Find Us On Social Media :

ITS Unjuk Gigi Perangi Covid-19, Guru Besar Riyanarto Sarno Luncurkan Alat Deteksi Corona Lewat Bau Keringat Ketiak,: Ini yang Pertama di Dunia

Ilustrasi virus corona

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Covid-19 bisa dideteksi dari bau keringat ketiak?

Untuk menjawab hal ini ternyata Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Riyanarto Sarno, kini tengah mengembangkan inovasi alat pendeteksi Covid-19 melalui bau keringat ketiak yang bernama i-nose c-19.

Melansir dari Kompas.com yang merangkum dari laman ITS, i-nose c-19 merupakan alat screening Covid-19 pertama di dunia yang mendeteksi melalui bau keringat ketiak (axillary sweat odor).

Baca Juga: Kemenpan RB Bantah Surat Pengangkatan Honorer Tanpa Tes yang Viral di Medsos, Tjahjo Kumolo Ngotot PNS Tetap Harus Lewat Seleksi Ketat Negara, DPR Justru Beri Usul Ini

Alat ini bekerja dengan cara mengambil sampel dari bau keringat ketiak seseorang dan memprosesnya menggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

“Keringat ketiak adalah non-infectious, yang berarti limbah maupun udara buangan i-nose c-19 nggak mengandung virus Covid-19,” ujar Riyanarto.

Riyanarto menjelaskan kelebihan i-nose c-19 sebagai alat deteksi Covid-19 yaitu sampling dan proses berada dalam satu alat, sehingga seseorang dapat langsung melihat hasil screening pada i-nose c-19. Hal ini tentunya menjamin proses yang lebih cepat.

Baca Juga: Pemblokiran Rekening FPI Disebut Munarman Bisa Picu Rush Money, Ferdinand Hutahaean: Perasaanmu Aja, Lha Wong Bangsa Ini Bangga Atas Pembubaran FPI

"i-nose c-19 juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), sehingga pengisian data cukup dengan menempelkan e-KTP pada alat deteksi cepat Covid-19 ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, Riyanarto mengatakan bahwa data dalam i-nose c-19 terjamin handal karena penyimpanannya pada alat maupun cloud. Penggunaan cloud computing mendukung i-nose c-19 dapat terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, rumah sakit maupun laboratorium

Selain terjamin dari segi biaya karena menggunakan komponen teknologi yang murah, i-nose c-19 juga nggak membutuhkan keahlian khusus dalam implementasinya.

“Scanner ini dapat dilakukan oleh semua orang dengan perangkat pengaman yang lebih sederhana yakni hanya sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar,” tuturnya.

Baca Juga: Jauh-jauh Mampir ke Prancis, Prabowo Resmi Boyong Deretan Alutsista Canggih dari Prancis untuk Besarkan Otot TNI, Nota Kesepakatannya Bocor di Instagram, Ini Isi Belanjaan Sang Menhan

Riyanarto mengungkapkan, i-nose c-19 merupakan hasil penelitian selama empat tahun yang kemudian dioptimalkan dengan menyesuaikan virus Covid-19 sejak Maret 2019 lalu. Saat ini, i-nose c-19 telah sampai pada fase satu uji klinis. “Ke depannya akan ditingkatkan lagi data sampling-nya untuk izin edar dan dapat dikomersialkan ke masyarakat,” ujar dosen Teknik Informatika ITS ini.

Riyanarto berharap, semoga i-nose c-19 ini dapat segera dikomersialkan dalam waktu maksimal tiga bulan ke depan. “Melihat semakin meningkatnya penyebaran virus Covid-19 ini dunia membutuhkan banyak teknologi screening yang mudah dan cepat diimplementasikan,” katanya.

Baca Juga: Keberadaan Harun Masiku Belum Terdeteksi, Keluarga Syok Dengar Kabar Sudah Meninggal: Saya Terakhir Ketemu 4 Tahun yang Lalu

Wakil Rektor IV, Bambang Pramujati ST MScEng PhD juga mengungkapkan, jika penemuan yang digagas tim peneliti ITS ini merupakan salah satu lanjutan dari kontribusi ITS di era pandemi Covid-19 saat ini.

Ia mengatakan, nantinya setelah melewati serangkaian uji coba dan peningkatan sampel diharapkan bisa mempercepat proses pendeteksian orang-orang yang terduga terjangkit virus Covid-19 maupun tidak. Ia juga menyampaikan, (ITS) juga meminta dukungan dari Pemprov Jatim untuk bisa bersama-sama memperkenalkan dan mengembangkan alat tersebut.(*)