Find Us On Social Media :

Negara Lain Terseok-seok Akibat Corona, Timor Leste Justru Diakui Dunia Berkat Kehebatannya Tangani Covid-19, Ternyata Begini Strategi Khusus Bumi Lorosae Hadapi Pandemi

Timor Leste sukses tengani pandemi Covid-19

GridHot.ID - Dunia kini tengah terpuruk dihantam pandemi virus corona.

Kasus demi kasus pun semakin menanjak di tiap negara.

Namun, ada satu negara kecil yang justru mampu menangani pandemi ini dengan baik, yakni Timor Leste.

 Baca Juga: Ladang Minyak Ketiga Timor Leste Ternyata Bohong, Bumi Lorosae Tetap Alami Keruntuhan Ekonomi, Dokumen Rahasia Selandia Baru Bongkar Kondisi Bahaya

Bahkan saat ini, kehebatan Timor Leste diakui dunia di dalam menghadapi wabah virus corona atau Covid-19.

Sebab, sejak virus corona mewabah di Indonesia, tidak ada satupun pasien virus corona atau Covid-19 meninggal dunia di Timor Leste.

Lalu, apa strategi Timor Leste dalam menghadapi wabah Covid-19 sampai-sampai kini Timor Leste diakui dunia?

 Baca Juga: Negaranya Miskin dengan Fasilitas Kesehatan Minim, Timor Leste Nyatanya Mampu Catat 41 Kasus Covid-19 dan Nol Kematian, Intip Strategi Bumi Lorosae Perangi Pandemi

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global pada Maret 2020, virus corona menginfeksi 81 juta orang di seluruh dunia dan merenggut kehidupan 1,7 jiwa.

Seluruh dunia tengah menghadapi jumlah kasus Covid-19 yang terus menanjak dan jumlah kematian akibat virus corona yang terus bertambah.

Namun, cerita mengenai pandemi virus corona sedikit berbeda di Timor Leste, negara dengan fasilitas kesehatan yang minim dan pendapatan perkapita yang rendah.

Menurut John Hopkins University dan Google, total kasus Covid-19 di negara kecil itu hanya tercatat 41 kasus dengan nol kematian hingga Senin (28/12/2020).

Keberhasilan Timor Leste yang berhasil mengendalikan Covid-19 di negara itu disanjung oleh banyak pihak.

 Baca Juga: Didiskriminasi Warga Lokal, Kehidupan Orang China di Timor Leste Memprihatinkan, Dilempar Batu hingga Diserang Menggunakan Panah

Dilansir dari East Asia Forum, penanggulangan Covid-19 di Timor Leste sangat serius dan mengesampingkan perdebatan politik yang menyeruak.

Pada Maret, semua partai politik sepakat meminta Presiden Timor Leste Fransisco Guterres umumkan keadaan darurat.

Guterres juga diminta untuk menangguhkan beberapa hak politik dan jaminan konstitusional.

 Baca Juga: Penyebab Pengangguran di Timor Leste Terungkap, Ekonomi Bumi Lorosae Ternyata Dikuasai China, Pantas Penduduk Asli Kesulitan Cari Kerja

Tindakan keras itu dianggap perlu untuk melakukan tindakan pengurungan pertama dan mencegah virus corona memasuki negara itu.

Dilansir dari Al Jazera, Direktur Eksekutif Program Kegawatdaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, memuji keberhasilan Timor Leste mengendalikan Covid-19.

Keberhasilan tersebut dinilai menggembirakan, pasalnya Timor Leste hingga saat ini masih sangat bergantung pada dukungan berbasis PBB dan LSM.

Negara dengan populasi 1,2 juta jiwa dinilai sangat tegas dalam menekan penyebaran virus corona.

Peneliti di LSM Lao Hamutuk berbasis di ibu kota Dili, Mariano Ferreira akui Pemerintah Timor Leste sangat cepat memberlakukan keadaan darurat sejak kasus pertama muncul pada 21 Maret.

 Baca Juga: Tumpahkan Darah untuk Pertahankan NKRI, Inilah Perjuangan Militan Timor Leste Pro Indonesia, Bocorkan Strategi untuk Dapat Senjata hingga Rela Bantai Teman Sendiri

“Semua kegiatan publik dan swasta, serta layanan pemerintah ditutup, bahkan pengumpulan massa tidak diperbolehkan"

"Jadi kami merasa benar-benar darurat dan semua orang kembali ke kampung halaman (dari Dili) dan tinggal di sana,” kata Ferreira kepada Al Jazeera.

Fereira, yang memantau lembaga pemerintahan di Timor Leste selama 12 tahun mengatakan pemerintah juga menutup sekolah.

 Baca Juga: Menyelinap ke Timor Leste, Militer Khusus Selandia Baru Jalankan Misi Berbahaya, Berhasil Berkat Bantuan Tentara Indonesia

Pemerintah Timor Leste juga memperpanjang keadaan hingga 2 Januari 2021.

