Find Us On Social Media :

Masyarakat Harus Tahu, Sudah Wanti-wanti Sejak Oktober 2020, BMKG Kembali Beri Peringatan Soal Skenario Terburuk Bencana Hidrometeorologi

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati saat jumpa pers di k

Dwikorita menjelaskan fenomena iklim yang terjadi bersamaan itu adalah La Nina yaitu anomali suhu muka air laut di wilayah Samudra Pasifik yang mengakibatkan suhu muka air laut relatif lebih dingin dibandingkan suhu muka laut di perairan Indonesia yang semakin hangat.

Sedangkan saat ini berdasarkan analisi BMKG, suhu di wilayah perairan Indonesia mencapai 29 derajat celcius.

Fenomena lainnya yaitu angin Monsun Asia yang mengakibatkan peningkatan pembentukan awan-awan hujan di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Waspada! Hampir Sama dengan Insiden di Palu, BMKG Prediksi Gempa Susulan di Sulawesi Barat Bisa Picu Tsunami, Segini Perkiraan Kekuatannya

Serta adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yaitu gelombang atmosfer yang membawa kumpulan awan hujan yang bergerak dari Samudra Hindia di zona tropis dari sebelah timur Afrika atau sebelah barat Indonesia memasuki wilayah Indonesia menuju wilayah Pasifik.

Selain itu juga adanya fenomena gelombang atmosfer yang terjadi di ekuator yaitu gelombang Rossby Ekuator dan Kelvin yang meningkatkan potesi hujan.

Juga menghangatkan muka air laut di perairan Indonesia sehingga menambah penguapan.

Baca Juga: Merapi Bergejolak, Mbak You Singgung Soal Kepercayaan Masyarakat Setempat: Walau Ada BMKG, Belum Tentu Mereka Akan Turun Gunung

Saat ini juga terpantau adanya bibit siklon dan fenomena siklonik di beberapa titik yang dapat berdampak secara tidak langsung dapat meningkatkan curah hujan dan kecepatan angin.