Bebani Pikiran, Dokter Forensik Ngaku Pecahkan Kasus Pembunuhan Berkat Penampakan: Ada Anak Lari-lari, Ternyata Korban Hamil 9 Bulan!

Selasa, 02 Februari 2021 | 15:25
(TribunJakarta.com/Bima Putra)

Diberi Petunjuk Oleh Sosok Tak Kasat Mata, Ahli Forensik Ungkap Kasus Pembunuhan Hilda, Awalnya Tak Tahu Sedang Hamil: Kayak Dikasih Petunjuk Gitu

GridHot.ID - Sempat heboh kasus seorang istri siri yang sedang hamil dibunuh oleh suaminya sendiri dan jasadnya dibuang di Tol Jagorawi akhirnhya telah terungkap.

Laki-laki tersebut bernama Hendra Supriyatna (38) dan istrinya bernama Hilda Hidayah (22).

Melansir Kompas.com, pelaku pembunuhan wanita hamil yang jasadnya ditemukan di dekat pintu masuk Tol Jagorawi, Jakarta Timur, April 2019, mengaku menyesal atas perbuatannya.

"Dari hati yang paling dalam saya mohon maaf. Sudah lama saya menyesal. Untuk keluarga Hilda Hidayah saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Hendra di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (16/12/2020).

Terdapat kisah menarik dibalik pengungkapan jasad ibu hamil dibuang di Tol Jagorawi tersebut.

Baca Juga: Kepincut Pria Muda, Gadis 16 Tahun Nekat Bunuh dan Mutilasi Suggar Daddy, Aksinya Dibantu Sang Kekasih: Kami Membawanya di 14 Kantong Sampah

Ahli forensik Kombes Pol. Dr.dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F yang mengotopsi jasad Hilda Hidayah mengungkapkan petunjuk kasus tersebut.

Petunjuk tersebut berasal dari sosok tak kasat mata yang lari-lari di ruang otopsi memberikan petunjuk bagi dr.Hastry.

Padahal, kasus tersebut sempat menjadi beban pikirannya selama setahun.

Dikutip dari TribunJakarta.com, dr. Hastry, sang ahli forensik bercerita mulanya tak mengetahui Hilda sedang hamil.

Saat jasadnya diserahkan ke tim forensik, dr. Hastry berpikir jasadnya sudah membengkak karena membusuk.

Baca Juga: Contek Perang 44 Hari Armenia-Azerbaijan, China Mulai Siapkan Strategi, Drone Bunuh Diri Disebut-sebut Jadi Kunci

Namun belakangan, dr. Hastry mengaku seperti diberi petunjuk Tuhan melalui sosok anak kecil.

Sosok anak kecil tak kasat mata itu berlarian di ruang otopsi jenazah.

"Ada anaknya lari-lari, ternyata dia (korban) hamil sembilan bulan," ucap dr. Hastry dikutip TribunJakarta.com di YouTube Denny Darko, Minggu (31/1/2021).

dr. Hastry menceritakan kasus ini ikut menjadi beban pikirannya selama setahun sampai terungkap.

"Jadi beban pikiran ya kasus ini, yang lain alhamdulilah udah terungkap," ucapnya.

"Kenapa dok terbebani? Apa karena wanita terus hamil? Merasakan secara langsung energi si anak itu tadi?" tanya Denny Darko.

Baca Juga: Bak Tak Punya Hati Nurani, Habis Aniaya hingga Bunuh Warga, Pelaku Malah Foto-foto dengan Jasad Korban, Polisi: Untuk Meneror Warga

"Iya, iya waktu itu kan si jenazahnya sudah dalam keadaan membusuk, jadi saya mikir jasadnya besar semua gak tahu kalau dia hamil."

"Tapi kok saya lihat kayak ada anak lari-lari, ternyata pas saya buka hamil kan," sambung dr. Hastry.

Lanjut dr. Hastry, ia menganggap hal yang dilihatnya sebagai sebuah petunjuk.

