GridHot.ID - Tembak matipada Selasa (10/11/2020) laluyang dilakukan oleh Satgas Tinombala terhadap Suharyono atau Pak Hiban atau sering disebut Yono Sayur itersebut merupakan rekan dari Ali Kalora.
Yono sendiri merupakan anggota kelompok militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berada di bawah kepemimpinan Santoso
Tak ada yang menyangka jika Yono Sayur pernah mencoba melakukan percobaan pembunuhan terhadap Irjen Pol Rudy Sufahriadi yang merupakan perwira tinggi Polri.
Yono adalah salah satu anggota MIT yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Polri.
Yono juga pernah melakukan percobaan pembunuhan terhadap Kapolres Poso, Rudy Sufahriadi pada tahun 2007.
Saat itu, setelah selesai menunaikan salat subuh berjamaah di Masjid Raya Poso, Rudy tiba-tiba ditembak oleh salah seorang dari dua pelaku tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.
Namun, saat itu Rudy dalam kondisi sigap dan berhasil menghindari tembakan.
Dua orang tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Yono Sayur dan Enal Tau.
Yono Sayur kemudian ditembak mati Satgas Tinombala pada 10 November 2016.Kronologinya berawal saat Satgas Tinombala tengah melakukan penyisiran di Dusun Kuala Air Teh, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Poso.
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Anak Buah Santoso yang Tewas Ditembak Bernama Suharyono, Ada Tato Gambar Wanita di Punggungnya'.
Lalu pukul 13.00 Wita, Satgas Tinombala melihat dua orang tidak dikenal membawa parang dan menggunakan topi koboi warna coklat yang diduga mencari bahan makanan di kebun milik warga.
Kemudian Tim melakukan tembakan peringatan tapi kedua orang itu malah melarikan diri kearah barat daya. Selanjutnya dilakukan pengejaran terhadap mereka.
Keduanya malah melempar bom lontong ke arah petugas.
Petugas membalas dengan tembakan dan mengakibatkan satu orang meninggal di lokasi kejadian. Satu lagi kabur ke arah barat daya.
Setelah diidentifikasi, diketahui kalau teroris yang tertembak itu adalah Yono Sayur.
Hasil pengenalan fisik dari jenazah yakni muka bulat, rambut keriting dan ada tanda khusus yaitu dua tato gambar wanita di punggung dan satu tato di kaki.
Dan kini, Ali Kalora menjadi pimpinan MIT dan tengah diburu oleh Satgas Tinombala.
Mereka diduga membantai 4 warga dan membakar rumah di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020).
Ali Kalora Cs Tak Kunjung Tertangkap
Kabar terbaru Ali Kalora Cs sampai saat ini masih belum tertangkap.
Seperti diketahui, masih ada 11 anggota kelompok teroris Ali Kalora atau Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih diburu oleh Satgas Tinombala.
Sedangkan masa tugas Satgas Tinombala rencananya akan berakhir pada 31 Desember 2020 mendatang.
Polri membuka kemungkinan akan memperpanjang masa tugas Satgas Tinombala sampai Ali Kalora Cs ditumpas habis.
Hal itu diungkapkan oleh Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono, seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Operasi Satgas Tinombala Kemungkinan Akan Diperpanjang Oleh Polri'
"Saya pernah bincang-bincang dengan Asops Kapolri terkait operasi Tinombala. Tapi kita tidak mendahului pimpinan Polri. Dari apa yang kami sampaikan tadi bincang-bincang dengan Asop Kapolri kemungkinan besar akan kita perpanjang," kata Brigjen Awi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (8/12/2020).
Namun demikian, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari petinggi Polri.
"Karena memang DPOnya belum ketangkap masih ada DPO kemarin kita sampaikan DPO 11 orang.
Tapi tetep nanti kita tunggu keputusannya dari pimpinan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepolisian RI merilis selebaran daftar pencarian orang (DPO) yang merupakan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Total, ada 11 orang yang masuk ke dalam daftar buron tersebut.
Kelompok ini diduga merupakan pelaku terkait pembunuhan kejam satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada (27/11/2020) lalu.
"Saat ini masih ada 11 DPO yang kami kejar," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono dalam keterangannya, Rabu (2/12/2020).
Dalam selebaran DPO yang tersebar kepada awak media, terdapat sejumlah wajah dan nama kelompok jaringan MIT yang masih menjadi buron.
Namun, ada juga wajah yang telah diberikan tanda silang berwarna merah yang menandakan pelaku telah tertangkap.
Buronan yang masih belum tertangkap adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora yang merupakan pimpinan jaringan MIT.
Selanjutnya, angggota MIT lainnya adalah Qatar alias Farel, Askar alias Jaid alias Pak Guru dan Abu Alim alias Ambo.
