Sempat Koar-koar Tak Percaya Covid-19 Hingga Larang Warganya Menggunakan Vaksin, Presiden Tanzania Kini Menghilang Secara Misterius, Begini Asumsi Para Politisi

Jumat, 12 Maret 2021 | 09:13
Daily Monitor

John Magufuli

GridHot.ID -Presiden Tanzania John Magufuli sempat membantah adanya Covid-19 di negaranya.

Namun pada bulan lalu, Magufuli mengakui bahwa virus itu menyebar dan meminta warganya memakai masker.

Kendati demikian, melansir Tribunnews.com, Magufuli lebih mengimbau warganya untuk memanjatkan doa dibandingkan menerapkan lockdown untuk mengatasi krisis akibat pandemi ini.

Bahkan, Magufuli juga memperingatkan warganya agar tidak menggunakan vaksin dan menegaskan bahwa 'orang Tanzania' akan digunakan sebagai 'kelinci percobaan'.

Baca Juga: Jadi Kebanggaan Tersendiri Bagi Tanah Air, Negeri Tirai Bambu Percayakan Sepenuhnya Produksi Vaksin Corona ke Indonesia, Siap Jadikan Pusat Penyebaran se-ASEAN

Ada spekulasi yang menyebar saat ini bahwa Magufuli sendiri kemungkinan telah didiagnosis positif terinfeksi Covid-19, setelah dua minggu tidak muncul di depan publik.

Mengutip Kompas TV, keberadaan Magufulimenjadi misteri setelah terakhir muncul di depan publik pada 27 Februari.

Magufuli terakhir terlihat saat menghadiri acara pengambilan sumpah menteri luar negeri di Dar Es Salaam.

Menghilangnya Magufuli ini membuat politisi di Tanzania maupun negara tetangga seperti Kenya berasumsi bahwa Magufuli jatuh sakit.

Baca Juga: Wacanakan Kampus Akan Dibuka Bulan Juli, Kemendikbud Kejar Target Selesaikan Vaksinasi Sektor Pendidikan: Tunggu Dosen dan Mahasiswa Kelar

Harian Kenya The Nation melaporkan, Magufuli saat ini sedang menjalani perawaran di Nairobi.

Namun, laporan yang mengutip dari sumber pemerintah itu ditanggapi oleh jubir Magufuli yang mengatakan dia tak tahu di mana saat ini presiden berada.

Magufuli Tak Percaya Covid-19

Magufuli yang menjabat presiden Tanzania sejak 2015 itu memang jadi sorotan akibat sikapnya yang tidak mempercayai wabah Covid-19.

Meski begitu, Tanzania pada 16 Maret 2020 sebenarnya melaporkan adanya kasus persana Covid-19.

Baca Juga: Mengalir Hingga ke Cita Citata, Segini Total Fee Bansos Covid-19 yang Diterima Sang Pedangdut, Saksi: Hanya Menjalankan Perintah

Namun, Magufuli menganggapnya enteng.

Pada 22 Maret 2020, Presiden berusia 61 tahun itu memberikan pidato di Dodoma dan mengeklaim pandemi takkan bisa menyakiti Tanzania yang mayoritas beragama Kristen.

"Virus corona itu seperti Iblis, tidak akan bisa menembus tubuh (Yesus) Kristus. Dia akan terbakar seketika," klaimnya.

Lalu pada Juni 2020, Magufuli mengumumkan bahwa negara dengan populasi 60 juta itu sudah "bebas" dari wabah berkat doa yang dilakukan selama tiga hari.

Baca Juga: Kecipratan Fee Bansos Covid-19, Nama Cita Citata Disebut Dalam Sidang Kasus Korupsi Juliari Batubara, Aliran Dana Rp 14,7 Miliar Kini Terungkap

Di kala negara-negara tetangga di Afrika memperketat perbatasan, dia menolak memberlakukan lockdown dan menyerukan bahwa para wisatawan dunia aman saat berkunjung ke negaranya.

Tak hanya itu, ketika alat tes Covid-19 mulai datang, magufuli dengan tegas menolak dan mengatakan alat itu adalah kegagalan.

Dalam klaimnya, ia menyebut alat tes itu memberikan hasil positif untuk kambing serta buah pepaya.

Bahkan ia juga mengatakan, vaksin yang saat ini beredar di seluruh dunia tidak efektif. Ia merasa, jika vaksin tersebut efektif, seharusnya dunia juga membuat vaksin untuk HIV/AIDS.

Baca Juga: Merasa Tersudut Gara-gara Jadi Biang Kerok Klaster Keluarga, Aurel Hermansyah Menyesal Tularkan Covid-19 ke Ashanty Sampai Berdoa Tiada Henti: Ya Allah Kenapa Aku Nularin ke Bunda

Untuk melawan virus corona, John Magufuli meminta rakyatnya untuk menghirup uap dan makan kentang sebagai obat.

Tak lupa, ia juga menyarankan untuk terus berdoa kepada Tuhan, baik saat berobat maupun bekerja.

Namun, sikap tidak percayanya terhadap Covid-19 itu mulai jadi bumerang untuk dirinya.

Pada 21 Februari 2021 lalu, Magufuli mengakui bahwa negaranya mulai kewalahan menangani penyebaran virus corona.

Pengakuannya terjadi setelah dua pejabat, Wakil Presiden Pertama Zanzibar Seif Sharif Hamad dan Kepala Sekretaris John Kijazi meninggal dunia bulan lalu.

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Tribunnews.com, Kompas TV