"Kayak dikasih petunjuk gitu, saya kepikiran terus kalau belum terungkap," ucapnya.

Setelah mengotopsi jenazah Hilda dan memberitahu segala temuannya kepada penyidik, dr. Hastry bersyukur kini kasus tersebut terungkap.

Ia kagum dengan keuletan penyidik selama setahun berjuang keras menangkap pelaku.

"Penyidik itu ulet banget, ulet untuk mengejar korban itu siapa. Kalau sudah terungkap identitasnya kan polisi akan mudah," tutur dr. Hastry.

Baca Juga: Hati Luluh Lantak Bom Molotov Meledak, Pria di Pekanbaru Ini Berniat Bunuh Sang Mantan Pacar, Polisi: Pelaku Sakit Hati Cintanya Diputus

Diketahui, jasad Hilda saat itu belum diketahui identitasnya sehingga berstatus Mrs. X.

Polisi tidak menemukan sama sekali identitasnya.

Adalah Hilda Hidayah (22), wanita yang sedang hamil 9 bulan dibunuh suami sirinya, Hendra Supriyatna (38) sekira setahun lalu.

Polisi sulit mengungkap siapa gerangan Mrs X itu karena tak ada CCTV di lokasi.

Ciri-ciri fisik korban yang disebar pun tak membuahkan hasil.

Identifikasi lewat sidik jari gagal karena Hilda belum melakukan perekaman pembuatan KTP elektronik.

Baca Juga: Puluhan Hewan Ternak Dibunuh Makhluk Penghisap Darah, Polisi Akhirnya Turun Tangan Buru 'Pelaku', Warga: Mayoritas Warna Hitam

Jasad itu dibuang dan dikuburkan di Tol Jagorawi Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

Hendra dibantu seorang kernet bus, Muhammad Khairul Fauzi (20) alias Unyil, Rabu (3/4/2019).

Hingga 4 hari kemudian, jasadnya ditemukan setelah saksi melihat kaki Hilda menyembul.

Setelah dievakuasi polisi, barulah terlihat jasad Hilda yang sudah hampir membusuk.

SIMAK SELENGKAPNYA DI SINI:

Baca Juga: Digendong Petugas Damkar dan Gunakan Pengeras Suara, Bocah Kecil Ini Berhasil Gagalkan Upaya Bunuh Diri: Ayah Turun, Teteh Sayang Ayah

Keluarga Ingin Jasad Hilda Hidayah Dimakamkan di Kampung Halaman

(TribunJakarta/Bima Putra)

Kakak ipar Hilda Hidayah, Harum (33) saat memberi keterangan di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (22/12/2020).

Keluarga besar Hilda Hidayah (22) berusaha bangkit dari kasus pembunuhan yang dilakukan Hendra Supriyatna alias Indra (38) pada 3 April 2019 silam

Setelah memastikan Indra yang merupakan suami siri Hilda mendekam di sel tahanan Polsek Makasar guna mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Kakak ipar Hilda, Harum (33) mengatakan berharap agar jasad adik iparnya yang dibunuh saat hamil sembilan bulan itu dapat dimakamkan secara layak.

Baca Juga: Hati Ambyar Bakal Ditinggal Nikah Pacar, Pria Ini Nekat Coba Bunuh Diri di Toilet Rumah Sang Kekasih, Ditemukan Pingsan dengan Mulut Berbusa

"Rencananya jasad mau kita makamkan di kampung halaman, jadi mau dipindah dari sini (Jakarta) ke sana. Biar dimakamkan secara layak," kata Harum di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Senin (21/12/2020).

Meski jasad Hilda yang sebelumnya ditemukan dalam keadaan setengah terkubur di taman kota Tol Jagorawi pada 7 April 2019 kini sudah dimakamkan.

Namun jasad Hilda dimakamkan tanpa identitas karena baru pada Senin (14/12/2020) Unit Reskrim Polsek Makasar berhasil mengungkap identitas.

(TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Hendra Supriyatna alias Indra (38) saat proses rekonstruksi pembunuhan Hilda Hidayah di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (30/12/2020).

