Find Us On Social Media :

Jadi Pelopor Perusahaan Multinasional dan Pencetak Saham Pertama di Dunia, VOC Ternyata Punya Strategi Khusus untuk Keruk Kekayaan Negara Indonesia, Total Hartanya Tak Akan Bisa Ditandingi Siapapun Hingga Detik Ini

Pejabat VOC

Tak hanya di Batavia, VOC juga memantapkan dirinya di dekat Jepang, menjadi satu-satunya perusahaan yang diizinkan berdagang di sepanjang Malabar Cost di India, menyingkirkan Portugis, di Sri Lanka, dan Tanjung Harapan Afrika Selatan, dan seluruh Asia.

Untuk melancarkan monopoli komersilnya, VOC juga mendirikan pabrik perusahaan untuk pengumpulan hasil dan menekan para penguasa perorangan untuk berbisnis.

Mengendalikan sumber-sumber pasokan produk tertentu seperti produksi cengkeh, misalnya terbatas di Ambon, pala dan gada ke Kepulauan Banda.

Pada abad ke-18, didorong melalui sistem pengiriman paksa dan kontinjensi.

Kontinjensi merupakan bentuk pajak yang terutang dalam bentuk natura di wilayah yang dikendalikan langsung oleh perusahaan.

Seperti pengiriman paksa terdiri dari produksi yang dipaksa ditanam oleh pembudidaya lokal dan dijual kepada perusahaan dengan harga yang ditentukan.

Akibatnya, seluruh sistem perdagangan perusahaan dirancang untuk mengekstraksi hasil bumi dari Hindia Timur untuk dibuang ke pasar Eropa.

Baca Juga: Kiwil Koar-koar Ngaku Lebih Ganteng dari Arya Saloka Hingga Jadi Incaran Kaum Hawa, Rohimah Tersenyum Kecut: Yakin Banget Sih?

Keuntungan menjadi milik perusahaan, bukan produsen. Para pedagang pribumi di kawasan itu disingkirkan oleh VOC karena ia menguasai lebih banyak perdagangan ekspor nusantara.

Menurut Visual Capitalist, VOC mengalami puncak kejayaan pada fenomena tulip mania, dengan keuntungan hingga 78 juga Gulden,

Dikutip Gridhot dari artikel terbitan Mike Dash pada 2011, Tulip mania adalah periode di pada Zaman Keemasan Belanda selama kontrak harga untuk umbi dari bunga tulip yang baru diperkenalkan mencapai tingkat harga yang sangat tinggi dan tiba-tiba runtuh.

Pada puncak tulip mania, pada bulan Februari 1637, beberapa tulip tunggal dijual lebih dari 10 kali pendapatan tahunan seorang pengrajin terampil.

Manurut laporan tahun 2017, kekayaan VOC saat itu mencapai 7,9 triliun dollar AS, atau sekitar Rp107.037,1 Triliun.

Kekayaan itu, setara dengan gabungan 20 perusahaan moderen saat ini, seperti Apple, Microsoft, Facebook, Cevron, dan ExxonMobil.

Bahkan perusahaan terkaya di dunia Apple.Inc tak mampu menandingi kekayaan VOC.

Namun, VOC hancur dari dalam karena korupsi yang merajalela. Kemudian ambruk pada tahun 1799.

Baca Juga: Tubuhnya Masih Digerogoti Penyakit Berbahaya, Ashanty Ngaku Sempat Minta Anang Hermansyah Pergi hingga Siapkan Surat Wasiat untuk 4 Anaknya , Berikut Isinya!

Semua asetnya dilimpahkan ke kerajaan Hindia Belanda, setelah kemerdekaan konon menjadi milik republik Indonesia.

(*)