Find Us On Social Media :

Media Asing Suruh Orang Belajar Bahasa Indonesia Jika Ingin Bicara Seperti Bajak Laut, Kenapa? Ini Jawabannya

Ilustrasi bajak laut

Gridhot.ID - Bajak Laut merupakan salah satu fenomena masyarakat yang masih terkadang cuma menjadi mitos dan dongeng belaka.

Hal ini dipengaruhi karena adanya film-film bajak laut yang sangat digandrungi masyarakat.

Salah satunya seperti dalam film seri Pirates of the Carebbean.

Baca Juga: Darah Asia Timur Mengalir Deras di Tubuhnya, Michael Yukinobu De Fretes Ternyata Ibunya Orang Jepang, Ini Asal Usul Ayahnya

Sementara dalam film itu berlatar zaman dulu, di kehidupan nyata bajak laut di dunia modern juga masih ada.

Tapi bukan dengan awak kapal yang memakai penutup mata, memiliki kaki kayu atau burung beo di pundak.

Melansir The Vintage News (28 September 2016), Bajak laut modern merupakan ancaman nyata bagi kapal pengiriman komersial.

Baca Juga: Telepon dan Sebut Bakal Ledakkan Masjid Sebelum Maghrib, Terungkap Identitas Pelaku Teror Bom di Makassar, Polisi Ungkap Motifnya

Mereka menyebabkan kerugian jutaan dolar dan puluhan kematian setiap tahun.

Untungnya, jumlah insiden perompakan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Dan sekarang berada di titik terendah sejak tahun 90-an menurut Organisasi Maritim Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Namun, jika Anda benar-benar ingin berbicara seperti bajak laut era modern, bukan Jack Sparrow, Anda perlu belajar bahasa Indonesia.

Hal ini dikarenakan kebanyakan pembajakan saat ini terjadi di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Bak ABG Kinyis-kinyis, Potret Seksi Nia Ramdhani Kenakan Baju Renang Ini Sukses Bikin Wanita Iri, Tak Terlihat Seperti Ibu Anak Tiga!

Contoh dari insiden pembajakan modern adalah yang terjadi pada tahun 2009.

Saat itu, bajak laut yang memegang pisau dan palu menaiki kapal pesiar bernama Mr. Bean.

Pasangan Inggris di atas kapal disandera; sang istri ditahan selama 12 jam dan menderita luka parah, sedangkan suaminya dibunuh dan dibuang ke laut.

Baca Juga: Dikirim Gisel ke Ponsel Lawan Mainnya, Nobu Ternyata Hapus Video Syur Dirinya dan Janda Gading Marten Seminggu Sesudahnya, Polisi: Ada yang Bilang Rusak

Menurut data Organisasi Maritim Internasional, dalam dekade terakhir saja telah terjadi 7.100 insiden perompakan dan 100 di antaranya telah mengakibatkan kematian setidaknya satu orang.

Lebih sering daripada tidak, perompak akan menyelinap ke kapal yang berlabuh dan kabur dengan kargo sebelum kru menyadarinya.

Cukup mengejutkan memang bahwa bajak laut juga turut mempengaruhi ekonomi global.

Serangan bajak laut dapat menelan biaya $ 7 miliar setahun untuk kargo yang hilang dan strategi menghindari bajak laut, seperti meningkatkan kecepatan, juga akan menghabiskan lebih banyak bahan bakar.

Kabar baiknya adalah karena negara dan perusahaan melawan balik, biaya tersebut turun menjadi $ 1,3 miliar tahun 2015.

Baca Juga: Janji Carikan Sekolah dan Beasiswa untuk Anak-anak di Kolong Tol Pluit, Risma: Nanti Kalau Sudah Itu Buktikan pada Dunia

Pada 2011, pembajakan mencapai puncaknya ketika perompak Somalia menyerang ratusan kapal di lepas pantai Afrika setiap tahun.

Syukurlah aktivitas bajak laut telah berkurang karena operasi kontra-pembajakan dan intervensi militer oleh koalisi negara yang luas.

Dengan peningkatan keamanan dermaga dan tanggapan militer di Indonesia, jumlah insiden telah berkurang setengahnya sepanjang tahun 2016.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru 2021, Militer China Siapkan Kekuatan Baru, dari Jet Tempur Sampai Kapal Induk Siap Bentengi Tiongkok

Meski dengan kemajuan yang terjadi, pembajakan masih menjadi masalah besar di Teluk Guinea, yang berada di lepas pantai Nigeria.

Daripada mengambil alih kapal tanker minyak, mereka mulai mengambil awak dan menahan mereka untuk mendapatkan uang tebusan, menurut Biro Maritim Internasional.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Ingin Berbicara Bak Seorang Bajak Laut? Media Asing: Belajarlah Bahasa Indonesia!"