"Informasi dari polisi dimakamkan di TPU Kalideres (Tegal Alur), dimakamkan tanpa identitas. Makanya kita berharap banget jenazah bisa dipindah ke kampung halaman," ujarnya.

Baca Juga: Cek-cok Jual Beli Berujung Tragedi Berdarah, Tangan Pedagang Kabel di Pasar Kenari Jakpus Putus Ditebas Golok Pelanggan, Pelaku: Siapapun yang Melawan, Saya Bunuh!

Harum menuturkan pihak keluarga bakal memakamkan jasad Hilda di Desa Bantarkalong, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.

Keinginan pihak keluarga pun sudah disampaikan ke Unit Reskrim Polsek Makasar yang menangani kasus pembunuhan Hilda.

"Besok mau ke RS Polri Kramat Jati untuk tes DNA, nanti yang dites dua kakak kandung almarhum. Karena harus diidentifikasi dulu untuk memastikan jasad baru bisa dibawa," tuturnya.

Sebagai informasi jasad Hilda sebelumnya sempat diautopsi dan berada di Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur selama beberapa waktu.

Tapi karena kasus tak kunjung terungkap jasad dimakamkan di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, tempat pemakaman bagi jenazah tak memiliki identitas.

Baca Juga: Merasa Tertipu, Pria Ini Duel dengan Penjual Kabel di Pasar Kenari Hingga Tebas Tangan Pedagang Sampai Putus, Pelaku: Siapa Melawan Akan Saya Bunuh

Pun sudah dimakamkan sejak lama, RS Polri Kramat Jati sebelumnya sudah mengambil sampel DNA sehingga identifikasi tetap dapat dilakukan.

Dalam kasus pembunuhan Hilda, penyidik Unit Reskrim Polsek Makasar menetapkan Indra dan Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) sebagai tersangka.

Indra merupakan pelaku utama pembunuhan sementara Unyil berperan membantu membuang lalu menguburkan jasad Hilda di taman kota Tol Jagorawi.

Terungkap Cara Indra Hapus Jejak Pembunuhan Istri Siri

(TribunJakarta.com/Bima Putra)

Hendra Supriyatna alias Indra (38) saat memperagakan membunuh Hilda Hidayah (22) dalam bus Mayasari di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (30/12/2020).

Baca Juga: Asal Ceplos Sebut Chacha Sherly Ingin Bunuh Diri Lantaran Kesulitan Ekonomi, Iis Dahlia Langsung Kicep Setelah Dilabrak Cita Citata, Permintaan Maaf Keluar dari Mulutnya

Pelarian pelaku pembunuhan Hilda Hidayah (22), Hendra Supriyatna alias Indra (38) terbilang licin.

Bagaimana tidak, sejak aksi kejinya menghabisi nyawa Hilda pada 3 April 2019 silam, ia baru ditangkap Kamis, (16/12/2020).

Nyaris 2 tahun Indra buron, kini ia harus berurusan dengan polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Mulanya, polisi menangkap Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) pada Senin (14/12/2020) yang membantu Indra saat membuang jasad Hilda di taman kota Tol Jagorawi, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

Dihadirkan dalam gelar perkara di Mapolsek Makasar Jakarta Timur, Indra dan Unyil hanya bisa tertunduk lesu.

Baca Juga: Pamer Cap Tiga Jari untuk Ambil Surat Bebas Murni, Vanessa Angel: Mantan Napi Bisa Jadi Lebih Baik!

Indra mengaku menyesal dan berdalih sempat berniat menyerahkan diri ke polisi usai membunuh Hilda yang pada saat kejadian sedang hamil sembilan bulan.

Aksi sadis Indra berawsal saat Hilda mendatangi pelaku di Terminal Cikarang.

Saat itu Indra masih berprofesi sebagai sopir bus Mayasari dan Unyil sebagai kernetnya.

Tepatnya pada Rabu (3/4/2019) pukul 21.00 WIB kala Hilda hendak meminta Indra meresmikan hubungan pernikahan mereka secara hukum negara.

