Find Us On Social Media :

Kelewat Berani, Didetik-detik Lengser Jabatan Presiden, Trump Justru Buat Kebijakan Baru dengan China hingga Buat Negeri Panda Murka

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Gridhot.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyulut kemarahan pemerintah China.

Setelah karena isu pandemi virus corona (Covid-19) dan konflik di Laut China Selatan, kini Trump kembali membuat kebijakan yang penuh kontra.

Di mana Trump telah menandatangani surat perintah eksekutif yang melarang perusahaan Amerika Serikat untuk berinvestasi di perusahaan China.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Kapolri Copot Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar

Larangan tersebut berlaku untuk perusahaan China yang dianggap dimiliki serta dikontrol oleh militer China.

Dilansir dari CNN, Senin (16/11/2020) aturan itu berlaku untuk 31 perusahaan.

Di dalamnya dijelaskan, perusahaan-perusahaan tersebut telah memungkinkan modernisasi pada militer China dan secara langsung mengancam keamanaan di Amerika Serikat.

Baca Juga: Didampingi Pemimpin Pasukan Elite, Panglima TNI Tiba-tiba Buat Pernyataan Penting, Hadi Tjahjanto: Tidak Satu Pun Musuh yang Dibiarkan!

Produsen smartphone Huawei dan Hikvision merupakan dua perusahaan dari daftar perusahaan yang dilarang. Beberapa perusahaan lain.

Seperti China Telecom dan China Mobile, bahkan terdaftar dan sahamnya dijual-belikan di Bursa Saham New York.

Larangan Trump tersebut melarang investor AS untuk memiliki atau memperdagangkan berbagai bentuk sekuritas yang berasal atau berhubungan dengan perusahaan-perusahaan itu.

Hal itu termasuk dana pensiun atau memiliki saham dari perusahaan.

Investor memiliki waktu hingga November 2021 untuk divestasi dari perusahaan.

Baca Juga: Ditanya Seorang Kuli Gimana Caranya Jadi Prajurit TNI Tanpa Pendidikan Tinggi, Jenderal Andika Perkasa Langsung Beri Jawaban Tak Terduga, Para Perwira Tinggi Langsung Jadi Percontohan

Adapun ketika dimintai tanggapan, Hikvision menyatakan keputusan pemerintahan Trump tersebut tidak berdasar.

"Seperti yang sudah kami perlihatkan, Hikvision bukanlah perusahaan militer China."

"Hikvision dioperasikan secara independen dan diperdagangkan secara publik," ujar perusahaan dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: Apes! Baru 4 Hari Kerja di Penginapan, Pria Ini Temukan Jasad Wanita dalam Karung, Rekan Korban: Biadab!

Mereka menambahkan, perusahaan tidak pernah berpartisipasi dengan berbagai macam riset serta pengembangan untuk militer.

"Keputusan yang berlawanan dengan perusahaan ini tidak membuat Amerika, atau dunia bahkan menjadi lebih aman," ujar dia.

China Telecom mengatakan dalam pengajuan pasar saham bahwa "saat ini sedang menilai dampak" dari perintah eksekutif, yang dapat menyebabkan harga sahamnya berfluktuasi.

Huawei dan China Mobile tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada hari Jumat mengecam perintah eksekutif tersebut.

Baca Juga: Gisella Anastasia Diduga Unfollow Adhietya Mukti Usai Video Syur Mirip Dirinya Bikin Gempar Jagat Maya, Netijen Auto Julid: Kalau Rasa itu Gak Bisa Diunfollow

Dia mengatakan pemerintah AS dengan jahat memfitnah kolaborasi yang sah antara militer China dan perusahaan sipil.

Dia pun menilai, tekanan yang diberikan kepada perusahaan China tidak masuk akal.

"Langkah ini tidak hanya akan sangat merusak kepentingan sah perusahaan China."

Baca Juga: Lewat Internet, Korea Utara Berusaha Keras Curi Rahasia Vaksin Corona dan Segala Penelitiannya dari Berbagai Organisasi Dunia, Bos Microsoft Pergoki Hacker Rusia Ikut Cawe-cawe di Serangan Tak Masuk Akal Ini

"Tetapi juga akan merusak kepentingan investor di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat," kata juru bicara Wang Wenbin kepada wartawan.

Perintah eksekutif, yang akan berlaku 11 Januari muncul di tengah perang dagang dan teknologi memanas antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Banyak perusahaan teknologi China mendapat tekanan selama pemerintahan Trump.

Selama beberapa tahun terakhir, Washington telah membidik ambisi teknologi tinggi China, memberikan pukulan keras pada industri kecerdasan buatan, semikonduktor, dan telekomunikasi yang sedang berkembang di negara itu.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Larang AS Investasi di 31 Perusahaan China, Apa Alasannya?"