Gridhot.ID -Fraksi Partai PDIP di DPR melakukan rotasi atau memindahkan kadernya ke sejumlah komisi di parlemen.
Salah satunya adalahRibka Tjiptaning yang dengan tegas menolak program vaksin Covid-19 Sinovac.
Ribka yang sebelumnya menjadi anggota Komisi IX DPR (bidang kesehatan) dirotasi ke Komisi VII (pertambangan).
Dengan latar belakang seorang dokter, Ribka telah bertahun-tahun jadi anggota Komisi IX bahkan ia sempat menjadi ketua komisi selama beberapa periode.
Namun nasib Ribka kini mulai berubah setelah dirinya lantang menolak vaksin Covid-19 buatan China.
Rotasi atau pemindahan penugasan tersebut, diketahui dari salinan surat yang diterima Tribunnews.com, Senin (18/1/2021) malam.
Surat Fraksi PDIP DPR bernomor 04/F-PDIP/DPR-RI/2022, terkait perubahan penugasan di Alat Kelengkapan Dewan dan ditujukan kepada pimpinan DPR RI.
Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto dan Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto, pada 18 Januari 2021.
Sebelumnya, Ribka ditugaskan menjadi anggota Komisi IX yang mempunyai ruang lingkup di bidang kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan.
Ia dipindahkan ke Komisi VII dengan ruang lingkup tugas di bidang energi, riset dan teknologi.
Selain Ribka, Fraksi PDIP DPR juga merotasi empat anggotanya yang lain, yaitu Johan Budi Sapto Pribowo dari Komisi II ke Komisi III.
Kemudian, Gilang Dhielafararez dari Komisi VI ke Komisi III, Marinus Gea dari Komisi III ke Komisi XI, serta Ihsan Yunus dari Wakil Ketua Komisi VIII menjadi anggota Komisi II.
Menurut Bambang, dirotasinya sejumlah nama oleh fraksi merupakan keputusan politik yang tentu memiliki argumentasi berbasis fakta.
"Bagi semua pihak yang terkena rotasi silakan melakukan retrospeksi dan introspeksi," ujarBambang dikutip dari Kompas TV.
Sebelum dirotasi, Ribka Tjiptaning menyatakan penolakan atas program vaksinasi Covid-19 buatan Sinovac.
Hal tersebut dikemukakan dalam Rapat Kerja Komisi IX dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin,Selasa (12/1/2021).
"Kalau persoalan vaksin, saya tetap tidak mau divaksin, mau pun sampai yang 63 tahun bisa divaksin. Saya sudah 63 nih, mau semua usia boleh tetap (saya tolak). Misalnya saya hidup di DKI, semua anak cucu saya dapat sanksi Rp 5 juta mending saya bayar, saya jual mobil kek," kata Ribka.
"Bagaimana orang Bio Farma juga masih bilang belum uji klinis ketiga dan lain-lain," lanjutnya.
Latar Belakang Ribka Tjiptaning
Lahir di Yogyakarta pada 1 Juli 1959, Ribka merupakan lulusan S1 kedokteran Universitas Kristen Indonesia tahun 2002.
Dikutip dari dpr.go.id via Tribunwow.com, Ribka lalu menempuh pendidikan Ahli Asuransi Kesehatan Universitas Indonesia.
Dalam kariernya sebagai dokter, Ribka pernah bekerja dokter di RS. Tugu Ibu Cimanggis dari 1990-1991.
Lalu jadi dokter di Karya Bakti Kalibata dan Klinik Partuha Ciledug tahun 1991, Klinik Waluya Sejati Abadi Ciledug tahun 1991-1992.
Ia juga sempat menjadi dokter di perusahaan Puan Maharani pada 1992-2000 sebelum akhirnya terjun ke politik dan bergabung dengan PDIP.
Ribkapun menjadi anggota DPR dua kali, yakni pada periode 2005-2009 dan 2019 hingga sekarang.
(*)