Find Us On Social Media :

Kelicikan China Kembali Memakan Korban, Negara Kecil Ini Kena Jebakan Utang Tiongkok dan Harus Kehilangan Sumber Dayanya yang Paling Vital, Xi Jinping Siap Kuasai Dunia?

Xi Jinping

Proyek ini telah menuai kritik yang luar biasa karena banyak kesepakatan bilateral dan multilateral antara negara-negara peserta terjadi dalam kerahasiaan mutlak.

Baca Juga: Buntut Kerumunan Massa Kepulangan Habib Rizieq, Total 7 Pejabat Tinggi Sudah Dicopot Negara, Begini Nasib Mereka Sekarang

Lembaga think tank yang berbasis di Washington, Center for Global Development memperingatkan bahwa 23 dari 68 negara yang mendapat manfaat dari investasi Belt and Road secara signifikan atau sangat rentan terhadap tekanan utang.

Laporan tersebut menyoroti sekitar delapan negara - Djibouti, Kyrgyzstan, Laos, Mongolia, Montenegro, Maladewa, Pakistan, dan Tajikistan - yang khususnya berisiko mengalami kesulitan utang.

Di atas kertas, BRI bertujuan untuk mendukung pembiayaan infrastruktur di negara-negara Asia, Eropa, dan Afrika, dengan memberikan triliunan dolar.

Namun, laporan tersebut, yang dikutip di atas, menyatakan “kekhawatiran bahwa masalah utang akan menciptakan tingkat ketergantungan yang tidak menguntungkan pada China sebagai kreditor. Peningkatan utang, dan peran China dalam mengelola masalah utang bilateral, telah memperburuk ketegangan internal dan bilateral di beberapa negara BRI.”

Ketakutan akan jebakan yang digunakan China terhadap negara-negara kecil untuk mendapatkan keuntungan strategis dari mereka terbukti benar ketika Sri Lanka gagal memenuhi kontrak untuk membangun Pelabuhan Hambantota, setelah itu sebuah perusahaan China mendapat sewa 99 tahun sebagai imbalan.

Istilah 'diplomasi jebakan utang' mendapatkan kepercayaan karena risiko teoretis menjadi nyata, dengan desain strategis Beijing menjadi sangat jelas untuk disaksikan semua orang.

Baca Juga: Diisukan Gantikan Edhy Prabowo, Sandiaga Uno Disebut Tak Bakal Korupsi Sama Sekali Jika Diberikan Jabatan, Politisi Gerindra: Engak Ada Bu Susi Sandi pun Jadi!

“Pemindahan pelabuhan Hambantota ke Beijing di Sri Lanka dipandang setara dengan seorang petani yang berhutang banyak yang menyerahkan putrinya kepada pemberi pinjaman yang kejam,” kata analis strategis India, Brahma Chellaney dalam sebuah artikel.

Korban terbaru dari diplomasi jebakan hutang China adalah negara kecil yang kaya sumber daya yaitu Laos.

Reuters baru-baru ini melaporkan bahwa negara Laos menyerahkan mayoritas kendali jaringan tenaga listrik nasional ke China Southern Power Grid Company, sebuah perusahaan milik negara yang berkantor pusat di Guangzhou.