Find Us On Social Media :

Polisikan Najwa Shihab Karena Mewawancarai Kursi Kosong Menkes Terawan, Relawan Jokowi Bersatu: Secara Tidak Langsung Sudah Mendeskritkan Presiden

Najwa Shihab

GridHot.ID - Tim Relawan Jokoi Bersatu kebakaran jenggot melihat Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong dalam sebuah acara talk show di salah satu televisi swasta

Sang ketua, Silvia Devi Soembarto saat dihubungi Warta Kota, Senin (5/10/2020) sore, mengatakan pihaknya akan melaporkan Najwa ke Polda Metro Jaya terkait wawancara tersebut

"Pelaporan akan kami lakukan, karena secara tidak langsung Najwa Shihab sudah mendiskreditkan Presiden Jokowi melalui pembantunya Menteri Kesehatan Terawan," kata Silvia, Senin (5/10/2020).Selain itu kata Silvia, Najwa Shihab membuat narasi parodi di acara itu.

Baca Juga: Sampai Ditantang Mundur oleh Najwa Shihab Gara-gara Tak Gubris Undangan, Menkes Pilih Tunjukkan Kinerja, Terawan: Tunggu Tanggal Mainnya"Dan acara itu ditonton 269 Juta rakyat Indonesia. Tentunya ini kurang baik bagi generasi dan masyarakat kita," kata Silvia.Sebagai Ketua Relawan Jokowi Bersatu, kata Silvia, sudah sewajarnya pihaknya menjaga Presiden Jokowi bagi pihak-pihak yang akan mendiskreditkannya."Karenanya pelaporan akan kami lakukan ke Polda Metro Jaya, Selasa (10/6/2020) besok," ujarnya.Untuk pasal pelaporan yang akan diterapkan, kata Silvia, pihaknya akan berkonsultasi dahulu dengan kepolisian saat pelaporan Selasa besok.

Baca Juga: Kursi Kosong di Mata Najwa Telah Menanti Kehadirannya, Menkes Terawan Respon Tantangan Najwa Shihab: Tunggu Tanggal Mainnya!

"Juga alat bukti apa yang kami bawa, besok saja semuanya kami jelaskan," kata Silvia.DikecamAdvokat sekaligus pengamat kebijakan publik, Azas Tigor Nainggolan, menyesalkan aksi Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.Menurutnya, apa yang dilakukan Najwa justru mencederai citra positif yang sudah tersemat."Saya menyesalkan apa yang dilakukan oleh Najwa dalam wawancara dengan kursi kosong itu, cara itu justru menjatuhkan dan merusak citra positif acara Mata Najwa dan Najwa Shihab secara pribadi sebagai jurnalis," ungkap Tigor kepada Tribunnews, Jumat (2/10/2020).

Baca Juga: Mangkir Jadi Tamu Undangan Talkshow Mata Najwa, Menkes Terawan Dapat Sindiran Pedas dari Komika Bintang Emon: Kalau Takut Datang Sendirian, Ya Ajak Aja TemanMenurut Tigor, menolak hadir dalam undangan program wawancara hal wajar bagi pejabat publik.

Terlebih jika calon narasumber merasa tidak aman dan tidak nyaman.Sebagai seorang aktivis sosial, advokat, dan pengamat kebijakan publik, Tigor mengaku memiliki banyak pengalaman diundang sebagai narasumber oleh media massa elektronik."Sebagai narasumber, saya tidak selalu memenuhi undangan wawancara terhadap diri saya, seperti waktu tidak cocok atau saat berbenturan dengan acara lain," ungkap Tigor.Tigor juga mengungkapkan penolakan bisa dilakukan karena ada indikasi wawancara yang memiliki maksud tertentu.

Baca Juga: Dicari-cari Hingga Diwakilkan Kursi Kosong di Hadapan Najwa Shihab, Keberadaan Menkes Terawan Buat Banyak Orang Penasaran, Ternyata Segini Harta Kekayaan Sang Menteri Kesehatan

"Ada juga penolakan saya lakukan karena saya curiga, mendapat informasi dan dugaan atau indikasi wawancara tersebut hanya menggunakan saya untuk menjatuhkan orang lain atau ingin memojokan saya sebagai pribadi atau seorang aktivis," ungkapnya.Menurut Tigor, indikasi atau informasi tambahan mudah didapat di berbagai media dan dapat digunakan calon narasumber saat membuat keputusan."Atau biasanya juga pihak produser atau tim kreatif acara yang mengundang saya itu akan bertanya dulu tentang sikap saya terhadap isu tertentu. Jika sikap saya pro atau kontra, dan sesuai kepentingan produser maka saya akan diundang untuk menjadi narasumber acara wawancara yang disiapkan," katanya.

