Find Us On Social Media :

Jadi Turut Kena Getahnya, Amukan Massa Anti Kudeta Mulai Marah dengan Respon Indonesia Soal Politik Myanmar, Media Asing Soroti Langkah Kementerian Luar Negeri RI

(Ilustrasi) Media asing menyoroti Indonesia yang diprotes sassa anti-kudeta Myanmar

1. Reuters (Media London, Inggris)

Reuters yang pertama menggulirkan kabar tentang rencana penerbangan Menteri Luar Negeri Indonesia ke Myanmar, menurut surat dari Kementerian Perhubungan tertanggal Selasa (23/2/2021).

Menurut informasi dari pejabat otentik yang diterima Reuters, Retno Marsudi juga telah menggalang dukungan di Asia Tenggara untuk pertemuan khusus tentang Myanmar.

Melansir Reuters pada Rabu (24/2/2021), terdapat informasi dari berbagai sumber yang mengatakan Jakarta mengusulkan ASEAN mengirimkan pengawas untuk memastikan para jenderal mengadakan "pemilihan yang adil dan inklusif".

Baca Juga: 10 Jenazah Hanyut Terbawa Arus dan Kain Kafan Bergelantungan Akibat Longsor, Begini Penampakan Makam yang ada di Desa Klodran, Colomadu, Karanganyar

Sontak kabar itu menyulut amarah massa anti-kudeta Myanmar, yang memperjuangkan hasil pemilu pada November lalu, di mana hasil dimenangkan oleh Aung San Suu Kyi, tapi ditentang oleh para jenderal militer hingga terjadilah kudeta.

Pertemuan di Myanmar memicu keraguan dari beberapa pengguna Twitter dan The Future Nation Alliance, sebuah kelompok aktivis yang berbasis di Myanmar.

Kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kunjungan Retno akan "sama saja dengan mengakui junta militer".

Baca Juga: Masih Ingat Pesulap Pak Tarno? Dulu Tenar dan Poligami dengan Pramugari Muda, Kini Justru Muncul dengan Kabar Menyedihkan Hingga Netizen Iba, Kenapa?

The Future Nation Alliance menuntut pejabat asing bertemu dengan Htin Lin Aung, perwakilan dari Komite Perwakilan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH), yang dibentuk oleh anggota parlemen yang digulingkan, yang telah ditunjuk sebagai "satu-satunya pejabat yang bertanggung jawab untuk hubungan luar negeri".

"Kami sangat menentang dan mengutuk Indonesia karena mengirimkan utusan pemerintah ke Burma untuk komunikasi resmi dengan rezim kudeta," kata pernyataan itu.