GridHot.ID- Kebudayaan Jepang memang sedikit berbeda.
Seorang prajurit bisa melakukan ritual bunuh diri atau harakiri untuk memulihkan sebuah kehormatan.
Tindakan seperti itu dianggap sebagai cara heroik untuk mati, memungkinkan prajurit untuk menghilangkan rasa malu.
Pada budaya Barat, masalah sosial seperti rasa bersalah, dapat diselesaikan melalui proses hukum atau melalui psikoterapi atau tindakan pengakuan kepada seorang pendeta.
Namun, konsep rasa malu adalah inti dari budaya Jepang dan tidak dapat diangkat sampai orang tersebut melakukan apa yang diharapkan komunitas.
Baca Juga: Pamer Cap Tiga Jari untuk Ambil Surat Bebas Murni, Vanessa Angel: Mantan Napi Bisa Jadi Lebih Baik!
Harapan itu sering kali mencakup ukuran drastis dari bunuh diri.
Salah satu contohnya adalah pada kasus Masabumi Hosono, yang aibnya, dalam konteks budaya asalnya, menimpa dirinya pada malam tenggelamnya RMS Titanic.
Hosono memang satu-satunya orang Jepang yang menaiki Titanic dan dia selamat dari salah satu tragedi kecelakaan kapal paling terkenal sepanjang masa.
Sebagai pegawai Kementerian Perhubungan Jepang, Masabumi Hosono telah menyelesaikan perjalanan kerja ke Rusia dan memesan tiket kelas dua di kapal impian tersebut.
Dia datang ke Inggris setelah penugasannya di Rusia, di mana dia mempelajari pengoperasian kereta api negara itu.