Baca Juga: Undangannya Tak Digubris Menteri Kesehatan, Najwa Shihab Sentil Terawan di Depan Luhut Binsar Panjaitan, Menko: Dia Mungkin Tidak Suka BicaraTigor berpendapat, cara pendekatan mengenai kepentingan tertentu sudah lazim dan banyak menjadi patokan pemilik acara atau produser acara talkshow."Sehingga seorang narasumber yang 'terjebak' akan jadi sasaran dan permainan di acara wawancara tidak sehat juga tidak etis," ungkapnya.Tigor menyebut kondisi dan pengalaman ini banyak membuat pejabat publik, tokoh publik atau narasumber harus hati-hati menerima undangan sebagai narasumber sebuah acara wawancara."Jika si calon narasumber merasa tidak nyaman dan tidak aman atau curiga maka akan menolak bahkan melawan apabila terus dipaksa untuk hadir," ungkap Tigor.

Baca Juga: Ingin Calonkan Diri Jadi Presiden, Najwa Shihab Minta Pertimbangan Ahok: Keturunan Arab Seperti Saya Bisa Enggak?

Tigor menambahkan, jika tujuan undangan tersebut benar baik dan tidak patut dicurigai, seharusnya produser atau pemilik acara terus meyakinkan narasumber agar mau hadir."Jangan cepat putus asa, emosi, dan memojokkan narasumber yang menolak, menggantikannya dengan kursi kosong serta mempermalukannya," ungkap Tigor.Tigor membagikan cerita jika dirinya sering menolak dan akan menolak undangan jika acara tersebut sudah disusun untuk kepentingan menghantam dirinya atau menggunakan dirinya untuk menghantam pihak lain."Ya jika kita atau saya merasa tidak nyaman dan tidak aman, sebagai manusia, sebagai calon narasumber maka akan menolak agar tidak membahayakan dirinya serta pekerjaannya," ungkapnya.

Baca Juga: Bersanding dengan Najwa Shihab Hingga Susi Pudjiastuti, Janda Ahok Masuk Daftar 20 Tokoh Paling Berpengaruh di Indonesia, Veronica Tan: Masih Banyak yang Lebih Baik...Tigor juga menilai beredarnya informasi yang menyebut Menkes Terawan sudah mengirimkan Dirjen Kemenkes sebagai penggantinya.Jika hal tersebut benar, Tigor menilai sudah ada itikad baik dari Terawan."Jika benar Najwa Shihab menolak Dirjen yang diutus dan menukar kehadiran menteri kesehatan Terawan dengan kursi kosong, memperkuat dugaan indikasi undangan acaranya tidak nyaman atau tidak aman," ungkap Tigor.Awal masalahSebelumnya, jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab mengaku sudah berulang kali mengundang secara resmi Menkes Terawan untuk menjadi tamu dalam acara Mata Najwa yang ia pandu.

Baca Juga: Batang Hidung Menkes Terawan Tak Nampak di Hadapan Publik Sejak Awal PSBB, Najwa Shihab Tanya Langsung ke Ketua Gugus Tugas Covid-19, Wiku Adisasminto Jawab Begini

Dilansir Kompas.com, undangan tersebut sudah disampaikan Najwa jauh sebelum dibuatnya video Mata Najwa edisi "Menanti Terawan" di media sosial."Hampir tiap minggu selalu kirim undangan. Tiap episode soal pandemi," kata Najwa kepada Kompas.com, Selasa (29/9/2020).Najwa mengatakan, undangan yang ia sampaikan tidak selalu direspons oleh pihak Menkes.Sekalinya dijawab, pihak Menkes mengaku tidak bisa hadir dengan alasan padatnya jadwal.

Baca Juga: Bikin Khawatir, Najwa Shihab Unggah Foto Filter Abu-abu, Akui Sedang dalam Masa Pemulihan Tindakan Medis, Warganet: Mbak Nana Sakit Apa?"Pernah menjawab bahwa tidak bisa karena jadwal, dan kemudian kami selalu menawarkan agar wawancara diatur menyesuaikan waktu dengan agenda Pak Terawan," ujar dia.Akan tetapi setelah pihak Mata Najwa menawarkan untuk wawancara menyesuaikan jadwal Menkes Terawan, kembali tidak ada jawaban lanjutan dari pihak Menkes."Tapi, tiap minggu kami selalu kirim undangan untuk mengingatkan," ujar Najwa.Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Najwa Shihab Akan Dipolisikan Relawan Jokowi Bersatu terkait Wawancara Kursi Kosong"(*)