Perbatasan masih ditutup untuk sebagian besar orang asing kecuali penduduk asli.

Selain itu, penerbangan internasional juga ditangguhkan kecuali untuk urusan pemerintahan dan kemanusiaan.

Mereka diperbolehkan masuk Timor Leste wajib dikarantina selama 14 hari di fasilitas yang dikelola pemerintah.

Selain pemerintah Timor Leste, rakyat juga ikut berperan dalam mengendalikan penyebarab virus corona.

 Baca Juga: Mencurigakan, Sebuah Pesawat Komersial Nekat Tempuh Jarak 15 Ribu Kilometer untuk Sampai ke Timor Leste, Ini Fakta di Baliknya

Sejumlah warga secara sukarela menyediakan rumah mereka kepada pemerintah sebagai tempat karantina untuk ribuan orang.

Warga juga mengawasi mereka yang memasuki Timor Leste melalui jalur darat dari Indonesia.

Perbatasan dibuka sepekan sekali untuk warga yang ingin kembali ke rumah.

 Baca Juga: Keberingasannya Terbongkar, Dokumen Rahasia Ini Ungkap Indonesia Gunakan Senjata Militer 'Terlarang' Ini untuk Bumi Hanguskan Timor Leste Saat Invasi, Ternyata Didalangi 2 Negara Ini

Sekretaris Jenderal Palang Merah Timor Leste (CVTL), Anacleto Bento Ferreira akui pemerintah Timor Leste juga semeakin memperketat kontrol di perbatasan.

“Pemerintah juga memperketat pengawasan di wilayah perbatasan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 dari Indonesia,” kata Bento Ferreira.

Dia menambahkan, kontrol perbatasan yang ketat dan karantina negara telah memberikan waktu berharga untuk memperkuat sistem kesehatannya.

Layanan Kesehatan

Layanan kesehatan Timor Leste juga sedikit demi sedikit diubah.

Pada awal pandemi merebak, Timor Leste tidak memiliki fasilitas pengujian Covid-19.

 Baca Juga: Jauh Sebelum Diinvasi Indonesia, Timor Leste Ternyata Punya Sejarah Kelam Pertempuran hingga Buat Puluhan Ribu Rakyatnya Gugur, Dijadikan Medan Perang oleh 2 Negara Ini Saat Perang Dunia II Berkecamuk

Sehingga, sampel pengujin dikirim ke Australia dan hasilnya beru diterima sekitar dua hingga empat hari kerja kemudian.

Namun sekarang, Timor Leste dapat melakukan tes Covid-19 di dalam negeri.

Pemerintah Timor Leste juga telah menyusun strategi pengujian dan menerapkan pengawasan aktif.

 Baca Juga: Bertahun-tahun Ditelantarkan, Mimpi Timor Leste Gabung Keanggotaan ASEAN Harus Pupus di Tengah Jalan, Bumi Lorosae Putuskan Ambil Tindakan Ini

Pada Senin, negara tersebut telah mengetes 16.400 orang.

Meski jumlah pengetesan dianggap lebih sedikit dibandingkan negara tetangganya, para ahli berpendapat Timor Leste tidak menutupi kasus Covid-19 di negaranya.

Salah satu akedemisi dari New South Wales University, Augustine Asante, menuturkan Timor Leste memang tak mengalami lonjakan jumlah pasien.

Pihaknya juga tidak melihat peningkatan kematian yang tidak normal.

 Baca Juga: Ketemu Paskhas TNI AU di Timor Leste, Ratusan Prajurit Pasukan Khusus Australia Langsung Mati Kutu Padahal Sudah Diperintahkan untuk Siap Perang dan Adu Senjata, Kemampuan Ini yang Buat Mereka Takut dengan Indonesia

Terlepas semakin meningkatnya perawatan kesehatan di Timor Leste, negara tersebut masih menghadapi permasalahan kesehatan lain.

“Jumlah Unit Perawatan Intensif (ICU) di seluruh negeri terbatas. Lebih penting lagi, keahlian klinis yang terbatas untuk menangani pasien yang sakit kritis menggunakan ventilator,” kata kantor WHO di Dili.

Asante mengatakan, Timor Leste juga masih melaporlkan tingkat tuberkulosis tertinggi di dunia, sekitar 500 kasus per 100.000 orang.

 Baca Juga: Miskin Tapi Kaya, Timor Leste Ternyata Punya Banyak Sumber Alam Selain Minyak dan Gas Bumi, Media Malaysia Ungkap Fakta-faktanya

“Selain itu, terdapat malnutrisi kronis, tingkat merokok yang tinggi, dan kualitas layanan kesehatan yang buruk"

"yang semuanya mempersulit upaya pemerintah untuk mengendalikan tuberkulosis dan meningkatkan hasil kesehatan secara umum,” katanya kepada Al Jazeera.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dunia Akui Kehebatan Timor Leste, Tidak Ada yang Meninggal Akibat Covid-19, Seperti Apa Strageginya? (*)