 lalu, Duterte sempat mengabaikan putusan tersebut dan membuatnya semakin dengan dengan China, sekutu militer terbesar Filipina.

Namun belakangan, Pemerintahan Duterte mulai mendekatkan diri dengan AS, menyusul segala upaya "nakal" China di sekitar wilayah teritorial mereka yang ada di Laut China Selatan.

Baca Juga: Indonesia Ikut Siaga Penuh, China Nekay Kirim Pesawat Tempur ke Taiwan, Padahal Amerika dan Eropa Sudah Beri Peringatan

Pekan ini, Filipina menyambut baik AS dan negara lain untuk berperan dalam menjaga keamanan Laut China Selatan.

Hal ini juga telah dilakukan oleh Vietnam awal bulan ini.

"Kami bersumpah, kekuatan Barat akan hadir di Laut China Selatan. Kami percaya pada keseimbangan kekuatan, bahwa kebebasan Filipina bergantung pada keseimbangan di Laut China Selatan," ungkap Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin, Senin (21/9).

Baca Juga: Peringatan Darurat untuk 'Naga Kecil Asia', China Siapkan Matang-matang PLA Army Serbu Taiwan, 3 November 2020 Jadi Pilihan Waktunya

Hubungan AS dan Filipina sudah terjalin sangat lama, bahkan jadi yang terlama di Asia Tenggara.

Perjanjian pertahanan tahun 1951 menetapkan salah satu negara akan merespons secara militer jika terjadi seragan terhadap negara yang lain.

Artikel ini telah tayang di Kontan.id dengan judul "Kisruh Laut China Selatan, Duterte indikasikan Filipina merapat ke AS"