Jilat Ludah Sendiri, China Kepergok Terus-terusan Kirim Drone Mata-mata Bawah Air ke Perairan Indonesia, Laut Jawa Diduga Jadi Incaran Tiongkok Sejak Lama

Rabu, 13 Januari 2021 | 12:13
Twitter / @ Mediaelayar

Temuan 'drone'

Gridhot.ID - China memang terkenal sebagai negara yang cukup kontroversial dalam mengambil langkah geopolitik.

Banyak negara sudah berkonflik hebat dengan China akibat ulahnya.

Salah satunya yang jadi bebuyutan tentu saja Amerika Serikat.

Empat tahun lalu, China menemukan American Underwater Unmanned Vehicle (UUV).

China kemudian melontarkan kritikan pada Amerika karena dianggap memata-matai China di Laut China Selatan.

Baca Juga: Sputnik V Siap Mendarat di Indonesia, Rusia Selangkah Lebih Cepat Siapkan Vaksinnya, Kedubes Negeri Beruang Merah Sudah ke BPOM Lakukan Pendaftaran

Namun, situasinya kini berubah, bak menjilat ludah sendiri, UUV dari China kini ditemukan di lautan Indonesia.

Bahkan tak hanya satu yang tertangkap tetapi ada tiga UUV dari China yang ditemukan nyelonong di lautan Indonesia.

UUV China terbaru ditemukan di dekat pulau Selayar di Indonesia pada Desember 2020 lalu.

Kemudian, UUV Indonesia baru saja menemukan milik China yang bertuliskan, Institute Otomasi, Institut Sains Senyang.

Setelah ditemukan Pangkalan Militer Angkatan Laut Indonesia di Makassar menguji perangkat ini.

Baca Juga: 2021 Bakal Tidak Ada Rasanya, Bumi Disebut Berputar Lebih Cepat dalam 50 Tahun Terakhir, Satu Hari Tak Lagi Berwaktu 24 Jam!

Seperti dikutip dari 24h.com.vn, pada Senin (11/1/2021), seorang pakar mengomentari penemuan itu dengan menyebut misi rahasia China di Laut Indonesia.

"Sangat penting bahwa UUV China ditemukan di Selat Sunda, tempat China kemungkinan mengerahkan kapal selam dari Laut China Selatan ke Samudera Hindia," kata Malcolm Davis, Analis pertahanan Institute of War Policy, Australia.

"UUV China menggunakan gelombang suara untuk mengukur kedalaman dasar laut," kata Davis.

"Mereka juga dilengkapi dengan sensor untuk menyelidiki suhu air laut dan kecepatan transmisi suara," imbuhnya.

"Jika ada konflik, dengan UUV yang dikerahkan, China bisa mengirim kapal selam kesana kemari terus menerus antara Laut China Selatan dan Samudera Hindia tanpa ada ketidakpastian," jelasnya.

Baca Juga: Rencananya Mau Melangsungkan Resepsi Pernikahan di Pontianak, Teman Ifan Seventen Malah Jadi Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Ini Sosoknya yang Dikenal Baik dan Pekerja Keras

UUV adalah robot modern, mereka melakukan perjalanan dengan tenang di dasar laut dan mengukur salinitas, kekeruhan, dan konsentrasi oksigen di air laut dan mengumpulkan data.

Selain itu UUV tidak membutuhkan operator untuk mengendalikannya.

Angkatan laut dari banyak negara di dunia sering menggunakan UUV untuk melacak bawah laut, sebelum mengerahkan kapal selam atau armada angkatan laut.

"Kehadiran UUV menandakan China sudah mengerahkan kapal selam di kawasan Selat Sunda," kata Timothy Heath, pakar keamanan di firma analisis Rand (AS).

"Intelijen dan peningkatan kemampuan operasional kapal selam di Laut China Selatan adalah apa yang diharapkan China," katanya.

Baca Juga: Videonya Bersama Gisel Menyebar Luas hingga Membuatnya Ditetapkan Jadi Tersangka, Nobu Mengaku Khawatir dengan Kondisi Keluarga: Ayah Sakit...

"Tidak hanya di Laut Cina Selatan, Cina juga berambisi untuk memperluas pengaruh militernya ke Samudera Hindia," imbuhnya.

Davis menambahkan, "Jika ada konflik militer, memahami lingkungan maritim di selat penting."

"Seperti Sunda memungkinkan angkatan laut Tiongkok beroperasi lebih efektif saat menghadapi kapal selam musuh dan ranjau air," katanya.

Menurut para ahli, dengan menyebarkan banyak UUV di Laut China Selatan, China ingin memamerkan kecanggihan teknologinya.

China juga ingin menunjukkan bahwa memiliki teknologi pembuatan kendaraan bawah air tanpa awak semodern UUV Orca AS.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Drone Bawah Air China Terus-Terusan Ditemukan di Lautan Indonesia, Pakar Ungkap Ada Rencana Tersembunyi yang Sedang Dilakukan China Mengincar Laut di Dekat Pulau Jawa Ini.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari