Lalu, mengapa fenomena tersebut bisa terjadi? Siapakah yang berperan 'menggoreng' harga janda bolong maupun anturium?
Ya, jika kita ingat ke belakang, jenis tanaman yang hits dan menjadi tren adalah anturium, aglaunema, dan sebagainya.
Sempat dijual dengan harga fantastis, kini harga tanaman itu sudah mulai turun, tidak setinggi di masa puncak popularitasnya.
Apa yang sebenarnya terjadi pada fenomena pasar yang seperti ini?
Ekonom dari Institute Development of Economics and Financial (Indef), Bhima Yudhistira menyebut fenomena semacam ini disebut sebagai gelembung ekonomi atau bubble economy.
"Teorinya adalah gelembung ekonomi (bubble economy) di mana harga aset menyimpang jauh dari nilai intrisiknya," kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/9/2020).
Bhima menjelaskan, dalam sejarahnya fenomena ini pertama kali tercatat pada 1637.