Find Us On Social Media :

Modal 10.000 Orang, Demonstran Thailand Minta Bantuan Jerman untuk Runtuhkan Kerajaan Thailand, Kelakuan Raja Maha Vajiralongkom Bakal Dibongkar Sampai Habis

Ilustrasi kerajaan thailand

Gridhot.ID - Thailand bergejolak habis-habisan.

Belasan ribu demonstran memenuhi jalanan untuk menyampaikan aspirasinya terhadap kerajaan Thailand.

Bahkan demonstran Thailand yang menentang kekuasaan berlebih Raja Maha Vajiralongkom memiliki cara baru guna mencapai tujuannya.

Demonstran Thailand meminta Jerman turun tangan menyelidiki aktivitas politik Raja Maha Vajiralongkom

Baca Juga: Per 1 November, Garuda Indonesia Putus Kontrak Kerja 700 Orang Karyawan, Direktur Utama Jelaskan Alasannya

Demonstran di Thailand menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Jerman, massa meminta agar Berlin menyelidiki dugaan sang raja memerintah selama mengungsi di Bavaria.

Demonstrasi itu dilakukan sembari mereka tetap mengecam parlemen mereka, yang melakukan sidang darurat selama dua hari sejak Senin (26/10/2020).

Sidang istimwa itu dihelat menyikapi krisis di mana pengunjuk rasa ingin Perdana Menteri Prayut Chan-o-Cha mundur, reformasi monarki dan konstitusi.

Massa meyakini Raja Thailand sejak 2016 itu memegang kekuasaan yang terlampau besar, dalam sistem pemerintahan monarki konstitusional.

Baca Juga: Pernikahannya Sempat Tak Diketahui Istri Pertama, Percakapan Mesra Kiwil dan Venti Figianti Akhirnya Terbongkar: Berawal dari Silaturahmi Tercipta Ikatan Hati

Dilaporkan jurnalis Associated Press, massa yang berjumlah sekitar 5.000 sampai 10.000 orang itu bergerak menuju Kedutaan Jerman.

Mengabaikan peringatan polisi bahwa aksi mereka ilegal, demonstran meminta agar "Negeri Bir" menyelidiki momen selama Raja Maha Vajiralongkorn berada di sana.

Adapun sepetti diberitakan Channel News Asia Selasa (27/10/2020), sang raja saat ini berada di Thailand untuk urusan seremonial. Perwakilan kelompok itu menyatakan, mereka sudah mengirim surat ke staf kedutaan, yang isinya meminta agar Jerman menggelar penyelidikan.

Mereka ingin mengetahui apakah selama berada di "Negeri Bir", raja berusia 68 tahun itu mengatur politik Thailand dari sana atau tidak. Kegiatan pemerintahan itu bisa dipandang melanggar kedaulatan Jerman, dan meminta Berlin untuk memulangkan sang raja agar memulihkan kondisi.

Baca Juga: Dianggarkan Sebesar Rp 340 Miliar, LAPAN Mulai Lakukan Penelitian 'Alien' dan Kehidupan di Luar Bumi Pada 2021, Berikut Program yang Akan Dijalankan

Sebagai tambahan, massa juga menyerukan poin demi poin mengapa mereka berani untuk mengkritik raja berjuk Rama X tersebut.

Berlin sendiri sebenarnya sudah membahas isu itu pada awal Oktober, ketika Menteri Luar Negeri Heiko Maas merepons pertanyaan anggota parlemen.

Pada Senin, Maas berbicara lagi di mana dia menuturkan pemerintahan Kanselir Angela Merkel paham akan situasi politik "Negeri Gajah Putih".

Maas juga memastikan bahwa mereka tahu mengenai tuntutan pengunjuk rasa, sekaligus menyatakan sudah mengamati gerak-gerik Raja Vajiralongkorn.

Baca Juga: Doktrin Sejarah Negaranya Soal 'Anti-Nuklir' Tak Tergoyahkan, Jepang Ngotot Menolak Bergabung dalam Perjanjian Larangan Nuklir PBB, Trauma Masa Lalu Jadi Alasan

"Kami mengamatinya sudah lama, tak hanya dalam beberapa pekan terakhir. Jika dirasa kegiatannya menyimpang, maka kami harus mengambil langkah tegas," kata dia.

Selama masih berstatus putra mahkota, Raja Maha Vajiralongkorn sudah tinggal di Jerman. Tapi tindakannya jadi sorotan sejak menggantikan ayahnya, mendiang Raja Bhumibol Adulyadej. Raja Bhumibol, yang memerintah selama 70 tahun sebelum wafat pada 2016, memang sering bepergian saat awal kekuasaannya.

Namun selepas dekade 1960-an, dia baru sekali meninggalkan Thailand. Itu pun karena dia memutuskan untuk menginap di negara tetangga Laos. Keputusan Raja Vajiralongkorn tinggal di luar negeri membuatnya tidak perlu menunjuk wakil selama di luar kerajaan, berdasarkan konstitusi baru.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Demonstran Thailand minta bantuan Jerman, untuk apa?

(*)