"Korban meminta pertanggungjawaban pelaku sejak hamil lima bulan. Tapi pelaku selalu menolak karena sudah berkeluarga, dalam bus mereka bertengkar sampai pelaku membunuh korban," ujar Kapolsek Makasar Kompol Saiful Anwar.

Baca Juga: Rawan Jadi Duel Maut Berbahaya, Rusia Pamerkan Jet Tempur Su-57 Terbarunya, Klaim Bisa Bunuh F-35 AS dengan Mudah

Tak hanya Indra dan Unyil, satu unit bus Mayasari P9BC rute Kampung Rambutan-Cikarang berpelat B 7069 juga diamankan sebagai barang bukti dalam kasus pembunuhan Hilda Hidayah.

Kapolsek Makasar Kompol Saiful Anwar mengatakan dalam bus tersebut lah Hilda dibunuh suami sirinya sendiri, Indra .

"Dalam bus tersebut pelaku memukul kepala korban menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus hingga korban tewas," kata Saiful.

Dikubur Sebatas Perut

Saat dihadirkan dalam ungkap kasus di Mapolsek Makasar dia mengaku membunuh lalu membuang jasad istri sirinya Hilda Hidayah (22).

Indra nekat menghabisi nyawa istri sirinya lantaran kesal kepada korban yang meinta pertanggungjawaban untuk dinikahi secara hukum negara.

Baca Juga: Sakit Hati Dibilang Ganteng, Pria Ini Gelap Mata Bunuh Tetangga Kosnya Sendiri, Polisi: Hanya Itu yang Diucapkan Korban

"Pas membunuh itu saya tahu dia sudah hamil. Kalau selama tinggal ngontrak kadang saya pulang nemuin dia. Karena kan saya juga sudah punya keluarga," ujar Indra.

Jengkel lantaran korban terus-terusan meminta dinikahi secara hukum negara, Indra akhirnya gelap mata dan memukul korban menggunakan balok.

Tak hanya memukul dengan balok pengganjal pintu bus, dari hasil pemeriksaan Saiful menuturkan Indra sempat mencekik Hilda sekitar 5 menit.

Tujuannya memastikan Hilda yang dikenal Indra karena bekerja jadi pegawai satu rumah makan di Terminal Kampung Rambutan sepenuhnya tewas.

"Setelah memastikan korban tewas pelaku turun dari bus memanggil Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) yang merupakan kernetnya saat menjadi sopir bus Mayasari," tuturnya.

Buang Barang Bukti untuk Hapus Jejak

Baca Juga: Jumawa Pamerkan 'Mesin Penghancur' Baru, Rusia Klaim Jet Tempur Su-57 Miliknya Bisa Bunuh F-35 AS dengan Mudah, Siap Duel Satu Lawan Satu dengan Amerika

Dari Terminal Cikarang, Indra dan Unyil membawa jasad Hilda menggunakan bus lalu membuangnya di taman kota Tol Jagorawi, Kelurahan Kebon Pala.

"Sesampainya di sana pelaku menggali tanah lalu menguburnya hingga posisi jasad korban tertutup sebatas perut. Setelahnya pelaku kabur," lanjut Saiful.

Dalam perjalanan, balok kayu pengganjal pintu bus yang digunakan Indra membunuh korban dibuang di Kali Cipinang pinggir Tol Jagorawi.

Sementara batang besi yang digunakan menggali tanah dan handphone Hilda dibuang di Kalimalang, Cibitung guna memuluskan pelarian mereka.

Kernet Bus Stres Dihantui Arwah

Malam itu Unyil tak bisa menolak ketika diajak Indra untuk membantu menguburkan mayat korban ala kadarnya di taman kota Tol Jagorawi.

Baca Juga: Niatnya Cari Sinyal di Hutan untuk Belajar Daring, Siswi SMP Dicabuli Seorang Pemuda, Pelaku Ancam Bunuh Korban Jika Tak Mau Layani

Indra memilih menguburkan mayat Hilda di taman kota Tol Jagorawi, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, karena area sekitar sepi dan jauh dari permukiman warga.

