Find Us On Social Media :

Kebrutalan Israel Memaksanya Pertanyakan Keyakinan tentang Negaranya Sendiri, Inilah Rebel Rabbi, Komunitas Yahudi yang Rela Dimusuhi Bangsa Sendiri Demi Suarakan Hak Palestina

Para Rabbi yang membela Palestina dan Menentang Israel

Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari

GridHot.ID - Konflik Palestina dan Israel bukanlah konflik dua sisi yang sederhana.

Konflik keduanya merupakan konflik berlanjut antar bangsa.

Melansir Kompas.com, alasan Palestina dan Israel perang adalah masing-masing ingin mendapatkan dan menguasai wilayah yang sama.

Baca Juga: Kalah Jauh Soal Persenjataan, Tentara Palestina Punya Cara Jitu Obrak-abrik Informasi Militer Israel, Cuma Bermodal Gambar Wanita Cantik

Wilayah yang diperebutkan Palestina dan Israel itu terletak di antara Laut Mediterania dan Sungai Jordan. Tetapi sekarang ini, wilayah tersebut diberi label Israel di peta.

Meski sederhananya demikian, tetapi pada kenyataannya konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel menimbulkan banyak masalah pelik.

Seperti, di mana perbatasan Israel dan Palestina?

Baca Juga: Bak Mimpi Buruk di Siang Bolong, Pasukan Udara Israel Buat Hamas Kelabakan, Terowongan Jalur Gaza Luluh Lantah Terima Serangan Udara Dadakan

Bisakah pengungsi Palestina kembali ke rumah mereka yang saat ini dikuasai Israel?

Proses penyelesaian konflik yang telah berlangsung puluhan tahun ini telah menimbulkan konflik-konflik lain yang tumpang tindih.

Seperti hubungan Palestina dan Israel yang selalu bermusuhan padahal berdampingan, Israel melakukan pendudukan militer yang membuat warga Palestina menderita, dan kelompok-kelompok militan Palestina meneror warga Israel.

Konflik-konflik itu diperburuk sejarah panjang dan penuh kekerasan di antara kedua bangsa tersebut.

Terlebih masing-masing memilki pembenaran sendiri tentang apa dan mengapa konflik terjadi selama lebih dari 70 tahun ini. Sehingga kenyataannya, perdamaian antara Palestina dan Israel sangat sulit terwujud.

Baca Juga: Arab Saudi Ingin Israel dan Palestina Dibawa ke Satu Meja Perundingan Bersama: Satu-satunya Hal yang Dapat Memberikan Perdamaian Abadi

Dilansir dari Intisari, Israel dengan dalih 'pulang kampung', melakukan pemberangusan etnis Arab di Palestina.

Hal itu bukanlah sesuatu yang bisa diterima, sehingga tak ayal memicu rasa simpati dan empati.

Supremasi ras yang dilakukan beberapa orang Yahudi mungkin telah memicu kemarahan beberapa orang di dunia.

Baca Juga: Superioritas Negaranya di Timur Tengah Mulai Luntur, Arab Saudi Nekat Pertaruhkan Palestina Demi dapat Perlindungan dari Israel, Trik 'Polisi Baik, Polisi Jahat' Jadi Pilihan Raja Salman

Ternyata, hal tersebut juga telah memicu rasa simpati dan empati mendalam pada orang-orang Yahudi lain, yang mata hatinya terbuka setelah melihat konflik Israel-Palestina.

Meski Yahudi selalu diidentikkan dengan Israel, bukan berarti Yahudi adalah Israel.

Pemahaman tentang Yahudi bisa dikatakan cukup rumit, ada yang menyebutnya sebuah agama dan secara etinitas Yahudi juga bisa disebut sebuah ras.

Orang Yahudi sendiri tidak serta-merta menerima semuanya tindakan Israel, ada beberapa orang Yahudi yang tinggal di Israel menentang tindakan tersebut.

Tindakan rasis dan keji atas bangsa Arab di Palestina telah membuka mata hati mereka, pemusnahan suatu etnis untuk mengambil alih tanah Palestina adalah tindakan yang tidak bisa ditolelir.

Baca Juga: Negaranya Sedang Dilanda Resesi, Pejabat Israel Malah Ramai-ramai Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

Bahkan orang-orang Yahudi yang sudah memiliki 'gelar' Rabbi sekalipun menentang tindakan keji yang dilakukan bangsanya ini.

Rabbi adalah sebuah istilah yang menggambarkan seorang Yahudi terpelajar, ia menguasai 613 mitzvot (hukum agama) Yahudi, atau orang yang ditunjuk sebagai pemimpin agama di komunitasnya.

Meski mereka telah mendalami Yahudi sebagai ajaran yang dianutnya, hati kemanusiaan mereka masih ada, dan beberapa diantara tergerak untuk menyuarakan hak-hak orang Palestina.

Baca Juga: Terkenal Ganas dan Tidak Terkalahkan, Tentara Israel Nyatanya Tak Akan Bisa Kalahkan Prajurit TNI, Ini Dia Bukti Indonesia Berhasil Pecundangi Militer Negeri Yahudi

Rabbi Brant Rosen adalah salah satu contoh penentang tindakan keji Israel, Rosen telah melakukan perjalanan pribadi sejak Operasi Cast 2008 oleh Operasi 2008-2009.

Kebrutalan yang dilakukan bangsa Israel atas Palestina memaksanya untuk mempertanyakan keyakinannya tentang Negara Israel dan Zionisme.

Melansir dari Jews School, bagi Rosen, berdiri dalam solidaritas dan membela rakyat Palestina adalah sebuah panggilan spiritual.

"Dengan berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina, saya percaya saya memenuhi salah satu arahan spiritual pusat dari tradisi agama saya."

Baginya berdiri bersama dengan orang-orang Palestina adalah tindakan paling Yahudi yang dapat dilakukan Rosen.

Baca Juga: 2 Bulan Lagi Bakal Perkuat Angkatan Laut Negaranya, Kapal Perang Israel Dikabarkan Bakal Segera Rampung Digarap Jerman, Intip Spesifikasi dan Kehebatannya

Pemikiran-pemikiran Rosen atas pembelaan bangsa Palestina telah membuatnya dimusuhi oleh bangsanya sendiri.

Selain Rosen para Rabbi lain juga mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya tentang Israel.

Rabbi Arthur Waskow misalnya, seorang veteran pemimpin komunitas Yahudi progresif, mengatakan bahwa ia didorong keluar dari beberapa organisasi untuk pandangan pro-perdamaiannya selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Jaga-jaga dari Serangan Hezbollah yang Ingin Colong Gas Alam Negaranya, Israel Tambah Kapal Rudal Buatan Jerman, Ini Kehebatannya

Termasuk posisi mengajar di sebuah sekolah elit Yahudi Reconstructionist Rabbinical College, pada tahun 1989 dia dikeluarkan setelah mengkritik Israel.

Para Rabbi- Rabbi yang melakukan pemberontakan tersebut secara tidak langsung dijuluki 'Rabbi Rebel', karena tindakannya yang transgresif, dan menentang Israel atas dasar kemanusiaan. (*)