Selain itu, Nae alias Galuh, Khairul alias Irul, Jaka Ramadhan alias Ikrima, Alvin alias Adam alias Alvin Anshori, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali.
Dalam selebaran itu, dijelaskan bagi siapapun yang menemukan orang yang mirip dengan foto itu bisa melaporkan kepada kantor Kepolisian terdekat.
Polisi juga mengingatkan kepada pihak yang ikut menyembunyikan pelaku bisa dijerat hukuman pidana. Sebaliknya, ia meminta para pelaku dapat menyerahkan diri kepada aparat.
"Diimbau kepada para DPO agar segera menyerahkan diri kepada aparat kepolisian," tandas Awi.
Sebelumnya, terungkap penyebab Ali Kalora Cs sulit dilacak oleh Satgas Tinombala selama ini.
Kelompok teroris Ali Kalora disebut menguasai medan hutan tempat persembunyiannya di pegunungan Sigi.
Selain itu, beberapa anggota baru Satgas Tinombala juga belum terbiasa dengan medannya sehingga perlu penyesuaian.
Berikut fakta terbaru Ali Kalora Cs selengkapnya.
1. Menguasai hutan
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, penguasaan medan hutan itu dimanfaatkan kelompok Ali Kalora Cs untuk bersembunyi atau berpindah-pindah tempat, dari kejaran tim gabungan.
Seperti dilansir dari Warta Kota dalam artikel 'Sulitnya Memburu Teroris MIT, Ali Kalora Cs Kuasai Rimba Sigi Bertahun-tahun, Aparat Tak Terbiasa'
"Tentunya apakah ada kendala, ya ada."
"Jadi berbeda dengan mereka itu sudah bertahun-tahun ada hutan, sudah menguasai medan." kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (4/12/2020).
2. Anggota baru Satgas Tinombala belum terbiasa
Selain itu, menurut Argo, para anggota baru Satgas Tinombala juga belum terbiasa dengan medannya.
Sehingga perlu waktu untuk penyesuaian.
"Dengan anggota kita yang baru datang, tentunya ada perbedaan."
"Sehingga anggota pun juga harus menyesuaikan di sana," kata Argo.
3. Komunikasi sulit
Selain itu, kontur hutan dan pegunungan Sigi yang berbukit dan terjal juga membuat tim kesulitan berkomunikasi.
Apalagi, tim juga kerap menemukan jalan setapak.
"Komunikasi juga kesulitan dan medan terjal, ya kita tidak terbiasa, jalan pun jalan setapak."
"Ya tentunya kita tidak boleh menyerah, tetapi kita tetap setiap hari kita analisa," jelasnya.
Meski tak mematok target pemburuan kelompok Ali Kalora Cs tersebut, Polri berkomitmen untuk menangkap pelaku sesegera mungkin.
"Kita berharap masyarakat mendoakan biar cepat kita ungkap, kita tangkap semua di sana," ucapnya.
Selain kondisi geografis yang mendukung, kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora ternyata memiliki keahlian yang tak bisa dianggap remeh.
Kelompok teroris Ali Kalora juga memiliki sumber persenjataan yang memadahi dari kelompok teroris di Filipina Selatan.
Hal ini diungkapkan oleh Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Polri, Brigjen Pol Ibnu Suhendra, Kamis (3/12/2020).
"Mereka juga ada yang memiliki keahlian merakit bom ada yang pernah mengikuti pelatihan penggunaan senjata di camp.
Dan kelompok ini masih memiliki sejumlah senjata api, seperti senjata M16 dan senjata pendek rakitan (pistol), dan beberapa bom rakitan dan amunisi," papar Ibnu, dilansir dari Antara.
Ibnu mengaku pihaknya menemukan senjata-senjata dari Filipina Selatan dari kelompok-kelompok yang mendukung Ali Kalora Cs.
Sumber persenjataan kelompok teroris Ali Kalora mayoritas berasal dari jaringan teroris di Filipina Selatan.
"Kita temukan senjata-senjata ini dari Filipina Selatan dari kelompok-kelompok yang mendukung kegiatan mereka, dan mereka terus melakukan upaya koordinasi dengan kelompok jaringan teroris di Filipina Selatan.
Ini yang harus kita cegah jangan sampai barang-barang senjata masuk ke wilayah kita," kata lulusan Akpol 1993 ini.
Ia menegaskan saat ini TNI-Polri berupaya mengejar dan menangkap terduga teroris kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora yang diyakini keberadaannya masih di Sulawesi Tengah.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Biodata Yono Sayur Rekan Ali Kalora yang Ditembak Satgas Tinombala, Coba Bunuh Perwira Tinggi Polri
(*)