Terus menyembunyikan aksi kejinya, Unyil mengaku stres. Tapi, ia tak berani menyerahkan diri ke polisi.

"Saya enggak kuat, stres. Tapi mau nyerahin diri juga enggak berani, takut dipenjara," ujar Unyil saat dihadirkan di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Rabu (14/12/2020).

Unyil juga mengaku selama ini terus dihantui oleh arwah korban.

"Saya dihantui terus sama arwah korban. Saya minta maaf sama korban," imbuh dia.

Sehari-hari, Unyil menjadi kernet bus angkutan umum berpelat B 7069 IV rute Kampung Rambutan-Cikarang yang disopiri oleh Indra.

Baca Juga: Selamat dari Insiden Kapal Titanic, Masabumi Hosono Malah Dicap Sebagai Pengecut Hingga Diminta Lakukan Bunuh Diri, Begini Kisahnya

Unyil ikut membantu mengangkat mayat korban saat hendak dikuburkan.

"Saya pegang tangannya. Tapi yang menggali tanah untuk lokasi nguburnya, si Indra. (Korban Hilda, red) Dikubur malam-malam," terang Unyil.

Memohon Tak dihukum Mati

Indra hanya bisa tertunduk lesu saat dihadirkan dalam gelar perkara pembuangan mayat perempuan hamil di taman kota Tol Jagorawi, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.

Nyalinya seolah ciut tatkala mendengar ia bisa dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana karena membunuh Hilda Hidayah, yang tak lain adalah istri sirinya.

Indra menyesal dan berdalih sempat berniat menyerahkan diri ke polisi usai membunuh Hilda yang sedang hamil sembilan bulan pada 3 April 2019 silam.

Baca Juga: Bergelantungan di JPO Saat Hendak Nekat Bunuh Diri, Nyawa Gadis Ini Terselamatkan Berkat Aksi Heroik Driver Ojol: Nggak Tau Sebabnya, Pokoknya Saya Angkat Dulu

Tak ingin dihukum mati, Indra berharap penyidik Unit Reskrim Polsek Makasar tak menjeratnya dengan pasal tersebut.

Sebab pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana ancaman hukumannya meliputi hukuman mati bagi pelaku.

Indra bahkan memohon kepada polisi agar ia tidak dijatuhi hukuman mati.

"Ya enggak mau Pak, jangan dihukum mati," kata Indra di Mapolsek Makasar, Jakarta Timur, Kamis (17/12/2020).

Harapannya tak dijerat pasal 340 KUHP disampaikan tak sampai lima menit setelah Kapolsek Makasar Kompol Saiful Anwar menjelaskan pasal untuk Indra.

Meski di awal pemeriksaan Indra baru dijerat pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Baca Juga: Corona Terlanjur Jangkiti 26 Juta Warganya Sampai Bunuh 437 Ribu Orang, Amerika Serikat Malah Baru Saja Wajibkan Warganya Pakai Masker di Transportasi Umum, Kenapa?

Saiful menuturkan tidak menutup kemungkinan pasal 340 KUHP diterapkan, mengingat pemeriksaan masih bergulir dan berkas belum dilimpah ke Kejaksaan.

Diwartakan sebelumnya, seorang warga menemukan jasad perempuan terkubur ala kadarnya di taman kota Tol Jagorawi pada Minggu (7/4/2019) silam.

Saat ditemukan jasad Hilda dakam keadaan setengah terkubur dan kondisi jasad mulai membusuk.

Identitas korban saat itu berstatus Mrs X, karena polisi sama sekali tak menemukan identitas padanya.

Polisi sulit mengungkap siapa gerangan Mrs X itu karena tak ada CCTV di lokasi. Ciri-ciri fisik korban yang disebar pun tak membuahkan hasil.

Identifikasi lewat sidik jari gagal karena Hilda belum melakukan perekaman pembuatan KTP elektronik.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, TribunJakarta.com