Find Us On Social Media :

Jangan Nekat Tolak Swab Test dan Vaksin Corona, Mereka yang Menolak Dijamin Dapat Denda Maksimal Rp 5 Juta Hingga Rp 7 Juta, Begini Penjelasan Wagub DKI Jakarta

Nikita Mirzani swab test.

Gridhot.ID - Wabah corona membuat banyak orang harus berhati-hati.

Mereka yang terduga terinfeksi juga diwajibkan untuk melakukan swab tes.

Warga juga tidak bisa melakukan penolakan ketika diperiksa untuk kepentingan swab test.

Setiap warga yang menolak melakukan tes usap (swab test) dapat dikenakan sanksi denda hingga Rp 7 juta.

Baca Juga: Seorang Buzzer di Semarang Bongkar Cara Kerjanya Obok-obok Sosial Media Demi Kepentingan Klien di Bidang Politik, Akui Masih Pemula, Bayarannya Rp 150 Juta untuk Level Kepala Daerah

Hal tersebut ditegaskan langsung oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

"Terkait dengan swab memang ada ketentuan di Perda tidak boleh menolak, termasuk di vaksin juga ada peraturannya. Dendanya maksimal Rp 5 juta bahkan kalau ada tindakan kekerasan bisa sampai Rp 7 juta," kata Riza di Polda Metro Jaya, Senin.

Riza juga menegaskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan akan memastikan seluruh masyarakat yang pernah mengikuti kerumunan yang berpotensi menjadi klaster Covid-19 untuk menjalani pemeriksaan.

"Nanti kami dari Pemprov dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan terus berupaya agar seluruh masyarakat yang ada dalam kerumunan yang berpotensi ada gejala terpapar virus corona kita akan minta tes," tambahnya.

Baca Juga: Nggak Pernah Takut Dicopot dari Jabatan Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman Mengaku Sudah Terbiasa Hidup Sederhana, Pernah Jadi Loper Koran hingga Tukang Antar Makanan

Riza Patria Senin ini memenuhi undangan Polda Metro Jaya untuk diklarifikasi terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan di pernikahan putri Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat.

Riza mengaku dicecar 46 pertanyaan selama delapan jam pemeriksaan oleh penyidik Sub Direktorat Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Metro Jaya "Dalam pelaksanaannya dari jam 11.00 WIB lewat sampai jam 19.00 WIB, kurang lebih 8 jam termasuk istirahat siang, sore, ashar, dan magrib, ada 46 pertanyaan, 16 halaman," kata Ariza.

Dalam kesempatan itu Riza juga menjelaskan mengenai materi pemeriksaan oleh penyidik terhadap dirinya.

Dia juga mengaku dimintai keterangan mengenai kerumunan massa Habib Ali Abdurohman Assegaf dalam rangka kegiatan Maulid Nabi dan pernikahan cucunya.

Baca Juga: 17 Tahun Mengabdi Sebagai ART, Wanita Ini Tak Kuasa Menahan Tangis saat Dihadiahi Rumah Dua Lantai oleh Artis Cantik, Begini Kisahnya

"Tadi keterangan yang saya sampaikan terkait identitas diri, pekerjaan, jabatan. tugas, wewenang, dan pertanyaan lain seperti masalah di Tebet dan juga Petamburan. Detailnya silahkan teman-teman tanyakan ke penyidik. Saya kira itu'" tambahnya.

Polda Metro Jaya menyelidiki dugaan pelanggaran protokol kesehatan dengan melakukan klarifikasi terhadap Pemda DKI Jakarta, panitia acara dan pihak-pihak terkait acara tersebut.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah salah satu pihak yang dipanggil Polda Metro Jaya terkait kegiatan tersebut.

Selain itu, penyidik juga memanggil rukun tetangga dan rukun warga (RT/RW), satpam atau linmas, lurah dan camat setempat serta Wali Kota Jakarta Pusat.

Baca Juga: Tiba-tiba Berhenti dan Buka Jendela, Penumpang Mobil Ini Buat Relawan Berlarian Tangkap Uang yang Ditabur dan Beterbangan di Jalanan: Jadi Berkah Buat Semua

Pihak KUA juga akan dimintai klarifikasi termasuk Satgas COVID-19, Biro Hukum Pemerintah Provinsi DKI dan beberapa tamu yang hadir.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Denda tolak tes usap berkisar Rp 5 juta hingga Rp 7 juta.

(*)