Find Us On Social Media :

Sejak Orde Baru, Indonesia Jadi Ladang Uang Bagi Amerika Serikat, Data Ini Buktikan Negeri Paman Sam Untung Besar Cuma dari Jualan Senjata Perang

Gambar Ilstrasi: Senjata Amerika Serikat

Gridhot.ID - Amerika Serikat jadi salah satu negara super power di dunia.

Fakta itu membuat Indonesia berusaha menjadi sekutu Amerika Serikat agar bisa melaksanakan beberapa kerjasama..

Amerika Serikat dianggap dekat dengan Indonesia sejak pemerintahan Presiden Soeharto.

Sejak saat itu, Amerika terang-terangan memberikan dukungan militer dalam invasi ke Timor Timur.

Amerika Serikat memasok senjata dan pelatihan militer terbesar ke Indonesia, sampai November 1991.

Baca Juga: Viral, Perempuan Ini Tertawa-tawa Benda Mirip Cendol Nyaris Tertelan Saat Minum Air Putih: Bisa-bisanya Gue Gak Jijik

Tentara Indonesia dipersenjatai dengan M-16 melakukan pembantaian di pemakaman Santa Cruz.

Insiden itu membuat setidaknya 271 orang meninggal dunia, dan lebih banyak lainnya luka-luka.

Kisah ini menempatkan penderitaan rakyat Timor Leste di bawah pendudukan Indonesia, peran senjata, latihan dan dukungan militer AS.

Menurut catatan Amnesty Internasional, Amerika Serikat dianggap sebagai pemasok utama senjata di Indonesia.

Amerika juga menjadi pendukung politik, ekonomi dan diplomatik Jakarta dalam penyerangan Timor Leste.

Baca Juga: Tak Hanya Kereta dan Pesawat, Pemudik dengan Mobil Pribadi Juga Diwajibkan Tes Rapid Antigen, Begini Nasib Pekerja yang Bolak-balik Antar Kota Tiap Hari

Militer Indonesia masih memiliki senjata asal AS dan manfaat dari pelatihan militer AS.

Amerika Serikat mentransfer 328 juta dollar AS senjata dan suku cadang dan hampir 100 juta dollar AS dalam bentuk ekspor senjata komersial ke rezim Jakarta dalam dekade terakhir.

Pelatihan militer juga signifikan selama periode ini Departemen Pertahanan mengalokasikan lebih dari 7,5 juta dollar AS dalam pendanaan program Pendidikan dan Pelatihan Militer Internasional (IMET) untuk tentara Indonesia.

Tentara yang dipersenjatai dengan senjata dan pelatihan AS melanjutkan untuk melukai, membunuh, dan menyiksa.

Produsen senjata AS melihat pasar yang kuat untuk barang dagangan mereka di Indonesia dan ingin melanjutkan penjualan.

Baca Juga: Tak Hanya Kereta dan Pesawat, Pemudik dengan Mobil Pribadi Juga Diwajibkan Tes Rapid Antigen, Begini Nasib Pekerja yang Bolak-balik Antar Kota Tiap Hari

Enam produsen senjata AS teratas memiliki total kontrak 60 juta dollar AS untuk Indonesia pada tahun fiskal 1999.

Tetapi berakhir pada Oktober, hanya beberapa minggu setelah Presiden Clinton memberlakukan larangan transfer militer.

Meskipun tidak semua kontrak senjata diisi, angka tersebut memberikan gambaran yang baik tentang saham yang dimiliki perusahaan senjata Amerika dalam hubungan "normal" dengan Indonesia.

Lockheed Martin menduduki puncak daftar dengan 52 juta dollar AS dalam kontrak, dengan Boeing memenangkan 1,4 juta dollar AS yang lebih sederhana.

Pada 1999 saja, Amerika Serikat mengirimkan lebih dari 8,9 juta dollar AS senjata, termasuk pesawat terbang dan rudal, sebelum pelarangan diberlakukan.

Baca Juga: Tercatat Sebagai Pulau Terbesar Kedua di Dunia, Papua Pernah Jadi Medan Perang yang Paling Ditakuti Para Penjajah, Hutan Rimba Penuh Penyakit Mematikan Langsung Dimanfaatkan AS dan Australia

Selama lima tahun terakhir, Indonesia telah menerima rata-rata 11 juta dollar AS senjata per tahun.

Penguatan militer dan sokongan besar-besaran dari Amerika dimaksudkan untuk menekan gerakan sparatis yang muncul di Indonesia, salah satu kasus terbesarnya adalah Timor Timur.

Semua terjadi ketika dimulainya kembali bantuan militer dibuat atas nama Aceh dan Irian Jaya.

Di provinsi-provinsi yang terkepung ini, gerakan separatis hidup kembali oleh keberhasilan yang diperoleh dengan susah payah di Timor Leste yang berjuang selama beberapa dekade.

Ribuan orang telah terbunuh, puluhan ribu tercerabut, dan seluruh masyarakat terganggu.

Baca Juga: Jadi Juru Kunci Penyelamat Ekonomi Indonesia, Sri Mulyani Ternyata Satu-satunya Anak di Keluarga yang Tak Pernah Juara Kelas

Namun jika melihat lebih dekat pada setiap provinsi, terungkap bahwa militer bukanlah kekuatan untuk stabilitas dan perdamaian.

Juga menjadi jelas bahwa perusahaan yang berbasis di AS mendapatkan keuntungan dari tenaga kerja murah dan hukum lingkungan yang longgar dalam mengejar keuntungan.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Jadikan Indonesia Sebagai Pasar Menggiurkan dalam Penjualan Senjata, Inilah Nominal Fantastis yang Diperoleh Amerika dari Indonesia.

(*)