Find Us On Social Media :

Hanya Modal Rp 200 Jutaan, Wanita Batak Ini Berhasil Nyaleg di Pilkada Australia, Sosoknya Kini Viral, Santi: Saya Tak Sengaja

Santi Whiteside (kanan) wanita Batak yang nyaleg di Australia

Gridhot.ID - Wanita yang satu ini buat heboh Indonesia dan juga Australia.

Wanita asli Batak ini ternyata menjadi ikut dalam pesta politik di salah satu wilayah di Australia.

Namanya Santi Whiteside berasal dari Sumatera Utara (Sumut).

Santi sendiri telah 20 tahun lebih tinggal dan menikah dengan warga Australia.

Kini perempuan berdarah Batak itu menjadi pembicaraan setelah namanya masuk daftar kandidat 'councillor' di kawasan Whitehorse, sebelah timur kota Melbourne.

"Councillor" adalah pejabat yang dipilih melalui pemilihan untuk "Council", atau Dewan Pemerintah setingkat kabupaten atau kota.

Baca Juga: Vatikan Kena Imbas Wabah Corona Gelombang 2, Paus Fransiskus Nampak Mulai Gunakan Masker untuk Hadiri Acara Publik, Baru Pertama Kali Ini Sepanjang Sejarah Kepausan

Salah satu dari "councillor" sekaligus akan menjadi wali kota atau mayor. Santi mengaku tak pernah terpikirkan olehnya untuk bisa mengikuti pemilihan council, apalagi terjun ke dunia politik di Australia.

"Saya tak sengaja jadi politisi, bukan karena memang berambisi untuk jadi politisi atau kepala pemerintahan lokal," ujarnya kepada ABC Indonesia.

Ia mengaku jika aktivitasnya di sejumlah organisasi kemasyarakatan di Melbourne membuat rekan-rekannya meminta dan mendukung dirinya untuk maju dalam pemilihan yang digelar setiap empat tahun tersebut.

Santi dikenal sebagai duta multikultur dari yayasan kesehatan mental Australia (MHFA), Wakil Presiden Perhimpunan Warga Indonesia di Victoria, perkumpulan kuliner Indonesia, juga salah satu anggote komite di perkumpulan warga India di Australia.

"Meskipun saya berdarah Batak, tapi sudah lama saya tertarik dengan budaya India," katanya.

Di Indonesia, politik uang dalam sebuah pemilihan sudah menjadi rahasia umum, tapi Santi mengaku hal ini, setidaknya, tidak terjadi dalam pemilihan council di Victoria. "Biaya yang saya keluarkan ada di kisaran 10.000-20.000 dollar Australia [lebih dari Rp 100 hingga 200 juta]," kata Santi yang berasal dari Sumatera Utara.

Baca Juga: 2 Anaknya Ketahuan Curi Motor Bareng Pegawainya, Pria Ini Tak Terluka Dihajar Warga Sambil Diseret dan Diikat, Tiba-tiba Sekarat Hingga Tewas Setelah Celananya Dilepas

"Tapi itu kebanyakan untuk membuat materi kampanye, seperti poster, iklan di media," katanya.

Santi mengaku jika modal politiknya saat ini ia dapatkan dari kegiatannya di sejumlah organisasi, sehingga membuatnya paham sejumlah masalah yang dialami warga, terutama migran baru, seperti kesejahteraan, lapangan pekerjaan, kesehatan mental.

"Jika saya terpilih di [kawasan] Wattle, maka saya akan mampu mengangkat masalah yang dihadapi warga di sini dengan memahami latar belakang budaya yang beragam," ujar dia kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

Akibat ketatnya pembatasan aktivitas di tengah pandemi Covid-19, para kandidat councillor di negara bagian Victoria tidak dapat melakukan kampanye secara tatap muka.

Sebagai gantinya, Santi mengaku jika banyak warga yang langsung menghubungi dirinya, baik secara telepon atau email, untuk mengetahui langkah apa yang ia akan ambil untuk mengatasi permasalahan di daerahnya.

Ibu dengan tiga anak dan bersuamikan pria Australia ini mengaku sudah pindah kewarganegaraan sejak 15 tahun lalu dengan alasan "untuk lebih memudahkan memperkenalkan budaya Indonesia di tingkat dunia".

Baca Juga: 'Pemburu Kapal Selam' P-8 Poseidon AS Batal Singgahi Nusantara, Pemerintah Indonesia Beberkan Alasan Tolak Tampung Pesawat Mata-mata Washington, Padahal Ampuh untuk Takut-takuti China

Namun ia mengatakan hal tersebut tidak melunturkan nilai-nilai Indonesia yang tetap ia pegang teguh, terutama soal hidup dalam keberagaman budaya.

"Saya tetap bangga dengan adat Indonesia dan nilai-nilai yang dibesarkan keluarga saya dan sekarang saya mengakui sebagai seorang warga Australia dengan nilai-nilai Indonesia yang kuat," ujarnya.

"Bagaimanapun adat dan budaya Indonesia yang menekankan pada persatuan dan kesejahteraan keluarga sejalan dengan nilai-nilai dalam kehidupan di Australia."

Santi mengaku ia tidak terlalu banyak berharap dalam pemilihan kali ini, karena telah mendapatkan banyak pelajaran baginya untuk berpartisipasi dalam politik praktis di Australia untuk menyiapkan dirinya lebih baik dalam empat tahun mendatang.

"Salah satu alasan saya ingin ikut tahun ini juga adalah agar lebih banyak warga Indonesia [di Australia] untuk terjun ke dunia politik Australia untuk kehidupan warga yang lebih baik," kata Santi.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Ini Sosok Santi, Wanita Batak yang Kini Nyalon di Pilkada Australia: Saya Tetap Bangga Indonesia.

(*)