Gridhot.ID - Indonesia sudah siap melakukan vaksinasi usai didatangkannya vaksin corona dari beberapa perusahaan.
Persiapan vaksinasi pun sudah mulai disiapkan pemerintah Indonesia dalam waktu dekat ini.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan mengenai pelaksanaan vaksinasi tersebut.
Masyarakat yang akan divaksin disebutkan oleh Jokowi tidak dipungut biaya alias gratis.
Selain itu, orang nomor satu di Indonesia mengatakan bahwa dirinya menjadi Pejabat pertama yang akan disuntik vaksin.
Hal itu untuk diungkapkan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan publik atas vaksin yang akan segera didistribusikan tersebut.
Namun ternyata, faktanya mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut bukan Pejabat yang pertama yang mendapatkan suntik vaksin covid-19.
Dalam hal ini, ternyata pejabat Indonesia yang mendapatkan suntik vaksin covid-19 pertama kali adalah Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA).
Hal itu disampaikan sendiri oleh Husin Bagis, Dubes Indonesia untuk UEA.
Melansir dari laman covid19.go.id, Husin mengungkapkan kondisinya terkini setelah mendapatkan vaksinasi covid-19.
Dalam sebuah acara Dialog Produktif dalam tema “Pengalaman Vaksinasi COVID-19 di Uni Emirat Arab”, yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (14/12/2020) Husin mengungkapkan bagaimana awal dirinya mendapatkan suntik vaksin tersebut.
Dialog tersebut, Husin Bagis memberi pemaparan mengenai pengalaman dirinya dan anak buahnya saat mengikuti vaksinasi covid-19 di Uni Emirat Arab.
Bahkan dirinya dan segenap jajaran pegawai Dubes RI di sana mendapatkan vaksinasi sejak bulan Oktober 2020 yang lalu.
“Suntikan pertama kami dapatkan pada 21 Oktober, lalu suntikan kedua di 23 November. Termin kedua bagi teman-teman di KBRI yang belum divaksinasi dibuka pada 23 November untuk suntikan pertama dan 5 Desember untuk suntikan kedua”, tutur Husin Bagis.
UEA memang disebut Husin sebagai salah satu negara yang terdepan melaksanakan vaksinasi covid-19.
Bahkan pemberian vaksin covid-19 itu tidak hanya diperuntukan bagi warga negara mereka saja.
Salah satunya apa yang di dapatkan oleh pegawai Kedubes RI di UEA beberapa waktu lalu.
Pemberian vaksinasi covid-19 pada dirinya dan jajaran anak buahnya adalah inisiatif dari kantor Kedubes.
Bukan tanpa alasan, Husin pun mengungkapkan mengapa dirinya secara langsung meminta pemerintah UEA untuk juga melakukan vaksinasi pada dirinya dan anak buahnya.
“KBRI banyak menerima dan melayani masyarakat baik warga lokal maupun warga negara Indonesia, membuat kita berinteraksi langsung dengan publik, itulah dasar kami memohon kepada Pemerintah UEA agar diberikan vaksin tersebut. Pemerintah Abu Dhabi sangat membantu KBRI karena memang tidak semua kedutaan besar negara lain yang mendapatkan fasilitas vaksin tersebut”, terangnya dalam acara Dialog Produktif dalam tema “Pengalaman Vaksinasi COVID-19 di Uni Emirat Arab”, yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (14/12/2020) yang dikutip dari covi19.go.id.
Dalam proses vaksinasi, pertama-tama warga negara akan berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui riwayat kesehatan mereka sebelumnya dan mengukur tekanan darah, kolesterol, dan gula darah.
Tidak ada persiapan khusus, bagi yang sehat bisa langsung divaksinasi, yang kurang sehat vaksinasinya ditunda.
Ia pun juga menyampaikan bagaimana kondisi kesehatannya saat ini setelah mendapatkan vaksi covid-19.
“Alhamdulillah sejauh ini tidak ada hal-hal yang berbeda dari diri dan kesehatan saya setelah divaksinasi COVID-19. Semua berjalan lancar, saya tanyakan istri dan mengevaluasi kondisi teman-teman di KBRI yang lain, sebagian besar baik-baik saja, hanya satu dua yang sedikit takut setelah itu normal. Kemudian akan ada semacam tes anti bodi terhadap saya, untuk melihat kemanjuran vaksin tersebut”, ungkapnya.
Kemajuan UEA dalam memberikan program vaksinasi COVID-19 menurut Husin Bagis adalah buah dari kebijakan dalam negeri yang terkontrol dan diplomasi luar negeri yang terukur.
“Semenjak COVID-19 melanda UEA, kebijakan dalam negeri langsung menerapkan protokol kesehatan standar WHO, kegiatan keagamaan dan perkawinan dibatasi. Sementara itu, kebijakan luar negeri pemerintah UEA waktu itu berfikir bahwa yang pertama kali terdampak COVID-19 adalah Tiongkok, berdasarkan hal itu Pemerintah UEA langsung menghubungi Sinopharm untuk bekerja sama karena berfikir Tiongkok pasti akan mengawali usaha penemuan solusi pandemi ini."
" Pada akhirnya Pemerintah UEA dan Tiongkok bekerja sama melalui perusahaan G42, di Abu Dhabi. Awalnya G42 ini perusahaan teknologi di bidang pengembangan artificial intelligence, yang kini mensuplai vaksin COVID-19. Dampak kebijakan dalam negeri dan luar negeri yang didukung jumlah penduduk yang sedikit, sehingga pandemi mudah dikontrol dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pun berjalan tanpa hambatan”.
Kendati UEA sudah divaksinasi, masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan standar WHO yakni, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, sampai Pemerintah UEA mengumumkan terbebas dari pandemi COVID-19.
Selain itu masyarakat UEA sangat antusias dengan kehadiran vaksin, karena vaksin ini berkontribusi besar dalam upaya mengembalikan kehidupan normal mereka.
“Penduduk lokal UEA 100% muslim, pasti sudah dilakukan verifikasi kehalalan dan kemanjuran terkait vaksin Sinopharm. Masyarakat pun yakin vaksin yang diproduksi Sinopharm itu halal. Pemerintah UEA juga menyampaikan jelas mengenai kehalalan vaksin tersebut. Kita di Indonesia juga harus yakin dengan proses yang tengah dilakukan Pemerintah dalam mengkaji kehalalan vaksin COVID-19 ini. Karena dengan vaksin Insya Allah kita akan sehat dan kembali ke kehidupan normal”, pungkas Husin Bagis.
Diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengumumkan mengenai vaksinasi yang akan segera dilaksanakan.
Melansir dari Kompas.com, ia juga menyebutkan dirinya salah satu orang pertama di Indonesia yang akan disuntik vaksin covid-19. (*)
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Bukan Presiden Jokowi, Inilah Warga Negara Indonesia yang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19, Husin: Suntikan Pertama Kami Dapat pada 21 Oktober"