Guru besar menyatakan bahwa perbuatannya tidak etis.
Hosono kemudian diberikan kembali pekerjaannya, dengan penjelasan dia adalah karyawan yang sangat terampil.
Dia terus bekerja di sana sampai dia meninggal pada tahun 1939. Namun, aib tetap membayangi nama keluarga.
Sementara Masabumi Hosono secara pribadi tidak akan pernah berbicara tentang malam tenggelamnya - malam memalukan - anggota keluarga menerbitkan surat emosional yang dia tulis kepada pasangannya beberapa kali setelah kematiannya.
Publikasi terakhir surat tersebut datang dari cucu Masabumi, Haruomi Hosono, seorang musisi ternama di Jepang, yang menggunakan momen ketika Titanic karya James Cameron akan dirilis di bioskop.
Seperti yang dijelaskan Haruomi Hosono, dengan menerbitkan kembali surat tersebut memberikan kelegaan bagi keluarga, cara yang tepat untuk mengembalikan kehormatan nama keluarga Hosono.
Mungkin agak sulit untuk memahami mengapa seorang anggota keluarga perlu menerbitkan surat itu lagi, tetapi itu adalah keputusan yang dibuat dengan harapan, bahwa perkataan Masabumi Hosono akan menunjukkan emosi dirinya, dan akhirnya, kata-kata itu akan menjadi kemampuan untuk menghilangkan rasa malu dari keluarga Hosono.
Artikel ini telah tayang di Instisari Online dengan judul "Kisah Masabumi Hosono, Selamat saat Titanic Tenggelam tapi Malah Disebut Pengecut Bahkan Diminta Lakukan Harakiri oleh Masyarakat Jepang, Tragedi Sekoci Pemicunya"
(*)