Grid Hot - Seputar peristiwa terkini

Sebut Korupsi Indonesia Stadium 4 Tapi Anak Buahnya Justru Tertangkap, Mimpi Prabowo Jadi Presiden Dinilai Tamat, Arief Poyuono: Ini Tabokan Besar

Kamis, 26 November 2020 | 17:13
Grid Networks Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo keluar dari dalam kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) sore.
Tribunnews/Irwan Rismawan

Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo keluar dari dalam kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) sore.

Gridhot.ID -Penangkapan Edhy Prabowo dinilai sebagai pukulan keras untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Mantan Wakil Ketua Partai Gerindra, Arief Poyuonomenyebut penangkapan Edhy akan berpengaruh pada elektabilitas Prabowo.

"Nah, dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, tamat sudah cita-cita Prabowo Subianto jadi presiden Indonesia serta akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Gerindra," kata Arief ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (25/11/2020), seperti dilansir Antara.

Baca Juga: Rekening Penampung Uang Suap Ekspor Benur Terungkap, Edhy Prabowo Habiskan Rp 750 Juta untuk Belanja Barang Mewah di Amerika Serikat, Ini Daftarnya

Arief berpendapat, penangkapan Edhy merupakan tamparan keras bagi Prabowo mengingat Edhy sangat dekat dengan KetumGerindra tersebut.

Apalagi, Edhy menjadi menteri pertama pada kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang ditangkap KPK.

"Ini pelajaran besar sekaligus tabokan besar bagi Prabowo sebagai bos besarnya Edhy Prabowo bahwa ternyata mulut yang sudah berbusa-busa dengan mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat, ternyata justru Edhy Prabowo anak buahnya dan asli didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama di era Jokowi yang terkena operasi tangkap tangan oleh KPK," ujar Arief.

Ia juga mengatakan, penangkapan Edhy tersebut bukti bahwa KPK memiliki taring dalam menangkap pejabat yang korup.

Arief pun meminta masyarakat terus mendukung KPK dalam menangani kasus Edhy Prabowo.

Menurut Arief, sejak awal seharusnya Prabowo mengingatkan dan melarang para kader dan keluarganya memanfaatkan kekuasaan untuk bisnis agar sesuai dengan keinginan Prabowo, yaitu Indonesia bersih dari KKN.

Baca Juga: Penangkapan Menteri Edhy Prabowo oleh KPK Sampai ke Telinga Prabowo Subianto, Ketum Gerindra Langsung Beri Arahan Ini untuk Anak Buahnya

Grid Networks Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arif Poyuono di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (1/4/2016).
KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arif Poyuono di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (1/4/2016).

"Contoh saja izin ekspor lobster banyak yang diberi izin kepada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan kader Gerindra dan keluarga, tetapi Prabowo justru mendiamkan saja dan bisu seribu bahasa," tutur Arief.

Berdasarkan hal tersebut, Arief mengatakan, Prabowo harus bertanggung jawab kepada masyarakat pemilih Gerindra atas ketidakmampuan menjaga disiplin para kadernya yang bisa menghancurkan marwah partai.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Rabu (25/11/2020) dini hari.

Edhy ditangkap di Bandara Soekarno Hatta bersama sejumlah pihak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta anggota keluarga.

Baca Juga: Sosok Iis Rosita Dewi, Anggota DPR Istri Menteri Edhy Prabowo yang Ikut Ditangkap KPK, Begini Rekam Jejaknya di Panggung Politik Indonesia

"Tadi pagi (ditangkap) jam 1.23 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," ujar wakil ketua KPK Nurul Ghufron, Rabu pagi.

Ghufron mengatakan, penangkapan Edhy tersebut terkait dugaan korupsi dalam ekspor benur atau benih lobster.

"Benar KPK tangkap, berkait ekspor benur," kata Ghufron.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Edhy Prabowo Ditangkap, Arief Poyuono: Tamat Cita-cita Prabowo Subianto Jadi Presiden."

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Kompas.com