Find Us On Social Media :

Media Vietnam Ikut Bicara, Bongkar Penyebab Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang Menewaskan 62 Jiwa, Dua Hal Ini Diyakini Jadi Biang Keroknya

Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang hilang kontak di Kepulauan Seribu.

GridHot.ID - Dunia penerbangan Indonesia tengah berduka.

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 yang mengangkut 62 penumpang jatuh di daerah Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Banyak upaya dilakukan untuk menemukan puing-puing dan jejak Sriwijaya Air SJ-182.

Hingga akhirnya, pada Minggu (10/1/20), kotak hitam dari Boeing 737-500 dari pesawat Sriwijaya Air 737-500 dilaporkan telah ditemukan.

Baca Juga: Pilot Vincent Raditya Nekat Lakukan Live Youtube di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air, Melanie Subono Berikan Sindiran Menohok: Mayan Sih Duit Hasil Monitize!

Menurut laporan, misteri tentang penyebab jatuhnya pesawat tersebut kemungkinan akan segera diuraikan.

"Kami telah menemukan kedua kotak hitam. Penyelam akan mulai mencari mereka sekarang. Mudah-mudahan bisa segera kita bangun," ujar Ketua Komite Nasional Keselamatan Lalu Lintas Indonesia, Soerjanto Tjahjono.

Sementara media dari Vietnam, 24h.com.vn, pada Senin (11/1/20) mengatakan, ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab jatuhnya Sriwijaya SJ182.

Menukil pernyataan Sergei Melnichenko, Direktur Jenderal Analisis dan Konsultasi Keselamatan Penerbangan Internasional (Rusia), mengatakan bahwa cuaca buruk bisa menjadi penyebab utama kecelakaan Boeing 737-500.

Baca Juga: Habis Salat Biasa Keluarkan Uang Rp 50 Ribu Buat Dibagi-bagikan, Kelakuan Capt Afwan Pilot Sriwijaya Air SJ-182 yang Gemar Sedekah dan Ibadah Diingat Banyak Orang

"Saat bencana, cuaca sangat rumit. Hujan deras dan badai petir yang kuat saat pesawat meninggalkan Jakarta," katanya.

"Mesin itu tiba-tiba menurun dari ketinggian saat mencapai 3.230 meter. Saat itu, pesawat mungkin telah rusak karena cuaca," kata Melnichenko.

Data pelacakan Flightradar24 menunjukkan bahwa Boeing 737-500 umur 26 tahun, jatuh dari ketinggian lebih dari 3.000 meter hanya dalam empat menit setelah lepas landas.

Hendrik, seorang nelayan yang berada di dekat lokasi jatuhnya pesawat mengatakan dia sedang memancing di tengah hujan lebat.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Sriwijaya Air Baru 4 Menit Mengudara Sudah Terjun Drastis, Pesawat yang Alami Mesin Mati Ini Justru Bisa Mendarat Darurat dengan Selamat di Anak Sungai Bengawan Solo

Lalu, dia mendengar ledakan sekitar 50 meter dan gelombang besar muncul.

"Saya sangat takut dan harus berusaha agar perahu tidak terbalik. Setelah laut tenang, saya melihat banyak puing," kata Hendrik.

Alvin Lie, analis penerbangan Australia, percaya bahwa usia pesawat menjadi alasan utama mengapa Boeing 737-500 jatuh.

"Jika pesawat dirawat dengan baik, umurnya tidak menjadi masalah keamanan. Namun Sriwijaya Air baru-baru ini mengalami tekanan finansial yang besar ketika Covid-19 berdampak negatif pada industri penerbangan Indonesia," kata Lie.

Baca Juga: Cuma Selang Sehari Sebelum Tragedi Jatuhnya SJ 182, Pesawat Sriwijaya Air Lain Ternyata Alami Masalah Usai Beberapa Menit Mengudara, Disebut Berputar Empat Kali Sebelum Putar Haluan Kembali ke Bandara

"Sriwijaya Air memiliki posisi keuangan yang sangat buruk sehingga mereka mungkin tidak terlalu banyak berinvestasi dalam pemeliharaan," katanya.

"Para pilot dan insinyur dipotong gaji mereka yang membuat mereka tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Anggaran yang terbatas juga mempengaruhi pembelian suku cadang," imbuh Lie.

Data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa Boeing 737-500 jatuh secara vertikal setelah terbang ke kiri, kanan, lalu kiri.

"Ada kemungkinan orang di dalam tidak sadarkan diri sebelum pesawat jatuh," kata Lie.

Semua 62 penumpang dan awak dalam penerbangan Sriwijaya Air, berangkat dari Jakarta ke Pulau Kalimantan, Indonesia, diyakini telah meninggal.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Media Vietnam Ini Ungkap Dua Alasan Utama Ini Kemungkinan Besar Jadi 'Biang Kerok' Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182"

(*)