GridHot.ID - KPK akhirnya beberkan kekayaanMarsekal Yuyu Sutisna, mantan Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU) padaRabu (16/12/2020).
Salah satunya yaitu berupa barang-barang antik yang harganya mencapai hingga ratusan juta rupiah.
Profil dan juga biodata sang mantan KSAU ini dapat dilihat di artikel ini.
Yuyu terakhir melaporkan harta kekayaannya ketika menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I tahun 2016.
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Dilantik Jadi KSAU, Yuyu Sutisna Tercatat Miliki Harta Kekayaan Rp 4,4 Miliar'.
Harta kekayaan Yuyu dilihat di laman acch.kpk.go.id, tercatat sebesar Rp4.413.571.474 atau Rp 4,4 miliar dan US$43.580.
Yuyu memiliki harta tak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp 3,5 miliar yang tersebar di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kota Bekasi, dan Jakarta Timur.
Selain itu, Yuyu juga memiliki harta bergerak, yaitu mobil Toyota Avanza, VW Combi, VW Beetle, Toyota Hardtop, Mitsubishi Pajero, dan motor Honda Astrea. Seluruhnya berjumlah Rp 526,5 juta.
Harta lainnya yang dimiliki Yuyu yakni logam mulia, batu mulia, hingga barang-barang seni dan antik, yang seluruhnya senilai Rp135 juta.
Dia juga memiliki giro dan setara kas sebesar Rp160,1 juta dan US$43.580.
Diketahui baru-baru ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa dua mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna dan Marsekal Yuyu Sutisna serta mantan Asisten Personil Panglima TNI Marsekal Muda Bambang Wahyudi pada Rabu (16/12/2020).
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Kasus Dugaan Korupsi PT Dirgantara Indonesia, KPK Periksa 2 Eks KSAU Sebagai Saksi'
Ketiganya diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan kegiatan penjualan dan pemasaran pada PT Dirgantara Indonesia tahun 2007 sampai 2017.
Ketiganya diperiksa untuk tersangka Budiman Saleh selaku Direktur Aerostructure PT DI periode 2007- 2010, Direktur Aircraft Integration PT DI (2010-2012), serta Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT DI (2012-2017).
Budi, Agus, dan Yuyu diketahui pernah menjabat sebagai komisaris di perusahaan pelat merah tersebut.
Plt Juru Bicara Penindakan KPK Ali Fikri mengatakan, dalam pemeriksaan terhadap ketiga saksi, tim penyidik mendalami pengambilan keputusan yang dilakukan oleh jajaran komisaris di PT Dirgantara Indonesia.
"Para saksi tersebut dikonfirmasi mengenai proses persetujuan komisaris dalam pelaksanaan kerjasama dengan mitra penjualan," kata Ali melalui keterangannya, Kamis (17/12/2020).
KPK telah mengumumkan Budiman sebagai tersangka baru dalam pengembangan kasus di PT Dirgantara Indonesia tersebut pada Kamis (22/10/2020).
Budiman diduga melanggar Pasal 2 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.
Dalam kasus itu, KPK juga melakukan penyidikan untuk tiga orang lainnya, yaitu Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan PT DI tahun 2007-2014 dan terakhir menjabat Direktur Produksi PT DI tahun 2014-2019 Arie Wibowo (AW), Dirut PT Abadi Sentosa Perkasa Didi Laksamana (DL), dan Dirut PT Selaras Bangun Usaha Ferry Santosa Subrata (FSS).
Sebelumnya dalam kasus itu, KPK juga telah menetapkan dua tersangka, yakni mantan Direktur Utama PT DI Budi Santoso dan mantan Kepala Divisi Penjualan PT DI Irzal Rinaldi Zailani yang saat ini dalam proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung.
Selain itu dalam kasus tersebut, KPK juga telah menyita uang serta properti dengan nilai sekitar Rp40 miliar.
Profil dan biodata Marsekal Yuyu Sutisna
Menurut profil dan biodata Marsekal Yuyu Sutisna di Wikipedia, mantan KSAU tersebut lahir di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat pada 10 Juni 1962.
Marsekal Yuyu Sutisna pernah membagikan kisah dan perjalanan hidupnya kepada Jurnalis KompasTV Victor Hitler Siagian.
Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Kisah Marsekal TNI (Purn.) Yuyu Sutisna: Anak Seorang Montir yang Berhasil Jadi KSAU'.
Ketika masih kecil, Yuyu Sutisna sempat tinggal di Bandung bersama kedua orangtuanya.
Lalu tempat tinggalnya digusur dan akhirnya menetap di Cicalengka.
Perjalanan sang “Lion” ini tidaklah mudah.
Yuyu Sutisna pernah gagal tes seleksi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada 1982 karena tidak memiliki pengalaman dalam dunia militer saat menjalankan beberapa tes.
Namun, tahun selanjutnya, Yuyu Sutisna kembali mengikuti tes seleksi.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu nyatanya bisa menjadi motivasi untuk mengantarkan Yuyu Sutisna sebagai Taruna.
Ia pun lulus pada 1986 dengan pangkat Letnan Dua.
Setelah itu, Yuyu Sutisna terpilih menjadi penerbang dan mengikuti pendidikan sekolah penerbang dan lulus pada 1987.
Kariernya terus berjalan dan bersinar dengan motivasi serta harapan yang terus dibangun dalam dirinya.
Perjalanan karier Yuyu dimulai saat ia menjabat sebagai Komandan Lanud Iswahyudi
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Dilantik sebagai KSAU, Ini Perjalanan Karier Marsekal Yuyu Sutisna'
Pada 2014, ia dimutasi dari jabatan Komandan Lanud Iswahyudi menjadi Kas Koopsau II, kemudian menduduki jabatan Wakil Asisten Operasi KSAU.
Akhir Februari 2017, Panglima TNI yang saat itu dipegang Jenderal Gatot Nurmantyo melantik Yuyu sebagai Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas).
Kohanudnas adalah Komando Gabungan Khusus yang merupakan Komando Utama Operasi TNI dengan komponen TNI AU sebagai kekuatan inti, diperkuat dan dibantu oleh unsur-unsur kekuatan angkatan lain.
Komando gabungan tersebut berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI dalam bidang pembinaan kesiagaan operasi dan pelaksanaan Operasi Pertahanan Udara, di wilayah udara nasional.
Setelah itu kariernya pun melejit.
Selang sembilan bulan, pada (6/11/2017), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, KSAU saat itu, melantik Yuyu menjadi Wakil KSAU menggantikan Marsekal Madya (Marsdya) TNI Hadiyan Sumintaatmadja dalam sebuah upacara militer di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur.
Pengangkatan Yuyu sebagai Wakil KSAU tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/836/X/2017 yang ditandatangani Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada 27 Oktober 2017 lalu.
Yuyu sempat disebut-sebut menjadi salah satu calon KSAU saat Marsekal Hadi dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Jokowi.
Setelah dilantik sebagai KSAU, lambang bintang sebagai tanda pangkat di pundak Yuyu pun bertambah.
Ia resmi menyandang pangkat Marsekal, pangkat tertinggi yang digunakan di TNI AU.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Daftar Kekayaan Marsekal Yuyu Sutisna Eks KSAU yang Diperiksa KPK Sebagai Saksi, Punya Barang Antik
(*)