Beijing telah melanggar janjinya di Laut China Selatan
Selain di Kepulauan Paracel, China melakukan latihan lain di Laut China Selatan tahun ini, karena ketegangan memburuk dengan AS dan tetangganya di Asia Tenggara.
Akhir bulan lalu, militer China meluncurkan dua rudal balistik ke Laut China Selatan, mengirimkan peringatan yang jelas ke AS, yang mengirim dua kelompok kapal induk untuk melakukan latihan di perairan yang disengketakan.
Komando Teater Selatan PLA meningkatkan latihan kesiapan tempur pada awal Agustus lalu, beberapa minggu setelah pembom China melakukan "latihan serangan" di Laut China Selatan.
Pada Minggu (27/9), Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Beijing telah melanggar janjinya di Laut China Selatan.
"Lima tahun lalu, Sekretaris Jenderal (Partai Komunis dan Presiden China) Xi Jinping menyatakan, China tidak berniat untuk mengejar militerisasi di Kepulauan Spratly, dan pos terdepan China tidak akan menargetkan atau berdampak pada negara mana pun,” kata Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip China South Morning Post.
Departemen Luar Negeri AS menambahkan, China malah mengejar militerisasi yang sembrono dan provokatif dari pos-pos yang disengketakan itu di Laut China Selatan.
China mulai membangun pulau buatan di sekitar tujuh terumbu yang diklaim sebagai wilayah negeri tembok raksasa pada 2014. Dan, sejak itu memasang senjata dan radar serta membangun landasan pacu di atasnya.
Departemen Luar Negeri AS menyebutkan, Partai Komunis China menggunakan "pos-pos terdepan militer sebagai platform pemaksaan untuk menegaskan kendali atas perairan di mana Beijing tidak memiliki klaim maritim yang sah".
Konfrontasi militer skala penuh