Find Us On Social Media :

Teka-teki Akhirnya Terjawab, Menghilang 3 Bulan hingga Kepergok Main Golf di Hainan, Ternyata Ini yang Dilakukan Jack Ma Selama 'Bersembunyi'

Jack Ma akhirnya muncul kembali ke publik

GridHot.ID - Sosok Jack Ma tentu sudah tak asing lagi.

Ia merupakan seorang pebisnis berkebangsaan Tiongkok yang wira-wiri jadi bahan pemberitaan.

Sebelumnya, Jack Ma sempat dikabarkan menghilang usai melontarkan kritik pedas ke pemerintah Tiongkok.

Baca Juga: Tiba-tiba Kembali Muncul Beri Seminar Para Pengusaha, Berikut Kabar Terbaru Soal Kontroversi Hilangnya Jack Ma, Sang Miliader Ternyata Tak Dibunuh dan Dipenjara

Melansir Kontan.co.id, setelah berbulan-bulan orang berspekulasi akan keberadanaanya, Jack Ma akhirnya dikabarkan terlihat bermain golf di Resor Golf Sun Valley di Hainan, China. Pendiri Alibaba Group tersebut tidak terlihat di publik sejak mengkritik bank sentral China ketika jadi pembicara dalam sebuah konferensi teknologi finansial pada Oktober 2020.

Sumber Bloomberg seperti dikutip Kamis (11/2/2021) mengatakan, Jack Ma terlihat melakukan tee off permainan golf dalam beberapa pekan terakhir di Sun Valley Golf Resort. Ia digambarkan seperti seorang pemain golf pemula

Sun Valley Golf Resort itu terletak di Pulau Hainan, tidak jauh dari daratan China. Resor yang memiliki lapangan golf dengan 27 lubang itu disebut menawarkan pemandangan hijau yang luas dan pemandangan menakjubkan.

Baca Juga: Sudah Jadi Incaran Pemerintah China, Jack Ma Kini Bermasalah dengan Amerika Serikat, Aplikasi Buatannya Diblokir Donald Trump Sampai Ada Larangan Keras

Berbagai spekulasi terkait keberadaan Jack Ma bermunculan dalam beberapa bulan terakhir. Ada yang menyebut kemungkinan milliader itu telah melarikan diri ke Singapura. Ada pula yang menyebut, Jack Ma kemungkinan telah ditempatkan di bawah tahanan rumah oleh pemerintah China. Bahkan, ada yang berspekulasi ia dikurung di penjara dengan keamanan tinggi.

Dilansir dari Kompas.com, pendiri Alibaba Group, Jack Ma, sempat "menghilang" sejak bulan Oktober 2020 lalu setelah mengkritik pemerintah China.