Dari Filipina ke Papua, Polisi Bongkar Praktik Jual Beli Senjata, Satu Unitnya Berharga Puluhan Juta

Kamis, 07 Januari 2021 | 09:25
Tribunnews.com

Jual beli senjata api dari Filipina ke Papua berhasil dibongkar polisi.

GridHot.ID - Baru-baru ini sebuah transaksi jual beli senjata api dibongkar pihak kepolisian.

Ya, akhirnya terbongkar juga jual beli senjata api dari Filipina ini.

Senjata api tersebut rupanya akan dibawa ke Papua.

Polda Papua mengungkap para pelaku melakukan transaksi jual belinya di Pulau Sangir, Sulawesi Utara.

Baca Juga: 2 Bulan Dinikahi Marinir Palsu, Wanita Ciemas Ini Kena Tipu, Suaminya Beli Seragam TNI di Pasar Seharga Rp 800 Ribu

Pengungkapan kasus itu bermula ketika polisi menyergap seorang warga berinisial MS di Kabupaten Nabire pada 6 November 2020. Tetapi, MS melarikan diri.

Polisi menyita empat senjata api berbagai jenis dan sejumlah amunisi serta magasin dari lokasi penyergapan itu.

Pada 13 November 2020, MS yang diantar keluarganya menyerahkan diri ke Polres Nabire.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, kasus itu bermula ketika MS dihubungi YZ alias Jhon untuk mencari senjata api.

Baca Juga: Bak Senjata Rahasia yang Ketahui Titik Lemah Negeri Paman Sam, Covid-19 Buat China Lebih Cepat Kalahkan Amerika, Tiongkok Diperkirakan Bakal Puncaki Posisi Perekonomian Dunia di Tahun 2028

MS kemudian menghubungi SS yang memberikan informasi tentang keberadaan senjata api di tangan RB yang berada di Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara.

Pertengahan Juni 2020, Jhon, MS, dan SS berangkat ke Kabupaten Sangihe untuk membeli senjata api dari RB.

Mereka sepakat membeli senjata api senilai Rp 138 juta.

Setelah sepakat, Jhon dan SS kembali ke Kabupaten Manokwari, sementara MS kembali ke Nabire.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru 2021, Militer China Siapkan Kekuatan Baru, dari Jet Tempur Sampai Kapal Induk Siap Bentengi Tiongkok

Pada Oktober 2020, Jhon menghubungi MS untuk berangkat menemui RB di Sangihe.

Perintah itu diberikan karena belum ada info lebih lanjut tentang realisasi pembelian senjata itu setelah dua bulan kesepakatan transaksi.

MS pun bertemu dan menanyakan perihal senjata itu kepada RB di Sangihe.

RB pun menghubungi SS untuk datang ke Sangihe agar bersama-sama membawa senjata dan amunisi itu ke Papua.

Baca Juga: Dapat Pasokan Amunisi Baru, PLA China Jumawa Pamerkan Senapan Mesin Paling Ringan di Dunia, Ini Kehebatannya di Medan Perang

Setelah SS tiba, RB menyerahkan dua karton yang berisi empat pucuk senjata api laras pendek dan amunisi.

SS dan MS pun membawa senjata api itu ke Papua dengan menumpang KM Sinabung. Tiba di Pelabuhan Sorong, SS turun dari kapal.

Sementara MS melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Manokwari. Tiba di Manokwari, MS menurunkan dua pucuk senjata untuk diberikan kepada KS.

Satu senjata dibanderol dengan harga Rp 30 juta. Uang hasil penjualan itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara, empat pucuk senjata dibawa ke Kabupaten Biak.

Baca Juga: Lebanon Mulai Mengganas, Pemimpin Hizbullah Pamerkan Gudang Senjata Dua Kali Lipat Lebih Banyak untuk Bombardir Israel: Kami Bisa Serang di Titik Manapun!

MS menyimpan empat senjata itu di rumah keluarganya di Biak. Ia lalu berangkat ke Nabire menggunakan pesawat.

Tiba di Nabire, Jhon justru memerintahkan MS kembali ke Biak untuk mengambil empat pucuk senjata api tersebut.

Pada 3 November 2020, sekitar pukul 09.00 WIT, MS berangkat ke Biak menggunakan kapal cepat dan mengambil senjata api yang dititipkan pada keluarganya.

MS berangkat menuju Nabire sembari membawa senjata api dan amunisi yang disimpan dalam tas ransel abu-abu pada 5 November.

Baca Juga: Diklaim Selalu Haus Darah, Inilah Kukri, Pisau Khas Nepal yang Jadi Senjata Andalan Pasukan Gurkha Dalam Banyak Peperangan

Paulus menjelaskan, polisi mencoba meringkus MS pada 6 November. Tindakan itu diambil setelah mendapat informasi keberadaan senjata api dari warga.

“Pada 6 November 2020, Sekitar pukul 06.00 WIT, langsung dilakukan penangkapan, namun MS melarikan diri sedangkan barang bukti berasil diamankan,” kata dia.

Sementara MS melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Manokwari. Tiba di Manokwari, MS menurunkan dua pucuk senjata untuk diberikan kepada KS.

Satu senjata dibanderol dengan harga Rp 30 juta. Uang hasil penjualan itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara, empat pucuk senjata dibawa ke Kabupaten Biak.

Baca Juga: Halalkan Segala Cara, Agen Wanita Mossad Pakai Rayuan Maut untuk Memperdaya Musuh Saat Rahasia Senjata Nuklir Israel Dibocorkan Teknisinya

MS menyimpan empat senjata itu di rumah keluarganya di Biak. Ia lalu berangkat ke Nabire menggunakan pesawat.

Tiba di Nabire, Jhon justru memerintahkan MS kembali ke Biak untuk mengambil empat pucuk senjata api tersebut.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Terbongkar, Senjata Api Asal Filipina Masuk ke Papua, Transaksi Dilakukan di Sulawesi Utara

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Wartakotalive